Kamis, 28 Juni 2018

Lick Chapter Sembilan

Tangan hangat mendorong Tanktop ku saat matahari terbit. Disusul dengan ciuman panas di sepanjang punggungku, mengirimkan getaran ke tulang belakangku. Kulitku langsung meremang, mengingat ini adalah waktu yang benar-benar mengerikan.
Ev, Baby, bergulinglah”. David berbisik di telingaku.
Jam berapa sekarang?”.
Kami semua turun ke studio rekaman setelah makan malam untuk ' sekedar menengok'. Pada Tengah malam Pam telah berpamitan, mengatakan Tyler bisa menelponnya ketika mereka telah selesai. Tidak ada yang mengantisapisi bahwa jam berapapun akan terjadi segera, karena mereka menbuka sebotol Bourbon. Aku berbaring di sofa besar di sana sementara David dan Tyler berkeliling, berpindah -pindah antara ruang kontrol dan studio. Aku ingin dekat dengan David, untuk mendengarnya bermain gitar, dan menyanyikan potongan lagu. Dia memiliki suara yang indah. Apa yang bisa dia lakukan dengan seutas tali ditangannya membuatku tercengang. Matanya akan menerawang jauh dan dia tenggelam. Seperti tak ada yang lain. Terkadang aku merasa sedikit kesepian, berbaring di sofa mengawasinya. Kemudian lagu akan berakhir dan dia menggelengkan kepala, meregangkan jarinya, kembali ke bumi. Tatapannya akan menemukanku dan dia tersenyum. Dia telah kembali.
Pada tahap tertentu aku tertidur. Bagaimana aku bisa berada di tempat tidur, aku tak tau. David pasti telang memindahkanku. Satu hal yang aku mengerti ; aku bisa mencium aroma minuman keras.
Ini hampir jam lima pagi” katanya. “bergulinglah”.
Lelah”, aku menggumam, tetap dalam posisiku semula
Kasur bergerak saat dia memeluk pinggulku dan meletakkan lengan dikedua sisi kepalaku, membungkuk di atasku, menutupi tubuhku.
Tebak?” pintanya.
Apa?”.
Dengan lembut dia menyingkirkan rambutku ke belakang wajahku. Lalu dia menjilat wajahku. Aku menggeliat, geli.
Aku menulis dua lagu”, katanya, suaranya sedikit cadel, lembut di tepinya.
Mmm” aku tersenyum , membuka mataku. Mudah-mudahan dia menganggapnya sebagai dukungan. Aku tidak bisa melakukan lebih dari itu setelah tidur kurang dari empat jam. Aku tidak bisa mengerti dengan cara itu. “itu bagus”.
Tidak, kau tidak mengerti. Aku sudah tak menulis apapun selama lebih dari dua tahun. Ini luar biasa”. Dia mencium leherku. “dan ini tentang kamu”.
Lagu-lagu mu?” tanyaku, tercengang. Dan masih linglung. “sungguh?”.
Yeah, aku hanya.....” dia bernapas dalam-dalam dan menggigit bahuku, membuat mataku membuka seketika.
Hey!”.
Dia membungkuk di atasku sehingga aku bisa melihat wajahnya, rambut hitamnya menggantung . “yah begitulah. Jadi, aku memikirkan tentangmu dan tiba-tiba aku memiliki sesuatu untuk dikatakan. Aku sudah tak memiliki hal yang ingin aku utarakan sejak lama. Persetan dengan semuanya. Segalanya sama saja. Tapi kau mengubah berbagai hal. Kau memperbaiki ku”.
David, aku senang kau mendapatkan sihir mu kembali, tetapi kau memang luar biasa berbakat. Kau tak pernah rusak. Mungkin kau hanya butuh waktu untuk istirahat sejenak”.
Tidak”. Dari atas ke bawah, dia mengernyit padaku. “ bergulinglah. Aku tidak bisa berbicara denganmu dengan posisi seperti ini”. Aku ragu-ragu, lalu dia menampar pantatku. Untungnya bukan bokong yang bertato. “ayolah, sayang”.
