Kamis, 28 Juni 2018

Real 3 New

Jet pribadi yang sangat besar, dan Pete memberi tanda agar aku naik ke pesawat sebelum dia naik. Dia menjemputku di rumah kurang dari satu jam lalu, dan dia terlihat gagah dengan setelah ala Man in Black. Aku menaiki tangga dan menyadari bahwa aku benar-benar ada di dalam pesawat, seperti di pesawat besar. Namun, tidak ada pesawat komersil yang aku naiki memiliki sedikit saja kemewahan di dalam seperti yang satu ini. Suede, kulit, kayu mahoni, hiasan emas, dan layar canggih menghiasi interior. Itu semua adalah koleksi mainan pria yang besar dan luar biasa kaya ini.
Kursi-kursi di susun dalam bagian-bagian yang menyerupai ruang keluarga kecil, dan di bagian pertama ini ada empat kursi kulit mewah berwarna gading, lebih besar dari kursi kelas satu. Kursi-kursi itu berisi Riley yang tersenyum, yang berdiri untuk menyambutku, serta dua staf Remington yang lain-- pelatih pribadinya, Lupe, seorang pria berusia empat puluhan yang botak yang terlihat seperti Dady Warbucks di Film Annie, dan koki ahli gizi, Diane, yang aku kenali sebagai wanita yang mengirimkan tiket padaku.
Senang bertemu denganmu, Ms Dumas”, kata pelatih Lupe, dengan ekspresi cemberut di wajah nya yang entah bagaimana aku gambarkan sebagai ekspresi alaminya.
Aku menjabat tangannya. “Aku juga , sir”.
Oh, bah. Panggil aku pelatih. Semua orang memanggil begitu”.
Yah, halo lagi”, kata Diane, genggamannya halus dan lembut. “Aku Diane Werner, koki, garis miring ahli gizi, garis miring gadis pengirim tiket”.
Aku tertawa. “senang bertemu dengan mu , Diane”.
Udara di sekitar mereka tampak terbuka dan nyata, dan sedikit kegembiraan melintas di kepalaku saat berpikir untuk menjadi anggota tim lagi. Sungguh apa yang akan membuatku sangat bahagia dan puas sebagai seorang profesional adalah bahwa mulai sekarang, ketika Remington Tate bertarung di dalam sebuang ring, dia akan mengalir seperti pita dengan kekuatan selusin lembu, dan aku hanya suka mengetahui bahwa aku sedang berkerja dengan orang-orang special lainnya yang memiliki sasaran yang setara.
Brooke” Pete memberi arahan ke belakang pesawat, aku menyusuri lorong berkarpet , melewati bagian lain dari empat kursi lain dan melewati layar TV besar dan bar berpanel kayu besar, terdapat bangku kulit yang terlihat seperti sofa. Dan disana, di tengah-tengahnya. Dengan rambut hitam yang di tekuk, saat dia mendengarkan headphone nya, adalah Remington Tate. Menara testosteron setinggi enam kaki.
Panas yang tak terduga memancar langsung ke aliran darahku pada penampakan pertama dia di siang hari. Dia memakai kaos hitam yang menempel di ototnya, dan denim rendah yang tersampir, dan tubuhnya yang sangat berotot itu memakainya dengan kesempurnaan yang terpusat saat dia duduk di bangku kulit kelabu yang luas di ujung yang terjauh.
Jantungku memberi tendangan liar, karena dia terlihat seksi seperti biasanya, dan aku benar-benar berharap tidak memperhatikan dia secara otomatis. Kurasa kau tak akan bisa menyembunyikan sesuatu sebagai seksualitas yang terang-terangan seperti dia.
Dia menginginkan mu di belakang sana”, Pete memberitahuku. Dan aku tidak bisa tidak mengenali bahwa dia hampir terdengar menyesal.
Menelan kelembapan mulutku, aku berjalan dengan gelisah menyusuri lorong pesawat ketika dia mendongak, matanya menangkap mataku. Aku pikir aku melihat matanya menyala, tetapi gagal membaca apapun dalam ekspresinya saat ini dengan seksama saat aku mendekat.
Tatapannya membuatku gugup, aku merasakan kesemutan sekali lagi, tepat di pusat diriku.
