Kamis, 28 Juni 2018

Lick 17

Dua puluh delapan hari kemudian...

wanita ini membutuhkan waktu lama hanya untuk memesan. Matanya berpindah-pindah antara diriku dan buku menu saat dia bersandar di ujung counter. Aku tau arti tatapan itu. Aku sudah muak dengan tatapan itu. Aku suka berada di cafe, dengan aroma biji kopi, dan perpaduan menenangkan musik dan orang-orang yang mengobrol. Aku menyukai persahabatan yang kami punya di belakang counter dan fakta bahwa pekerjaan ini membuat tangan dan otakku tetap sibuk. Anehnya, menjadi Barista membuatku santai. Aku bagus dalam itu. Dengan kuliah ku yang menjadi hambatan yang konstan, aku senang atas fakta itu. Jika segalanya pernah menjadi masalah, aku selalu mempunyai kopi untuk membuatku bangkit. Itu adalah Modern- day di Portland yang setara dengan yang di gaungkan. Kota ini berjalan dengan biji kopi dan kafe-kafe. Kopi dan bir ada di darah kami.
Akhir-akhir ini, bagaimanapun. Terus menjadi sesuatu yang menyebalkan untuk di tangani.
kau terlihat familier”, dia memulai, seperti yang mereka semua lakukan. “apakah kau ada di internet beberapa waktu lalu? Ada hubungannya dengan David Ferris?”
setidaknya aku tidak lagi berjengit ketika namanya disebutkan. Dan sudah berhari-hari sejak aku merasakan dorongan untuk benar-benar muntah. Tentunya bukan hamil, itu baru saja di patahkan.
Setelah beberapa hari bersembunyi di kamar, menangis sejadi-jadinya, aku mengambil setiap shift yang di berikan oleh kafe untuk membuatku tetap sibuk. Aku tak bisa selamanya berkabung. Sayang sekali hatiku tetap tidak yakin. Dia ada dalam mimpiku setiap malam ketika aku menutup mata. Aku harus mengusirnya dari pikiranku seribu kali sehari.
Saat aku muncul, beberapa Paparazi yang berkumpul sudah kembali ke LA. Tampaknya Jimmy sudah menjalani rehabilitasi. Lauren mengganti saluran tiap kali aku masuk, tetapi itu tak bisa tidak untuk mengetahui cukup berita untuk mengetahui apa yang sedang terjadi. Tampaknya Stage Dive sedang di bicarakan dimana-mana. Seseorang bahkan memintaku untuk menandatangani foto David yang sedang berjalan masuk ke fasilitas perawatan, kepalanya menunduk dan tangan di masukan ke sakunya. Dia tampak sangat kesepian. Beberapa kali, aku hampir menelponya. Hanya untuk bertanya apakah dia baik-baik saja. Seberapa bodohnya itu? Dan bagaimana jika saat aku menelpon dan Martha yang menjawab? Untuk saat ini, Jimmy yang tumbang jauh lebih menarik daripadaku aku. Aku baru saja menilai dari berita akhir-akhir ini.
Tetapi orang-orang, pelanggan, mereka membuatku jengkel. Diluar pekerjaan, aku menjadi benar-benar tertutup. Dan itu membuat isu tersendiri dalam daftar karena kakakku pada dasarnya tinggal bersama kami sekarang. Orang-orang yang sedang jatuh cinta itu memuakkan. Itu adalah fakta medis yang terbukti. Pelanggan dengan spekulasi bersianar terang di mata kecil mereka tidak jauh lebih baik.
Kamu keliru”, kataku pada wanita usil itu.
Dia memberiku tatapan malu. “kurasa tidak”.
Sepuluh dolar untuknya kurasa di berusaha mendapatkan tanda tangan. Ini akan menjadi kali kedelapan pada hari ini. Beberapa dari mereka ingin mengajakku pulang untuk berhubungan intim karena, kau tau, mantan bintang Rock. Vagina ku jelas-jelas harus menjadi sesuatu yang istimewa. Kadang-kadang aku penasaran apakah mereka berpikir ada sedikit plakat di paha ku yang mengatakan David Ferris ada disana.
Wanita ini, bagaimanapun, tidak memeriksaku. Tidak, dia menginginkan tanda tangan.