Hati-hati dengan menggigit dan memukul, kawan”.
Maka, bergeraklah”. Dia menggeram.
Okay. Okay”.
Dia mengangkatku ke ujung lain kasur yang sangat besar ini dan aku duduk, menekuk lututku di depan dadaku. Pria ini sudah tak memakai kaos, menatapku hanya dengan celana jeans yang menggantung. Gimana caranya coba dia selalu kehilangan kaosnya? Pemandangan dada telanjangnya membawaku ke titik terombang ambing. Jeans itu mendorongku ke tepian. Tak seorang pun bisa mengenakan jeans seperti David. Dan setelah melihatnya sekilas tanpa jeans membuat semuanya lebih buruk. Imajinasiku menjadi seakan kemarahan seksual yang mengamuk. Gambar-gambar mengisi kepalaku....aku tak tau dari mana mereka berasal. Gambaran-gamabaran mengejutkan dan rinci. Aku cukup yakin aku tidak cukup fleksible untuk mencapai semuanya.
Seluruh udara meninggalkan ruangan. Faktanya, aku menginginkan dia. Seluruh dirinya. Baik dan buruknya dan sedikit diantaranya. Aku menginginkan dia melebihi segala yang pernah aku inginkan selama hidupku.
Tapi tidak saat dia baru saja minum-minum. Kami sudah pernah ada di titik itu, membuat kesalahan. Aku tak tau apa yang sedang terjadi diantara kami, tapi aku tak ingin mengacaukannya.
Jadi, baiklah. Tanpa sex. Buruk.
Aku harus berhenti menatapnya. Jadi aku menarik napas dalam-dalam dan mengamati lututku. Lututku yang telanjang. Aku tertidur dengan mengenakan Jeans. Sekarang aku hanya mengenakan celana dalam dan tank top. Dan bra ku menghilang secara misterius. “apa yang terjadi dengan sisa pakaianku?”.
Hilang”, katanya, wajahnya serius.
Kau mengambilnya?”
Dia mengangkat bahu. “kau tidak akan nyaman tidur dengan berpakaian”.
bagaimana caranya kau bisa melepaskan bra ku tanpa membangunkanku?”.
Dia memberiku senyuman licik. “aku tak melakukan hal yang lain. Aku hanya.....melepaskannya untuk alasan keamanan. Pakaian dalam itu berbahaya”.
baiiiiiiklah”.
aku bahkan tak melihat”.
Aku memicingkan mata padanya.
Itu bohong”, aku nya, memutar bahunya. “aku harus melihat. Tapi kita kan masih menikah, jadi melihat di perbolehkan”.
Begitukah, huh?” sangat mustahil untuk bisa marah padanya ketika dia menatapku dengan cara seperti itu. Bagian tolol kegadisanku meremang.
Tidak ada. Sex.
Apa yang kau lakukan di ujung tempat tidur itu? Itu tidak akan berhasil”, katanya, sama sekali tidak menyadari hormon -hormon yang terbangun serta kesulitan di waktu yang sama.
Lebih cepat dari yang aku pikir mungkin mengingat jumlah minuman keras di napasnya, dia menyeret kakiku dan menarikku ke tempat tidur. Punggungku menyentuh tempat tidur dan kepalaku memantul di bantal. David terlentang diatasku sebelum aku bisa melakukan manuver menghindar lagi. Berat badanya menekanku di kasur dengan cara sebaik mungkin. Mengatakan tidak dalam keadaan ini adalah sebuah tanda tanya besar.
kurasa kita tidak harus melakukan sex sekarang”. Semburku.
Sisi mulutnya terangkat. “Relax. Kita tidak akan bersetubuh sekarang”.
Tidak?” sialan, aku benar-benar merengek. Kesengsaraan ku tak tau batas.