Dia adalah orang terkuat yang pernah aku lihat, di seluruh hidupku.dan aku cukup familiar pada subjek untuk tau bahwa benang dalam gen ku dan DNA adalah gairah alami untuk keturunan yang sehat, dan itu datang dengan ketergesaan untuk memiliki pasangan dengan siapapun yang aku nggap sebagai lelaki sejati dari spesiesku. Aku tak pernah sekalipun dalam hidupku menemukan lelaki yang membuatku gila untuk kawin seperti dia. Seksualitasnya membakar dengan kedekatanya. Ini tidak nyata. Reaksi ini. Objek wisata ini. Aku tak akan percaya jika Melanie menjelaskan padaku dan aku merasa seperti kuali yang mendidih di bawah kulitku.
Bagaimana aku akan menyingkirkan ini?
Bibir melengkung sedikit, seolah-olah merasa geli karena lelucon pribadi, dia melepas headphon nya saat aku berhenti sejarak lengan dari nya. Suara musik Rock mengalir dalam keheningan. Dia menunjuk ke arah kanannya, dan aku duduk, berusaha keras memblokir pengaruhnya padaku.
Lebih besar dari kehidupan, seakan aku melihat bintang film secara pribadi, kharismanya mengejutkan. Dia memiliki aura kekuatan yang murni, setiap inci dirinya ramping dan berotot, memberikan kesan pria, tetapi dengan permainan ekspresinya yang menawan dia terlihat muda dan bersemangat.
Aku merasa kalau kami adalah orang termuda dalam pesawat, dan aku merasa jauh lebih muda ketika duduk di sampingnya, serakan aku baru menjadi remaja lagi. Bibirnya melengkung, dan sejujurnya aku belum pernah bertemu yang begitu percaya diri, duduk kembali di kursinya dengan sensasional matanya tidak melewatkan apapun, “Kau sudah bertemu dengan semua staf?” dia bertanya.
Ya”, aku tersenyum.
Dia menatapku, lesung pipinya di tunjukan, matanya menilai. Sinar matahari menerpa wajahnya dengan sudut yang tepat untuk menerangi bintik-bintik matanya, bulu matanya begitu hitam, dan tebal, membungkus kolam biru yang menghisapku.
Aku ingin memulai secara profesional, karena itulah satu-satunya cara aku melihatnya berkerja, jadi aku mengikat longgar sabuk pengamanku di pinggang ku dan beralih ke pekerjaan.
apakah kau memperkerjakanku untuk cedera olahraga atau lebih ke pencegahan?” tanyaku.
pencegahan”, suaranya kasar dan mengundang luapan merinding di lenganku, dan aku perhatikan, cara tubuhnya yang besar berbalik ke arahku, bahwa dia tidak menganggap perlu mengenakan sabuk pengaman di pesawat.
Mengannguj, aku membiarkan mataku melayang ke dadanya dan lengannya yang kuat. Lalu aku sadar mungkin menatap terlalu kentara.
Bagaimana keadaan bahumu? Sikumu? Apakah kau ingin aku melakukan sesuatu untuk Atlanta? Pete memberitahuku bahwa ini adalah penerbangan selama beberapa jam”.
Tanpa menjawabku, dia hanya mengulurkan tangannya kpadaku, dan tangannya sangat bbesar, dan dengan setiap luka baru di buku-buku jarinya. Aku menatapnya sampai aku menyadari dia menawarkan tangannya padaku, jadi aku meraihnya dengan kedua tanganku. Sebuah sensasi waspada dari bulu tangannya dan dengan dalam masuk dalam diriku. Matanya menggelap ketika aku mulai menggosok telapak tangannya dangan dua ibu jariku, mencari simpul dan kekakuan. Kontak kulit ke kulit sangat kuat, dan aku bergegas mengisi keheningan yang tiba-tiba terasa seperti beban berat disekitar kami.
aku tidak terbiasa dengan tangan sebesar ini. Tangan murid-muridku biasa nya lebih mudah untuk di pijat”.
Lesung pipinya tidak terlihat. Entah bagaimana aku tidak yakin dia mendengarku. Dia tampak sangat asyik menonton jari-jariku di tangannya. “kau melakukan dengan baik” ujarnya, suaranya rendah.
Aku menjadi terpesona di pesawat, cekungan telapak tangannya, setiap kapalan dari lusinan kapalan di tangannya. “berapa jam yang kau habiskan dalam sehari?” aku bertanya, dengan lembut, karena jet lepas landas dengan begitu lancar, aku hampir tidak menyadari bahwa kami telah mengudara.