Dengar”, katanya, spekulasi berubah ke bujukan. “aku tidak akan bertanya, ini hanya bahwa aku adalh fans berat nya”.
aku tak bisa membantumu, maaf. Kami sebenarnya sudah akan tutup. Jadi apakah kau akan memesan sesuatu sebelum kami tutup?” aku bertanya, senyum yang menyenangkan dengan kuat terpatri di tempatnya. Sam akan bangga dengan senyuman itu, yang palsu seperti itu. Tapi dengan mataku aku memgatakan pada wanita itu kebenaran. Bahwa aku sudah hilang kesabaran dan aku sejujurnya sudah tidak memiliki sisa kesabaran sialan itu lagi. Terutama jika menyangkut David Ferris.
bisakah kau setidaknya memberitahuku apakah Band benar-benar bubar? Ayolah. Semua orang mengatakan bahwa pengumuman bisa dibuat kapanpu sekarang”.
aku tak tau tentang itu. Apakah kau akan memesan atau tidak?”
penolakan lebih lanjut biasanya menyebabkan kemarahan atau air mata. Dia memilih kemarahan. Pilihan yang bagus, karena air mata mengganggu jiwa ku yang hidup. Aku muak dengan mereka, baik pada diriku sendiri atau orang lain. Meskipun sudah jadi rahasia umum bahwa aku di buang, mereka masih menganggapku memiliki koeksi. Atau begitulah yang mereka harapkan. Dia memebrikan sedikit tawa palsu. “tak perlu jadi jalang tentang itu. Apakah memberitahuku apa yang sedang terjadi sungguh akan membunuhmu?”
pergi”, kata Manager tersayangku, Ruby. “sekarang juga. Pergi”.
Wanita itu berubah kaget, mulutnya terbuka lebar. “apa?”
Amanda, panggil polisi”, Ruby berdiri menjulang disampingku.
segera, Boss”, Amanda membuka handpone nya dan mengetik nomor, memeloti wanita itu dengan mata jahatnya. Amanda, sedang beralih dari satu-satunya temen lesbian ku di sekolah menengah, menjadi berlatih drama. Konfrontasi ini adalah bagian favoritnya hari ini. Mereka mungkin telah melemahkan kekuatan ku, tetapi Amanda menyedot semua kekuatan dari mereka. Sebuah kekuatan yang gelap dan jahat, dan pasti, tapi itu semua kekuatannya dan dia bersenang-senang di dalamnya. “Ya, kami mendapati seorang wanita dengan rambut pirang palsu dan warna kulit kecoklatan yang buruk membuat masalah, pak petugas. Aku cukup yakin aku melihatnya di sebuah pesta frat minum-minuman keras padahal masih di bawah umur minggu lalu. Aku tak ingin mengatakan apa yang terjadi selanjutnya tetapi rekamannya tersedia di Youtube untuk anda tonton sebagai hiburan seandainya anda berusia delapan belas tahun.
tidak herean dia mencampakkanmu. Aku melihat gambar itu, di pantatmu yang selebar texas”, wanita itu mencibir dan kemudian keluar dari kafe.
apakah kalian sungguh harus menggertak mereka?” tanyaku.
Amanda mendecakkan lidahnya. “Please, dia yang memulainya”.
Aku mendengar lebih buruk dari apa yang dia katakan. Jauh lebih buruk. Beberapa kali aku harus mengganti alamat email ku sekarang untuk menghengtikan email berisi kebencian yang tak berhenti masuk. Aku telah menutup akun Facebook ku sejak awal.
Namun, aku memeriksa bokongku untuk memastikan. Itu ejekan yang mendekati, tapi aku yakin sebenarnya Texas, jauh lebih luas.
Sejauh yang bisa aku tahu kau hidup dengan menjalani diet mint dan Latte. Bokongmu bukanlah masalah” Amanda sudah lama memaafkanku karena ciuman yang buruk di sekolah menengah, beruntungnya aku. Aku beruntung memiliki teman seperti mereka. Aku benar-benar tak tau bagaimana aku akan berhasil melewati sebulan terakhir tanpa mereka.
aku makan kok”
Sungguh? Jeans siapa itu?”
aku mulai membersihkan mesin kopi karena benar-benar telah mendapati waktu tutup. Itu, dan untuk alasan menghindari subjek. Faktanya adalah, tertipu dan di bohongi oleh putra kesayangan Rock n Roll memang cukup membuat diet. Jelas bukan yang ak u rekomendasikan. Tidurku benar-benar omong kosong dan aku lelah sepanjang waktu. Aku adalah jalang yang depresi. Diluar dan di dalam, aku tidak merasa seperti diriku. Waktu yang telah aku habiskan bersama David, bagaimana itu semua telah merubah berbagai hal, adalah kecenderungan yang konstan, rasa gatal yang tak bisa aku garuk. Sebagian karena aku tak memiliki kekuatan tetapi juga karena tak memiliki kemauan. Kalian hanya akan bisa menyanyikan “Aku akan Bertahan” berkali-kali sebelum dorongan untuk menghancurkan diri sendiri mengambil alih.