Tidak. Ketika kita melakukan itu untuk pertama kali , kita berdua akan dalam keadaan sepenuhnya sadar. Percayalah padaku pada saat itu. Aku tak ingin terbangun di pagi hari menemukanmu ketakutan lagi karena kau tidak ingat atau apapun. Aku sudah selasai menjadi bajingan disini”.
Aku tak pernah menganggapmu bajingan, David”, atau setidaknya, tidak terlalu. Brengsek mungkin, dan pastinya pencuri bra, tapi bukan bajingan.
Tidak?”
Tidak”.
Bahkan di Vegas ketika aku mulai mengumpati mu dan membanting pintu?” jari -jarinya meluncur di rambutku, menggosok-gosok kulit kepalaku. Mustahil untuk tidak menyukai sentuhannya seperti kucing yang bahagia. Dia memiliki tangan yang ajaib. Dia bahkan membuat pagi yang sempurna. Walaupun masih jam lima pagi.
itu bukanlah pagi yang menyenangkan untuk kita berdua”, kataku.
Bagaimana saat di LA dengan gadis yang menggelayutiku?”.
Kau merencanakan itu?”.
Dia menutup satu mata dan menunduk memandangku. “mungkin aku butuh perisai untuk melawanmu”.
Awalnya aku tak tau apa yang harus ku katakan. “itu bukanlah urusanku siapa yang menggelayutimu”.
Senyumnya salah satu bentuk kepuasan terhadap diri sendiri. “kau cemburu”.
apakah kita perlu membahas nya saat ini”, aku mendorong tubuhnya yang keras, tak beranjak sedikitpun. “David?”.
Tidak bisa menahannya bukan?”.
Aku tidak menjawab.
Hei, aku tak bisa menyentuhnya. Tidak dengan kau ada disana”.
Kau tidak menyentuhnya?”, kemarahaku banyak mereda pada pernyataan itu. Tingkat lonjakan jantungku berkurang. “aku bertanya-tanya tentang apa yang terjadi. Kau kembali begitu cepat”.
Dia mendengus, mendekat. “melihatmu bersama Jimmy....”
Tidak ada yang terjadi. Aku bersumpah”.
Ya, aku tau. Aku minta maaf atas itu. Aku kehilangan kendali”.
Tanganku yang mendorong berubah merangsang. Sungguh lucu. Tanganku meluncur ke atas bahunya, ke lehernya untuk bermain-main dengan rambutnya. Aku hanya ingin merasakan panas tubuhnya dan tetap membuatnya dekat. Dia diciptakan untuk meruntuhkan emosi, membangunkanku dari tidur yang kurang, dan rewel untuk mengangumi nya dalam delapan detik. “sangat bagus kau menulis beberapa lagu”.
Mm. Bagaimana dengan aku yang meninggalkanmu dengan Adrian dan pengacara? Apakah kau marah saat itu?”.
Aku menghela napas. “baik. Aku mengakui aku sedikit kesal karena hal itu”.
Aku mengangguk pelan, matanya tak pernah meninggalkanku. “Ketika aku kembali, dan mereka memberitahuku tentang apa yang terjadi , bahwa kau telah pergi dengan Mal, aku kehilang kendali. Menghancurkan gitar favoritku, menggunakannya untuk menghancurkan peralatan Mal. Masih tak percaya aku melakukan itu. Aku sangat marah dan cemburu dan marah pada diriku sendiri”.
Aku bisa merasakan wajahku mengerut tak percaya. “Kau melakukannya?”.
Ya,” matanya tajam, dan lebar. “Aku melakukannya”.
Mengapa kau memberitahuku sekarang, David?”.
Aku tak ingin kau mendengarnya dari orang lain”, dia menelan ludah, membuat garis tenggorokannya bergerak. “Dengar, aku tidak seperti itu , Ev. Itu tidak akan terjadi lagi, aku berjanji. Aku tidak terbiasa seperti ini. Kau mempengaruhiku. Dan keseluruhan sitruasi ini juga. Aku tidak tau, aku hanya mengoceh. Kau mengerti?”
nanti, mungkin dia tidak akan mengingat tentang ini. Tapi saat ini, dia terlihat tulus. Hatiku sakit untuknya. Aku menatap ke matanya yang merah dan tersenyum. “kurasa begitu. Itu tidak akan terjadi lagi”.