Dia masih memperhatikan jari-jariku, matanya setengah terpejam, “kami menghambiskan delapan jam. Empat jam dan empat jam.
aku akan memijatmu setelah kau selesai berlatih. Apakah itu yang specialismu lakukan?” tanyaku.
Dia mengangguk, masih tidak menatapku. Lalu matanya melirik ke atas.
Dan kau? Siapa yang merawat lukamu?” dia memberi petunjuk pada penyangga lututku, terlihat melalui rok sepanjang lututku, yang naik sedikit ketika aku duduk.
Tak ada seorang pun. Aku telah selesai rehabilitasi”, pikiran tentang pria ini melihat video ku yang memalukan membuatku mual. “kau menggoogle ku juga? Atau apakah orang-orangmu memberitahumu?”
dia menarik tangannya yang bebas dariku dan memberi isyarat ke bawah “Mari kita lihat lututmu”.
Tak ada yang bisa di lihat”, tetapi ketika dia terus menatap kakiku melalui sorot mata yang gelap, aku menekuk dan mengangkat kakiku beberapa inci untuk menunjukan padanya penyangga lututku. Dia meraih dengan satu tangan dan membuka Velcro dengan tangan satunya untuk mengintip kulitku, lalu dia mengusapkan ibu jarinya di bekas luka di tempurung lututku.
Ada sesuatu yang berbeda dari cara dia menyentuhku.
Tangan kosongnya ada di lututku, dan aku bisa merasakan kapalan tangannya di kulitku. Aku tak bisa. Bernapas. Dia memeriksa sedikit, dan aku menggigit bibir bawahku dan menghembuskan napas kecil yang tersisa di paru-paruku.
Masih sakit?”
aku mengangguk, tapi masih tetap tak bisa berpikir tentang tangannya yang lebar dan kering. Menyentuh lututku. “ aku telah berlari tanpa penyangga, dan aku tau aku seharusnya belum boleh. Aku hanya berpikir bahwa aku tak akan pernah sembuh”.
sudah berapa lama ini?”
enam tahun lalu” aku ragu, lalu menambahkan. “dan dua... kedua kalinya itu terjadi”.
ah, cedera ganda. Jadi itu sensitif?”
sangat”, aku mengangkat bahu. “kurasa aku senang bahwa pada kali kedua itu terjadi aku sudah memulai kuliah master ku dalam bidang rehabilitasi. Kalau tidak, aku tak tau apa yang akan aku lakukan”.
rasanya sakit tidak bisa berkompetisi lagi?”
dia menatapku dengan penuh keterbukaan dan minat, dan aku tak tau mengapa aku bahkan menjawab. Aku belum pernah membicarakan ini secara terbuka dengan siapapun. Itu menyakitkan dalam setiap bagian diriku. Hatiku, harga diriku, jiwaku. “iya. Itu benar. Kau mengerti, bukan?” sku bertanya, tenang, saat dia menurunkan kakiku ke bawah.
Dia mengikat pandanganku saat ibu jarinya dengan ringan menyentuh lututku, kemudian kami berdua melirik sentuhannya, seolah kami berdua sama – sama tercengang untuk menyadari betapa mudah baginya untuk meninggalkan sentuhanya disana sementara kami melakukan semua percakapan ini-- dan untuk ku mengizinkannya. Dia melepaskannya dan kami tak mengatakan apapun.
Aku mengembalikan Velcro-ku tapi di bawah penyanggaku, aku merasa seakan dia baru saja menyiramkan kulitku dengan bensin, dan itu akan meledak terbakar setiap dia menyentuhku.
Lakukan yang satu ini”.
Dia menempatkan tangan terjauhnya ke padaku dengan kepalan saat dia berbicara, dan aku agak bersyukur atas kesempatan untuk mecara serius terbiasa menyentuh pria itu untuk tujuan kerja.
Bergeser ke sisiku, aku meraih tangannya dengan kedua tanganku dan melebarakanya dengan jemariku. Dia bersandar kembali ke tempat duduk dan meregangkan lengannya yang bebas , salah satu yang laing dekat denganku, di sepanjang bangku di belakangku. Rasa siaga yang berlebihan dari lengan yang diregangkan menerpa ku bahkan walaupun dia tidak menyentuhku, dan sekali lagi, aku terpesona dan anehnya terpesona dengan telapak tangannya, bagaimana kasar, kokoj dan kapalannya tangannya.