Lauren tidak mengenakan ini. Karena katanya warna hitam yang salah dan penempatan kantong di bagian belakang membuatnya terlihat gemuk. Tampaknya penempatan kantong penting”.
Dan kau mulai mengenakan pakaian skinny sapi sejak kapan?”
jangan panggil dia seperti itu”.
Amanda memutar matanya. “Please, dia menganggap itu pujian”.
Benar. “Well, jeans ini bagus. Apa kau akan mengelap meja atau kau ingin aku yang melakukannya?”
Amanda hanya mendengus. “Jo dan aku ingin berterima kasih karena membantu kami pindahan minggu kemarin. Jadi kami akan membawa mu keluar malam ini. Minum-minum dan berdansa ahoy!”
Oh”, alkohol dan aku memiliki reputasi yang buruk. “aku tak tau”.
aku tau”.
aku memiliki rencana untuk....”.
Tidak, jangan coba-coba. Inilah alasan mengapa aku memberitahumu di menit-menit terakhir. Aku tau kau akan mulai membuat alasan”. Mata gelap Amanda berubah menjadi tanpa kompromi. “Ruby, aku membawa para gadis keluar malam ini”.
Ide bagus”. Ruby berteriak dari dapur. “bawa dia keluar dari sini. Aku akan bersih-bersih”.
Senyum bahagia yang telah aku praktikan mencelos di wajahku. “Tapi--”
ini adalah mata sedih”, kata Ruby, menyita kain pembersih ku. “aku tak tahan lagi. Tolong keluar dan bersenang-senang lah”
apakah aku sungguh pembunuh kesenangan?” tanyaku, tiba-tiba khawatir. Sejujurnya aku telah merasa menutupi dengan baik di luar. Wajah mereka mengatakan yang sebaliknya.
Tidak. Kau gadis berumur dua puluh satu tahun yang normal yang sedang mengalami patah hati. Kau harus bangkit dan merebut kembali hidupmu”, Ruby berusia awal tiga puluhan dan segera menikah. “Percayalah padaku. Aku tahu yang terbaik. Pergilah”.
Atau” kata Amanda , mengayunkan jari ke arahku. “kau bisa duduk di rumah menonton Walk in the Line untuk kedelapan kalinya sambil mendengar kakakmu dan sahabatmu sedang bernafsu di kamar sebelah”.
Ketika dia mengatakannya seperti itu....”ayo pergi”.
**
aku ingin menjadi Bi” aku mengumukan, karena itu sangatlah penting. Seorang gadis harus memiliki tujuan. Aku mendorong kursiku kebelakang dan bangkit. “ayo menari. Aku suka lagu ini”.
kau menyukai lagu-lagu dari band-band yang tidak terkenal”, Amanda tertawa, mengikutiku menuju kerumunan. Pacarnya Jo hanya menganggukan kepala, menggandeng tangannya. Vodca tak diragukan lagi sama buruknya dengan Tequila, tapi aku merasa agak bimbang dan sedikit bebas. Rasanya menyenangkan untuk pergi keluar dan perut kosong yang telah menenggak tiga gelas minuman , sungguh. Aku curiga Amanda telah membuat satu gelas nya dua kali lipat lebih keras dari seharusnya. Rasanya luar biasa , menari, tertawa, dan lepas. Dari semua taktik setelah putus cinta yang aku coba,, tetap sibuk berkerja adalah yang paling baik. Tapi pergi keluar untuk menari dan minum-minum tak seharusnya di abaikan.
Aku menyelipkan rambutku ke belakang telinga karena kuncit kuda ku sudah mulai lepas. Metafora yang sempurna untuk hidupku. Tak ada yang berhasil sejak aku kembali dari LA. Tak ada yang bertahan. Cinta adalah kebohongan dan Rock n Roll menyebalkan. Bla, bla, bla. Saatnya minum lagi.
aku serius” kataku. “aku akan jadi Bi. Ini rencana baruku”.
kurasa itu rencana yang bagus”, teriak Jo, bergerak di sebelahku. Jo juga berkerja di kafe, begitulah cara mereka bertemu. Dia memiliki rambut biru panjang yang membuat iri semua orang.