Tidak. Aku bersumpah”, kelegaan dalam suaranya terasa jelas. “kita baik-baik saja?”.
Ya. Apakah kau akan memainkan lagu itu untukku nanti?” tanyaku. “aku akan dengan senang hati mendengarnya”.
Lagu-lagunya belum selesai. Ketika nanti telah selesai, aku akan memainkannya. Aku ingin lagu-lagu itu sempurna untukmu”.
Oke”, kataku. Dia telah menulis lagu tentangku. Sungguh luar biasa, terkecuali lagu-lagu itu bukanlah tentang hal penuh pujian, yang mana kami butuh membicarakan itu. “ini bukan tentang terkadang aku yang sangat menjengkelkanmu, bukan?”.
Dia melihat-lihat tangannya di udara. “sedikit. Dengan cara yang baik”.
apa?” aku merengek.
percayalah padaku”.
apakah kau sungguh-sungguh menulis betapa menyebalkannya aku di lagu itu?”.
Bukan itu kata-kata persisnya. Bukan”. Dia tertawa, rasa humornya membaik. “kau tidak ingin aku berbohong dan mengatakan segalanya seperti unicorn dan pelangi, bukan?”
Mungkin. Iya. Orang-orang akan tau ini tentang aku. Aku memiliki reputasi yang terus menerus harus di lindungi”.
Dia menerang. “Evelyn, lihat aku”.
Aku menatapnya.
Kau adalah orang baik. Dan kurasa tak seorang pun meragukannya”.
Kau sungguh payah ketika berbohong”.
Begitukah aku sekarang? Itu lagu cinta. Cinta tidak harus selalu lembut dan tepat sasaran. Cinta bisa saja kacau dan menyakitkan”, katanya. “tidakkah ini masih tetap hal luar biasa yang terjadi di hidupmu. Bukan berarti aku tidak tergila-gila padamu”.
Kau tergila-gila padaku?” tanyaku, suaraku sarat akan emosi.
tentu saja”.
aku tergila-gila padamu juga. Kau cantik luar dan dalam, David Ferris”.
Dia menempelkan keningnya di keningku, memejamkan matanya untuk sesaat. “kau sangat manis. Tapi, kau tau, aku suka kau yang suka menggigit juga. Menyukai apa yang kau lakukan di Vegas pada para bajingan itu,. Aku suka kau yang peduli, membela gadis itu. Aku bahkan suka ketika kau membuatku jengkel. Tapi tidak setiap waktu kurasa. Sialan. Aku mengoceh lagi...”
'Tak apa”, bisikku. “aku suka kau yang mengoceh”.
Jadi kau tidak marah dengan diriku yang kehilangan kendali?”.
Tidak, David. Aku tak marah padamu”.
Tanpa sepatah katapun dia merangkak dan berbaring disampingku. Dia menarikku dalam pelukannya,menempatkan lengan di bawahku dan lengan satunya di pinggulku. “Ev?”.
Hmm”.
Lepaskan bajumu. Aku ingin kulit dengan kulit”, katanya. “Please. Tidak lebih. Aku janji”.
Oke”, aku duduk dan menarik tanktop ku ke atas kepalaku, lalu bergelung kembali ke arahnya. Tanpa memakai baju terlalu jauh untuk semua. Dia menyelipkanku dibawah dagunya dan menempel di dadanya yang sempurna, mendebarkan sekaligus menenangkan. Setiap inci kulitku serasa hidup dalam sensasi ini. Tetapi menjadi seperti ini dengannya menenangkan badai buas atau sesuatu di dalam. Tidak pernah terpikir olehku untuk mengkhawatirkan pinggulku atau semua omong kosong tentang itu.
Lupakan aroma minuman keras di kulitnya, aku hanya ingin dekat dengannya.