Aku tak tau kenapa dia memilih duduk di bangku panjang bukannya kursi tunggal, tapi tiba-tiba pahanya terlalu dekat , lututnya di tekuk, kakinya melebar, mengambil dua kursi, dan menyisahkan aku satu kursi dan aku bisa merasakan dan mencium setiap inci dirinya.
Empat teman penerbangan kami yang lain tertawa-tawa di depan dan matanya menyorot kesana, lalu kembali padaku. Aku sepenuhnya sadar akan tatapannya saat aku menekan telapak tangannya dengan ibu jariku, mendorong keras pada jaringan sampai aku merasakan simpul kecil yang aku temukan memudar. Aku terus mencari dan menelusuri lebih jauh tetapi tidak dapat menemukannya, jadi aku berpindah ke pergelangannya.
Dia memiliki pergelanga tangan terluas dan paling kuat yang pernah aku lihat, dan lengan bawahnya yang kuat di bangun dan di jalin dengan urat-urat tebal yang membentang di lengannya. Aku memegang tangannya saat aku memutar pergelangan tangannya, dan aku terpesona akan pergerakan sendinya, bergerak sempurna. Aku memeriksa lengan bawahnya lalu bisepnya, yang mengeras dan mengapresiasiku. Aku menutup mata dan berkerja lebih jauh dengan otot-ototnya . Tiba-tiba lengan di belakangku melipat , dan tangannya melingkar di sekitar tengkukku, dia bersandar dan berbisik. “Lihat aku”
Aku membuka mataku untuk melihat matanya berkilauan, dan dia terlihat sangat terhibur. Kurasa dia tau aku sedikit bersemangat. Aku ingin menjatuhkan tangannya dan menggeliat , tapi aku tak ingin itu terlihat terlalu jelas, jadi aku menurunkanya dengan hati-hati dan balik tersenyum. “apa?”
Tak ada”, jawabnya, menampakkan lesung pipinya. “aku sangat terkesan. Kau sangat teliti, Brooke”.
tentu. Dan tunggulah sampai aku mengerjakan bahu dan punggungmu. Aku mungkin harus berdiri di atasmu”.
Dia mengerutkan satu alisnya yang gelap dan tampak sangat terhibur. “berapa banyak kemungkinan berat mu?”
aku mengerling. “aku terlihat ramping, tapi aku masih terlihat sedikit berotot”.
Dia mengejek lalu memiringkan kepalanya dengan rasa ingin tau saat dia meraih lenganku dan menggenggam bisep kecilku diantara dua jari. Untungnya, bisepku tetap teguh ketika dia mengepal. “Hmmm”, katanya , matanya menari dengan penuh kegembiraan.
apa? Apa maksudnya 'hmm'?” aku mengutuk.
Dia dengan berani meraih tanganku dan membungkus jari-jariku di sekitar otot bisep perutnya yang seksi. Dia bahkan tidak lentur,tetapi kulitnya yang halus dan kencang serta keteguhan total dibawah jemariku membuatku sesak napas. Dia seperti.....anak laki-laki. Menunjukan padaku bisepnya. Aku perhatikan dia memperhatikanku, dan mata birunya bersinar dengan intensitas yang menggembirakan. Aku menggigit bibir bawahku sebagai jawaban.
Karena pekerjaanku mengharuskanku menyentuh dia, sering, akan terasa sedikit aneh jika aku menari tanganku. Jadi sebagai gantinya, aku memberikan sedikit sentuhan jari-jariku. Itu seperti meraba batu yang sangat besar tanpa celah sedikitpun. Sama sekali.
Hmm”, aku berkata dengan wajah poker face terbaikku, mencoba untuk menutupi emosi di dalam. Aku telah gagal. Sepenuhnya gagal. Setiap organ seksual dalam diriku terjaga dan ngilu. Naluri kawin yang di induksi oleh genetika ku mendapat perhatian penuh, meraung dalam diriku.
Dia tertawa dan menggerakkan tangannya di sepanjang lenganku yang telanjang lagi. Dia mencelupkan ujung jarinya di bawah lengan kemeja berkancingku dan menggesernya tepat dibawah otot trisepku di belakang lenganku. Matanya benar-benar jahat karena dia tau dia benar-benar membuatku terpengaruh. Ini adalah salah satu bagian terburuk bagi seorang wanita, tepat dimana lemak tubuhmu diukur dengan cubitan.