Amanda memutar matanya padaku. “kau bukan Bi. Sayang, jangan mendorongnya”.
Jo menyeringai, sama sekali tidak menyesal. “Minggu lalu dia ingin menjadi Gay. Sebelumnya dia berbicara tentang biara. Kupikir ini adalah langkah konstruktif menuju dia memaafkan setiap mahluk yang memiliki penis dan bergerak dengan hidupnya”.
aku sudah bangkit dengan hidupku”, kataku.
yang mana mengapa kalian berdua telah membicarakan Dia selama empat jam terakhir?” Amanda menyeringai, mengayunkan lengannya ke bahu Jo.
Kami tidak membicarakan dia. Kami mengolok-olok dia. Bagaimana cara kau mengatakan “domba bau tukang Zinah yang ga berguna” dalam bahasa jerman?” tanyaku, mencondonkan diri supaya bisa di dengar di sela-sela musik. “Itu Favoritku”.
Jo dan Amanda sibuk menari dan aku membiarkan mereka pergi, tidak terganggu. Karena aku tidak takut sendirian. Aku penuh aksi dengan kekuatan gadus lajang. Persetan David Ferris. Persetan semuanya.
Semua musik bercampur menjadi satu hentakan yang lama dan sepanjang musik aku terus bergerak, semuanya sempurna. Keringat menyayat leherku dan aku membukan kancing-kancing lain di bajuku, melebarkan garis leher. Aku mengabaikan orang lain yang menari di sekitarku. Aku menutup mataku, tetap aman di dalam duniaku sendiri. Alkohol telah memberiku bisikan yang bagus.
Untuk beberapa alasan, tangan yang meluncur di atas pinggulku tidak membuatku terganggu, meskipum mereka tak di undang. Mereka tidak melanjutkan, tidak menuntutku. Pemilik tangan itu menari di belakangku, menjaga jarak aman yang kecil diantara kami. Itu bagus. Mungkin musik telah menghipnotisku. Atau mungkin aku kesepian, karena aku tak melawannya. Untuk semua lagu selanjutnya kami tetap seperti itu, menyatu bersama, bergerak. Irama itu melambat dan aku mengangkat tanganku, mengalungkan tangan ke belakang lehernya. Setelah sebulan menghindaris semua kontak dengan manusia, tubuhku terbangun. Rambut pendek dan lembut di belakang lehernya menyapu jari-jariku. Kulit halus dan hangat di bawahnya.
Tuhan, itu sangat nikmat. Aku tak sadar betapa haus nya aku akan sentuhan.
Aku menyandarkan kepalaku padanya dan dia membisikkan sesuatu dengan lembut. Terlalu pelan untuk aku dengar. Rambut-rambut halus di pipinya dan rahangnya dengan ringan menusuk sisi wajahku. Tangan meluncur diatas tulang rusukku, ke atas lenganku. Jari-jari nya yang lemah membelai lenganku yang sensitif. Tubuhnya kokoh di belakangku, kuat, tetapu dia tetap menjaga sentuhannya lembut, terkendali. Aku tidak di pasaran untuk di omabng-ombing. Hatiku terlalu memar untuk itu, pikiranku terlalu waspada. Aku tak bisa membuat diriku menjauh darinya. Rasanya terlalu nikmat disana.
Evelyn”, katanya, bibirnya menggoda telingaku.
Nafasku tercekat, kelopak mataku terbuka. Aku berbalik untuk melihat David menatapku. Rambut panjang itu sudah hilang. Rambutnya masih panjang di bagian atas tetapi di potong pendek di bagian sisi. Dia bisa saja mencukur ala Elvis jika itu cocok untuknya. Janggut pendek dan gelap menutupi wajah bawahnya.
K-Kamu disini”, aku tergagap. Lidahku teras tebal dan tak berguna di mulut keringku. Oh Tuhan, itu dia benar-benar disini. Di sini di Portland.
Yeah” mata birunya membara. Dia tidak mengatakan apapun lagi. Musik tetap mengalun , orang-orang tetap bergerak dunia hanya berhenti untukku.
Kenapa?”
Ev” Amanda meletakkan tangan di lenganku dan aku terlonjak, matranya rusak. Dia memberi David pandangan sekilas dan kemudian wajahnya kacau tidak suka. “apa yang dia lakukan disini?”