Aku suka tidur denganmu” katanya, tangannya membelai punggungku. “kupikir aku tak bisa tidur dengan orang lain di tempat tidur tapi denganmu, terasa baik-baik saja”.
kau belum pernah tidur dengan siapapun sebelumnya?”
Tidak dalam waktu yang lama. Aku butuh ruang untukku”. Jari-jarinya memainkan pinggang celana pendekku, membuatku menggeliat.
Hah”.
tidur denganmu adalah sebuah siksaan, tapi ini siksaan yang indah”.
Semuanya menjadi hening selama beberapa menit dan kupikir dia mungkin tertidur. Tetapi ternyata tidak.”bicalah, aku suka mendengar suaramu”.
Baiklah. Aku menikmati waktu yang menyenangkan dengan Pam. Dia cantik”.
Ya, benar”, jari-jarinya menelusuri sepanjang tulang punggungku. “Mereka adalah orang baik”.
Sangat baik mereka membawakan kita makan malam”, aku tak tau harus berkata apa. Aku belum siap mengakui bahwa aku memikirkan perkataanya tentang aku menjadi arsitek. Bahwa aku mulai mempertanyakan rencana-rencana besarku. Mengatakan aku takut akan mengacau dan entah bagaimana menghancurkan hal-hal diantara kami juga tampaknya sama tidak cerdasnya. Mungkin takdir akan mendengarkan dan mengacaukanku di kesempatan pertama. Tuhan, aku berharap tidak akan terjadi. Jadi alih-alih, aku memilih untuk berbicara tentang hal sepele. “aku suka bagaimana kau bisa mendengar suara lautan disini”.
hmm”, dia menyenandungkan persetujuan. “Baby, aku tak ingin menandatangani dokumen di hari senin”.
Aku tetap diam. Jantungku berdegup kencang. “kau tidak ingin?”
Tidak”, tangannya merayap ke atas, jari-jarinya membelai payudaraku. Menelusuri tulang rusukku. Aku harus mengingatkan diriku untuk bernapas. Tapi dia bahkan tak sadar dia melakukannya, seakan dia hanya mencoret-coret kulitku seperti diatas kertas. Lengannya menegang disekitarku. “ Tak ada alasan itu tidak bisa menunggu. Kita bisa menghabiskan beberapa waktu bersama, melihat bagaimana segala hal berjalan”.
Harapan membuncah dalam diriku, panas dan mendebarkan. “David, apa kau serius tentang ini?”.
Ya, aku serius”, dia menghela napas. “aku tau aku baru saja minum-minum. Tapi aku telah memikirkannya. Aku tidak..... sialan, aku bahkan tak ingin kau hilang dari pandanganku beberapa jam terakhir, tapi kau terlihat butuh tidur. Aku tak ingin kita menandatangani dokumen itu”.
Aku memejamkan mataku erat-erat dan mengirimkan doa dalam hening. “maka kita tidak akan melakukannya”.
Kau yakin?”.
iya”.
Dia menarikku menempel erat padanya. “baik. Oke, itu bagus”.
Kita akan baik-baik saja”, aku menghembuskan napas dengan bahagia. Kelegaan membuatku lemah. Jika saja aku tidak sedang berbaring mungkin aku sudah terkapar di lantai.
Tiba-tiba dia mengendus bahu dan ketiaknya. “sial, aku bau bourbon. Aku akan mandi.”. Dia memberiku kecupan cepat dan berguling dari tempat tidur. “tendang aku dari tempat tidur jika lain kali aku mencoba masuk dengan berbau seperti ini. Jangan biarkan aku memelukmu”.
Aku senang dia membicarakan kebersamaan kami seperti itu akan jadi hal sehari-hari. Aku sangat menyukainya, aku bahakan tak peduli seberapa buruknya baunya.
Cinta sejati.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

STUCK UP SUIT Chapter 8

GRAHAM AKU TIDAK MENDENGAR KABAR NYA SEPANJANG HARI di hari sabtu, dan tidak seperti yang aku harapkan juga. Soraya Venedetta san...