Tak ada satupun di tubuhnya, dimana aku bisa menemukan sedikit lemak. Dia mungkin mengkonsumsi dua belas ribu kalori untuk mempertahankan masa otot tanpa lemak, yang mana aktif dilakukan oleh perenang olimpiade Michael phelps ketika masih aktif berlatih. Asupan kalorinya lima kali lebih banyak dari yang aku makan untuk mempertahankan berat tubuhku, tapi aku tidak benar-benar melakukan matematika sekarang. Jari-jarinya masih ada di bawah lenganku sekarang, menyentuh kulitku. Dia memiliki senyum lucu di wajahnya, matanya menari dalam kenakalan, namun suasanya telah berubah sampai aku merasa tidak hanya kami yang sangat sadar akan tubuh kami, tetapi orang lain di pesawat juga.
Hmm”, katanya lembut, dan akhirnya memberi sedikit cubitan. Kami berdua tertawa.]
aku menjernihkan tenggorokanku dan meluruskan punggungku, tak mampu lagi bertahan dengan sentuhan. Aku merasa sangat pusing dan aku membenci itu. Jadi aku menghubungkan ipod ku dengan headphone dari travel bag kecil yang aku bawa dan meletakkan di pangkuanku. Dia melihat ke bawah ke arah ipod dan headphoneku, kemudian dia melepaskan ipodku dan menghubungkannya ke headphone nya dan mulai mendengarkan musikku, dan menyerahkan ipod miliknya padaku. Aku mencari dari pilihan musiknya dan benar-benar membenci pilihan lagu-lagunya. Dia benar-benar penikmat musik Rock dan aku menjatuhkan headphone ku dan mengambil kembali ipod ku.
siapa yang bisa bersantai dengan itu?”
siapa yang ingin bersantai?”
aku”.
sini”, dia menyerahkan ipodnya lagi padaku. “aku memiliki beberapa lagu yang enak di dengarkan untukmu. Dengarkan satu milikku dan aku akan mendengarkan satu milikmu.
Dia memilihkan sebuah lagu untukku dari playlisnya, jadi aku memilih satu yang paling aku suka dari playlist ku, dan aku memutuskan pada satu lagu cewek yang berjudul “love song” milik Sara Bareiles, yang mana gadis ini menyatakan pada si lelaki bahwa lelaki itu bukan lah satu-satunya. Aku memainkan itu untuknya.
Kecintaan ku pada lagu yang menggambarkan kekuatan wanita hampir begitu melegenda. Lama dan baru. Itu semua yang temanku dan aku dengarkan. Bahkan Kyle pun menyanyikannya.
Jadi kemudia aku memakai headphone ku untuk mendengar lagu apa yang dia pilihkan untukku, dan sesuatu terjadi pada tubuhku ketika aku mendengar kata-kata pertama dari lagu itu, dan aku menyerah selamanya untuk menyentuhmu... dari Goo Goo Dolls “Iris”
and I give up forever to touch you...
Cause i know that you feel somehow...
you're the closest to heaven that i ever been and i don't want to go home Right now.
Aku menundukkan kepalanya untuk membuatnya tak bisa melihatku bahwa pipiku memerah dan hampir memaksa diriku untuk tidak menghentikan lagunya karena itu terasa amat sangat intim.
Untuk mendengarkan lagu itu.
Yang dia dengan anehnya pilihkan untuk ku dengarkan.
Tapi aku tak berani untuk menjedanya. Bahkan ketika dia membungkuk ke depan untuk menangkap ekspresiku. Lututnya menggesek lututku, dan di satu titik dari sentuhan kilat menyambarku saat lagu tetap mengalun di telingaku. And i don't want the world to see me, lagu dinyanyikan, but i want you to know who i am.
Kurasa aku bahkan tidak bernapas. Aku bahkan tak tau jika aku bisa.
Dia juga mendengarkan laguku, dan matanya begitu dekat denganku ketika aku melirik ke arahnya, aku bahkan bisa menghitung setiap bulu mata lentiknya. Aku bersumpah iris nya lebih biru daripada laut Caribia.
Bibirnya berkedut penuh humor , dan dia menggelengkan kepalanya dengan apa yang kupikir sebagai tawa. Tawa yang tak bisa aku dengar kareba aku mendengarkan akhir dari “iris” yang pertama kali aku dengar di filam City of angels dan yang membuatku menangis sampai berhari-hari. Seorang pria menyerah, secara harfiah, untuk bersama gadis yang dicintainya, dan kemudia sesuatu yang tragis terjadi-- seperti dalam film Nicholas Spark.