Tidak apa-apa”. Tatapannya berpindah-pindah antara aku dan David. Dia tidak terlihat cukup senang. Cukup adil.
Amanda, Please”. Aku meremas jari-jarinya, mengangguk. Setelah beberapa saat dia kembali ke Jo yang menatap David dengan rasa tak percaya yang terang-terangan. Dan beberapa dosis yang masih menyehatkan sindrom bertemu artis. Penampilan baru David dibuat untuk penyamaran yang brilian. Kecuali kau tau siapa yang kau cari. Tentu saja.
Aku mendorong kerumunan, keluar dari sana. Aku tau dia akan mengikuti. Tentu saja dia akan mengikuti. Bukan kebetulan dia ada disana, meski aku tak tau bagaimana dia menemukanku. Aku harus menjauh dari panas dan kebisingan sehingga aku bisa berpikir jernih. Di pintu belakang melewati toilet pria dan wanita. Disana, itulah yang aku inginkan. Pintu hitam besar terbuka ke gang belakang. Membuka udara malam. Beberapa bintang berkerlip di ketinggian. Kalau tidak, akan terasa gelap disini, lembab dari hujan musim panas sebelumnya. Itu mengerikan, kotor dan penuh kebencian. Penempatan yang ideal.
Aku mungkin merasa sedikit dramatis.
Pintu terbanting menutup dibelakang David. Dia menghadap padaku, tangan di pinggul. Dia membuka mulutnya untuk mulai berbicara dan tidak, tidak akan terjadi. Aku membentak.
Kenapa kau disini , David?”
kita butuh bicara”.
tidak, kita tidak butuh”.
Dia menggosok mulutnya. “Please, ada hal yang perlu ku katakan padamu”.
sudah sangat terlambat”.
Melihat dia menghidupkan kembali rasa sakitnya. Seolah-olah aku memiliki luka yang telah sangat lama di bawah kulit, menunggu untuk muncul kembali. Namun, Aku tak bisa tidak menatapnya. Sebagian diriku sangat ingin melihatnya, mendengar suaranya. Kepala dan hatiku hancur. David sendiri tidak tampak hebat. Dia tampak lelah. Ada bayangan di bawah matanya dan dia tampak sedikit pucat, bahkan dalam pencahayaan jelek ini. Anting-anting itu hilang, semuanya hilang. Bukannya aku peduli.
Dia menjulang di atas kaki nya, matanya menatapku putus asa. “Jimmy pergi ke Rehabilitasi dan ada hal-hal lain yang harus kuhadapi. Kami harus melakukan terapi bersama sebagai bagian dari perawatannya. Itu sebebnya aku tak bisa langsung datang”.
aku menyesal mendengar tentang Jimmy”.
Dia mengangguk. “Terima kasih. Dia melakukan jauh lebih baik”.
bagus. Itu bagus”.
Mengangguk lagi. “Ev, tentang Martha--”
Whoa” aku mengangkat tangan, mundur. “Tidak”.
Mulutnya terhenti di ujung. “kita harus bicara”.
haruskah?”
Ya”
Karena sekarang kau telah memutuskan bahwa kau sudah siap? Fuck You, David. Ini sudah sebulan. Dua puluh delapan hari tanpa kata-kata. Aku prihatin dengan Kakakmu, tapi tidak”.
aku ingin memastikan bahwa aku datang padamu untuk alasan yang tepat”.
aku bahkan tak tau apa artinya itu”
Ev”
Tidak”, aku menggelengkan kepalaku, pedih dan panas mendorongku keras. Jadi aku mendorongnya lebih keras, mengirimnya satu langkah kebelakang. Dia menghantam tembok dan aku tak punya tempat lain untuk pergi bersamanya. Tapi itu tidak menghentikanku.
Aku mendorong dia lagi dan dia menangkap tanganku. “Tenanglah”
Tidak!”
tangannya mengunci pergelangan tanganku. Dia menggertakkan giginya, mengertakan rahangnya bersamaan. Aku mendengarnya. Luar biasa dia tidak mematahkan apapun. “Tidak apa? Tidak bicara sekarang? Apa? Apa maksudmu?”
maksudku tidak untuk segalanya dan apapun dengan mu”. Kata-kataku menggema di gang sempit, sisi bagian atas gedung hingga menghilang di kegelpaan langit malam. “kita sudah selesai, ingat? Kau sungguh sudah selesai dengan ku. Aku tak ada artinya untukmu. Kau yang sudah bilang sendiri”.
Aku salah. Sialan, Ev. Tenanglah. Dengarkan aku”.
lepaskan aku”
aku menyesal. Tapi itu bukan seperti yang kau pikirkan”.
Dari semua pilihan, aku mendapatkan wajahnya. “kau tak bisa datang kesini sekarang. Kau berbohong padaku. Kau menghianatiku”.
Baby--”
Jangan berani-berani memanggilku begitu” teriak ku.
aku minta maaf”. Tatapannya menjelajahi wajahku, mencari-cari akal sehat mungkin. Dia sialnya tidak beruntung. “Maafkan aku”.
berhenti”.
Maafkan aku. Aku minta maaf”, berulang kali dia berkata, mengucapkan kata-kata paling tidak berharga di semua ruang dan waktu. Aku harus menghentikannya. Mendiamkan dia sebelum dia membuatku gila. Aku menabrakkan mulutnya ke mulutku, menghentikan kata-kata yang tak berguna. Dia mengerang dan menciuku dengan keras, memar di bibirku, menyakitiku. Tapi kemudian aku menyakitinya juga. Rasa sakit tidaklah membantu. Aku mendorong lidahku ke mulutnya, mengambil apa yang seharunya menjadi milikku. Pada saat ini aku membencinya dan mencintainya. Sepertinya tak ada bedanya.
Tanganku di bebaskan dan aku mengalungkan ke lehernya. Dia membalik kami, menempelkan punggungku di dinding bata kasar. Sentuhannya membakar kulit dan tulangku. Semuanya begitu cepat, tak ada waktu untuk bertanya-tanya tentang apakah ini bijaksana. Dia menganggkat gaunku dan merobek celana dalamku. Dia tidak memberi kesempatan. Udara malam yang dingin dan panas dari telapak tangannya melembut di pahaku.
aku amat sangat merindukanmu”. Dia mengerang.
David”.
Dia menurunkan resletingnya dan mendorong bagian depan Jeansnya. Kemudian dia mengangkat kakiku, membawanya ke pinggulnya. Tanganku menarik lehernya. Kurasa aku sedang mencoba mendaki dia. Tidak banyak yang dipikirkan untuk itu. Hanya untuk bisa sedekar mungkin secara fisik dengannya. Dia menyesap bibirku, mengambil alih mulutku ke ciuman keras yang lain. Batangnya menekan keras aku, masuk ke dalam ku. Perasaan akan dirinya di dalam tubuhku membuat kepalaku berputar. Sedikit nyeri ketika dia meregangkan tubuhku. Tangannya yang lain meluncur dibawah pantatku lalu dia mengangkatku, mendorong ke sepanjang jalan, membuatku mengerang. Aku mengatupkan kaki ke sekeliling tubuhnya dan mengait erat-erat. Dia menggempur dalam diriku dengan sedikit belas kasih. Kasar cocok untuk perasaan kami. Kuku jariku mencakar lehernya, kakiku memukul mukul pantatnya. Giginya di tekan kuat di sisi leherku. Rasa sakit ini sempurna.
lebih keras”, aku terengah-engah.
Fuck, yes”.
Batu bata kasar menggesek punggungku, menarik kain bajuku. Mengendarai dengan keras kemaluanya, menarik napasku. Aku berpegangan erat-erat, mencoba merasakan perasaannya, ketegangan terbangun dalam diriku. Itu terlalu banyak dan masih belum cukup. Pikiran bahwa ini bisa menjadi waktu terakhir kami, seseorang yang secara brutal marah bergabung seperti ini.....aku ingin menangis tapi aku tak memiliki air mata. Jemarinya menyentuh pipiku, menandai dagingku. Tekanan di dalam diriku semakin tinggi. Dia mengubah sudutnya sedikit,memukul klitorisku dan aku datang dengan keras, lenganku melingkari kepalanya, pipiku menempel di pipinya. Janggutnya menyapu wajahku. Seluruh tubuhku bergetar dan bergetar.
Evelyn”, dia menggeram, menggesekan dirinya di diriku, mengosongkan dirinya dalam diriku.
Setiap otot tubuhku menjadi cair. Hanya itu yang bisa kulakukan untuk bergantung padanya.
tak apa-apa , sayang”, mulutnya menekan wajahku yng basah. “tak apa-apa, aku janji. Aku akan memperbaikinya”.
Tu-turunkan aku”.