Ketika diam mengikuti akhir, perlahan-lahan aku melepas headphone ku dan mengembalikan ipodnya. “aku bahkan tak tau kau punya lagu-lagu slow disana”, aku bergumam sepenuhnya terlibat dalam percakapan baru dengan ipod ku sendiri, saat dia mengembalikannya.
Suaranya rendah dan intim. “ aku punya dua puluh ribu lagu, semuanya ada disini”.
Tak mungkin!” aku mengatakan secara otomatis penuh ketidakpercayaan saat aku mengmbil dan memeriksanya, dan itu benar. Mel mengtakan dirinya yang terbaik karena dia punya sepuluh ribu lagu, dan aku harus mengatakan padanya bahwa dia bukan.
Dan sekarang, apa yang tak bisa aku lupakan adalah , dari dua puluh ribu lagu, dia memainkan lagu itu untukku?
apa kau menyukainya?” matanya menembusku, dan aku tau dia dapat melihat wajahku yang memerah, aku tak dapat menutupi itu.
Aku mengangguk.
Ipod ku terasa lebih hangat dari biasanya karena aku dengan gugup mulai memainkannya, dan aku menolak untuk berpikir itu berasal dari tangannya. Tapi iti dari tangannya yang besar, berlekuk, kecoklatan, dan indah. Pipi memerah bahkan lebih panas, aku mencoba untuk tenggelam dalam musikku sendiri.
Terkadang, selama penerbangan dia menyerahkan headphone dan ipodnya , dan membuatku mendengarkan lagu, dan aku mencari satu untuknya. Aku tak tau ada apa denganku, tetapi ketika dia tersenyum padaku dengan senyum malas yang menunjukan lesung pipinya, mendengarkan semua lagu girl power yang aku serahkan padaku, seperti, “I will survive” dari Gloria Gaynor. Aku ingin meleleh, khususnya ketika di saat yang sama, iblis menyeringai dalam kenakalan dan tampaknya mulai memilih lagu untukku saat dia memainkan “Love Bites” dari Def leppard untukku.
Aku mati saat suara kuat dari ketukan Dr Dre- nya tumpah di telingaku, mendorong vokal-vokal maskulin rendah yang begitu dalam ke dalam tubuhku, setiap kata seksi tampak berdenyut tanpa malu dalam seks ku. Kata-kata itu begitu kasar dan duniawi, mereka membuatku berpikir tentang dia, dan aku, menyentuh dan mencium dan mencintai.... dan aku benci itu sekejap, aku bahkan percaya akan apa yang dia ingin untuk aku pikirkan.

Aku sekamar dengan Diane di Atlanta , dan aku suka bahwa menjaga sikat dan pasta giginya, dan semua hal keperluan wanita ditata dengan rapih seperti diriku. Dia adalah teman sekamar yang luar biasa, hangat dan positif setiap saat, dan aku suka kita membicarakan tentang masakan sehat spanjang sore, ketika kami sampai di ranjang queen size.
Aku belajar bahwa dia berbelanja untuk bahan -bahan lokal , dan segar setiap pagi dan memberi makan Remington hanya dengan makanan organik terbaik, setiap hari, terjadwal setiap tiga – empat jam-- yang mana mengapa waktu latihannya harus berjarak dengan seksi antara 3-2-2 , atau 4-4 dengan makanan berat untuk berjaga-jaga kemudian. Pria itu makan sebanyak tiga singa besar dan kelaparan. Dan di setengah jam setelah latihannya , begitu banyak karbohidrat yang bahkan yang aku dapatkan dengan memikirkan ubi dan pasta yang lezat yang dia lahap.
Diane membumbui semua makanannya dengan rempah-rempah alami seperti thyme, basil, rosemary, sedikit bawang putih, atau cabe rawit dan beberapa kombinasi yang telah aku catat ketika aku pulang. Dia bercerai di usia tiga puluh sembilan, dan dia juga memberitahuku bahwa kita akan menyelesaikan pertandingan terakhir di New York di akhir tour, kota yang ingin ku kunjungi.
Besok Remington melakukan pertarungan pertamanya dari dua pertandingan di Atlanta, dan sore ini aku menemukan diri ku nongkrong di sela-sela gym pribadinya yang disewa, menunggu untuk menstrecingnya begitu dia selesai. Ini malam ketiga kami disini, dan aku sudah menyadari bahwa Remington Tate seperti orang gila.
Pria
Marah
hari ini khususnya, dia tampak tak terkalahkan.
ada alasan kenapa dia masih begitu kuat di jam ini hari ini?” Pete bertanya pada Coach Lupe.
Hey, Tate! Berhenti pamer di depan Brooke”, Coach berteriak, dan kami mendengar tawa dari seberang gym, dimana Remington sedang membunuh---pembunuhan tak berperasaaa-- pada speed bag.
Walaupun ketika aku di latih untuk olimpiade, i tidak menghajar itu dengan cukup keras, dan terus terang , jadwal latihan Remington membuatku tersinggung. Hari ini dia selesai latihan hanging abs, dimana dia menggantung dari kakinya dan mengayunkan tubuhnya ke lututnya, secepat yang dia bisa, dengan sempurna melatih otot perut seperti dia tak melakukan apapun. Dia melakukan pulls-up, push-up, mountain climber, planking. Dia lompat tali hanya dengan satu kaki, dan berganti dengan kaki satunya, lalu dia melintasi tali, menyayun, menikung, membelok, semua nya sementara aku bahkan tak bisa melihat tali ,dia membuatnya mengayun begitu cepat karena secara ritmis menampar tanah... setelah itu, dia mengitari kotak-kotak atau bertanding ke ring dengan lawan tanding, dan jika lawan tandingnya habis sebelum dia melakukannya, seperti yang dia lakukan hari ini, Remy kembali ke samsak berat atau speedball, dan akhirnya basah kuyup.
dia suka menantang dirinya sendiri”, Pete menjelaskan padaku ketika kami terus me ngawasinya. “jika dia masih bisa memberikan pukulan di penghujung hari, dia akan mengomeli pelatih, bahwa pelatih tidak cukup memacunya lebih keras”.
Perlu satu jam bagi Remy untuk memperlambat, dan pada saat pelatih bersiul memanggilku, aku adalah orang yang sudah lelah dari stimulasi visual saat menonton Remington Tate yang berlatih. Setiap gerakan yang dia lakukan sangat agresif dan terasa seksual bagiku.
Bahkan dengan celana olahraga dan kaos oblong, tak ada cara bagiku untuk tidak melihat otot-otot bagian atas tubuhnya melalui kain katun yang basah, dan cara celana olahraganya menggantung rendah di pinggangnya yang sempit membuat payudara ku terasa berat dan menyakitkan. Aku bersumpah kepada tuhan aku tak bisa membayangkan bagaimana rasanya ketika aku menyusui suatu hari nanti.
Sambil menggigil sedikit panas, aku bergerak dan menuju matras, tempat Remington berdiri, menungguku, sudah tanpa baju. Deret keringat menempel di badanya , dan aku tau dia sangat hangat, dan otot-ototnya telah di latih untuk kelelahan. Tidak ada glikogen otot dalam penyimpanannya, glukosanya akan rendah, dan dia akan menjadi sangat panas seperti pretzel yang panas saat aku menggerakkannya. Prospek itu juga membuatku sangat panas. Itu adalah mimpiku, aku mendedikasikan hidupku untuk ini, tapi itu adalah pekerjaaan yang sangat menyentuh dengan pria ini, ini adalah tantangan besar. Bukan karena otot-ototmya sangat kuat dibanding ototku sendiri, tapi karena aku hampir tak bisa melakukan kontak dengan kulitnya yang keemasan tanpa merasa terbakar. Setiap pori-pori di tubuhku melompat penuh perhatian dan memusatkan perhatian di bagian tubuhku yang mana menyentuh tubuhnya. Aku benar-benar benci kehilangan kendali atas diriku.
Sekarang aku menyaksikan otot-ototnya menggembung saat dia membersihkan diri dan dengan sembarang menyeret handuk ke rambutnya yang lembab, membuatnya lebih seksi dan gagah. Aku juga memakai sepatu tenis dan pakaian persneling yang ketat untuk membuatku bergerak lebih mudah di atasnya, dan mata biru yang mencolok itu menyapuku ketika aku mendekat.
Dia terengah-engah , tidak tersenyum, lalu dia duduk di bangku sementara aku berputar dan mendekatinya dari belakang.