Bahunya terangkat dan jatuh dalam napas yang kasar dan dengan berhati-hati dia menurunkanku. Dengan cepat aku menurunkan kembali rok dari gaunku, merapihkan diriku. Seakan itu mungkin. Situasi ini diluar kendali. Tanpa basa-basi dia menarik ke ats jeansnya dan membuat dirinya rapih. Aku melihat ke sekeliling kecuali dirinya. Sebuah gang. Oh tuhan.
apa kau baik-baik saja?” jemarinya mengelus wajahku, menyisipkan rambutku ke belakang. Sampai aku meletakkan tanganku di bahunya, memaksanya untuk mundur. Well, tidak memaksanya. Dia memilih untuk memberiku ruang.
Aku....um” aku menjilat bibirku dan mencoba lagi. “aku harus pulang”.
ayo. Aku akan mendapatkan taksi untuk kita”.
Tidak, maafkan aku. Aku tau aku yang memulai ini. Tapi...” aku menggelengkan kepalaku.
David tercenung.
ini adalah perpisahan”.
persetan dengan itu. Jangan coba-coba mengatakan itu padaku”. Jemarinya menyelinap di bawah daguku, membuatku memandangnya. “kita belum selesai, kau dengar aku? Tidak secepat itu. Rencana baru. Aku tak akan meninggalkan Portland sampai kita bicara. Aku berjanji padamu”.
Tidak malam ini”.
Tidak. Tidak malam ini. Kalau begitu besok?”
aku membuka mulutku tapi tak ada satupun kata yang keluar. Aku tak tau apa yang ingin ku katakan. Kukuku menancap bagian samping gaunku. Apa yang kuinginkan saat ini bahkan masih misteri untukku. Untuk menghapus memori tentangnya dari ekpala dan hatiku. Untuk membuat napasku terkendali.
Besok”, dia mengulangi.
aku tak tau”. Sekarang aku merasa lelah, menghadapi dia. Aku bahkan bisa tidur sepanjang tahun. Bahuku mencelos dan otakku membeku.
Dia hanya memandangku, matanya intense. “okay”.
Dimana yang menyisahkan kami, aku tak ada ide. Tapi aku mengangguk seakan sesuatu telah di putuskan.
bagus” ujarnya, dia mengambil napas dalam-dalam.
Ototku masih gemetar. Spermanya mengalir dari dalam diriku ke kakiku. Shit. Kami memiliki hal yang harus dibicarakan tetapi hal-hal telah berbeda sekarang.
David, kau melakukan sex aman, bukan, sebulan terakhir?”
kau tak perlu khawatir”
bagus”.
Dia melangkah ke depanku. “sejauh aku ketahui kita masih menikah. Jadi tidak, Evelyn, aku tak pernah berhubungan dengan yang lain dibelakangmu”.
Aku tak memiliki apapun. Lututku gemetar. Mungkin karena aksi terbaru yang mereka lihat. Kelegaan akan dirinya yang tidak membawa para groupis yang ingin membalas dendam setelah perpisahan kami tidak bisa menjadi bagian dirinya tentunya. Aku bahkan tak ingin memikirkan Martha, Monster laut bertentakel yang berada di kedalaman.
Seks sangat berantakan. Cinta jauh dan jauh lebih buruk.
Salah satu dari kami harus pergi. Dia tidak bergerak jadi aku pergi, kembali ke klub untuk menemukan Amanda dan Jo. Aku membutuhkan celana baru dan transplantasi jantung. Dia mengikutiku, membuka pintu. Gema yang berat dari musik meledak di malam hari.
Aku bergegas ke toilet wanita dan mengunci diriku di dalam untuk membersihkan diri. Ketika aku keluar untuk mencuci tanganku, melihat ke kaca sangatlah sulit. Pencahayaan remang-remang tidak membantuku. Rambut pirangku yang panjang menggantung di wajhku, ikatannya berantakan karena tangan David. Mataku lebar dan terluka. Aku tampak ketakutan, tetapi tak ingin ku katakan. Dan juga ada bekas cupangan besar dari semua cupangan di leherku. Sialan.
Beberapa pasang cewek masuk, cekikikan, dan antrian panjang di belakang mereka. Sebelum pintu mengayun tertutup, aku meliri David yang bersandar ke dinding di seberang, menunggu menatap sepatu botnya. Obrolan gembira para gadis terdengar keras. Tetapi mereka tidak menyebutkan namanya. Penyamaran David masih bertahan. Aku memeluk diriku sendiri, aku keluar menemui dia.
Siap untuk pergi?” tanyanya, bangun dari dinding.
Ya”.