Dia merintih ketika aku mengatupkan jari-jariku di pundaknya, dan mulai memijat lebih dalam. Percikapn kegembiraan menghantam ke bagian bawah perutku ketika aku melakukan kontak, tetapi aku mencoba memadamkan semua reaksiku dan fokus untuk melemaskan lehernya, trisepnya, otot bisepnya. Aku mendorong otot dadanya, intinya, mencoba untuk tidak merespon seperti wanita untuk tiap-tiap ototnya dibawah jariku, kelenturan yang luar biasa di bawah sentuhanku.
Kami berkerja di setiap sendi, menarik semuanya lepas, gerakan ku sesekali membuatnya mengeluarkan suara rendah dan mendengkur. Otot-otot seks ku mengepal dan aku mencoba untuk merileks kan mereka, tetapi setiap kali dia mengerang, mereka menggenggam dan mengatup erat.
Aku benci ketika otot-otoku melakukan itu juga.
Tampaknya seni merileks kan pria ini tampaknya membuatku mengelurkan kekuatan sepuluh kali lipat.
Tapi setidaknya aku tidak lagi pengangguran.
Bernapas pelan dan dalam. Aku menghabiskan waktu ekstra saat aku memijat deltoidnya, bagian bahu yang paling bulat dan paling kecil. Aku meregangkan dan menggulung deltoidnya dan kemudian aku mengikuti ke supraspinatus nya, otot kecil manset rotator, dan juga yang paling terluka dari empat otot di sekitar ikatan itu.
Dia masih terengah-engah ketika aku selesai ,kecuali sekarang, begitu pula aku.
Coach bersiul. “baiklah, mandi. Dan sampai jumpa besok pukul enam pagi dan siap untuk bertarung. Sekarang pergi makan. Seekor sapi utuh”.
Reminton menarikku dari tempat kami mengerjakan punggungnya di atas lantai , mata birunya berkilauan saat dia menggenggam jari-jariku lebih lama dari yang aku kira. “belum berdiri di atasku?”
butuh beberapa saat untuk mengingat percakapan kami di pesawat, dan aku menyeringai. “belum. Tapi tak perlu khawatir. Jika kau terus berlatih seperti ini, kita akan sampai sana sebelum kamu sadar”.
Dia tertawa, dan menggantungkan handuk di lehernya saat dia menuju kamar mandi, dan beberapa jam kemudian aku membayangkan dia pasti jatuh tertidur setelah pengerahan tenaga yang dia lalui. Aku, disisi lain, berbaring terjaga, tidak bisa tidur. Aku telah menekan trisepnya tiga kali sejak kedatangan kami dan telah menentukan bahwa aku tidak gemuk, dan bahkan aku masih bertanya-tanya arti dari 'hmmm'.
Aku berpikir tentang pesawat dan tangannya di trisepku dan mata birunya di wajahku dan cara tatapannya yang mengguncangku ketika aku berjalan untuk meregangkan dia. Aku memikirkan cara dia menggodaku dan menghibur dirinya denganku selama tiga hari terakhir, dan aku hanya tidak mengerti mengapa semua itu membuatku menggeliat di dalam dan merasa sedikit menggigil di sekitarku.
Adrenalin ku akan meledak jika terus naik.
Aku mencoba memikirkan sesuatu yang lain, tetapi kakiku gelisah di bawah selimut , dan kebutuhan untuk keluar dan berlari memakanku. Seandainya aku bisa berlari sekenjang-kenjangnya, merasakan endhorpin bukannnya dentingan keci aneh di sarafku, kebutuhan aneh yang tumbuh dalam diriku ketika aku melihat Remington Tate. Bahkan ketika aku menyangkalnya pada Melanie, aku begitu yakin dia menginginkan ku di malam pertama di Seattle, aku hanya tak tau apa yang terjadi sehingga aku malah di rekrut.
Tapi itu yang aku inginkan , bukan? Sebuah pekerjaan.
Kecuali bahwa harga yang harus dibayar untuk pekerjaan baruku adalah penyiksaan seksual. Masalh besar. Aku akan menutupinya dengan lebih baik besok. Dengan resolusi baru itu, aku mengambil ipodku dari meja nakas dan menyalakan musikku dan memaksa diriku untuk mendengarka lagu apapun kecuali lagu yang dia putarkan untukku.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

STUCK UP SUIT Chapter 8

GRAHAM AKU TIDAK MENDENGAR KABAR NYA SEPANJANG HARI di hari sabtu, dan tidak seperti yang aku harapkan juga. Soraya Venedetta san...