Kami berjalan kembali melalui klub, menghidari penari dan pemabuk, mencari Amanda dan Jo. Mereka berada di tepi lantai dansa, berbicara. Amanda dengan Wajah rewelnya.
Dia menarikku dan alisnya melengkung. “apa kau bercanda?”
Thanks sudah mengajakku keluar, guys. Tetapi aku akan pulang ke rumah”, kataku mengabaikan pandangannya yang tajam.
Dengan dia?” dia menyentakkan dagunya ke arah David, yang mengintai di pundakku.
Jo melangkah maju, memrangkulku dalam pelukan. “Abaikan dia. Kau melakukan apa yang benar untukmu”.
Terima kasih”.
Amanda memutar matanya dan mengikuti, lalu menarikku dalam pelukan. “Dia melukaimu dengan sangat dalam”.
Aku tau”, mataku di aliri air mata. Sama sekali tak membantu. “terima kasih telah mengajakku keluar”.
Aku berani mempertaruhkan semua uang yang aku miliki, Amanda memangga David di atas bahu ku dengan matanya. Aku hampir merasa kasihan padanya. Hampir.
Kami meninggalkan klub ketika salah satu lagunya terdengar di speaker. Ada banyak teriakan dari para “Diver!” suara Jimmy mengeluarkan Lirik, “ Damn! I hate these last days of love, cherry lips dan long Goodbyes....”
David menunduk dan kami bergegas keluar. Di luar di udara terbuka, lagu itu tidak lebih dari dentuman Bass dan drum yang jauh. Aku terus melirik secara sembunyi-bunyi, memeriksa dia benar-benar ada dan bukan isapan jempol dari imajinasiku. Berkali-kali aku bermimpi dia akan datang padaku. Dan tiap kali aku terbangun sendiri , wajahku basah dengan air mata. Sekarang dia ada disini dan aku tak bisa mengambil resiko. Jika dia menghancurkanku sekali lagi, aku tak yakin aku akan berhasil bangkit kembali untuk kedua kalinya. Hatiku mungkin tak berhasil. Jadi aku melakukan upaya terbaik untuk menjaga mulut dan pikiranku tetap tertutup.
Ini masih relatif awal dan ada banyak orang berkeliaran di luar. Aku mengangkat tanganku dan melewati keramaian jalan dan sebuah taksi berhenti setelahnya. David membuka pintu untukku. Aku masuk tanpa mengucapkan sepatah kata.
aku akan mengantarmu ke rumah”, dia duduk di sampingku dan aku terlonjak ke tempat duduk karena terkejut.
Kamu tidak perlu”.
Ya. Oke, aku perlu melakukan ini, jadi hanya.....”
baiklah”.
Kemana?” sopir taksi bertanya, memberi kami pandangan tak tertarik dari kaca spiom. Semacam pasangan bertengkar lain lagi di kursi belakangnya. Aku yakin setidaknya dia telah melihat selusin malam ini.
David mengocehkan alamatku tanpa bercela. Taksi ke luar ke arus lalu lintas. Dia bisa mendapatkan alamatku dari Sam, dan untuk sisanya...
Lauren”, aku menghela nafas , merosot ke kursi. “tentu saja, itulah bagaimana kamu tau dimana menemukanku”.
Dia meringis. “aku berbicara dengan Lauren sebelumnya. Dengar, jangan marah padanya. Dia melakukan banyak perlawanan”.
benar”
aku serius. Dia memaki ku yang mengacaukan segalanya, berteriak padaku selama setengah jam. Tolong jangan marah padanya”.
Aku menggertakkan gigiku dan menatap ke luar jendela. Sampai jari-jarinya meluncur di atas tanganku. Aku menarik kembali tanganku.
Kau membiarkan aku masuk ke dalam dirimu tapi tak mengijinkanku memegang tanganmu?” dia berbisik, wajahnya sedih di temaram lampu kendaraan yang lewat dan lampu jalan.
Ujung mulutku sudah ingin mengatakan bahwa itu adalah kecelakaan. Bahwa apa yang telah terjadi diantara kami adalah salah. Tapi aku tak bisa melakukan itu. Aku tau betapa itu akan melukainya. Kami saling menatap, ketika mulutku menggantung terbuka , otakku tak berfungsi.
aku amat sangat merindukanmu”, ujarnya “kau tak bisa membayangkannya”.
berhenti”.
Bibirnya terkatup tapi dia tidak mengalihkan pandangan. Aku duduk disana terperangkap dalam tatapannya. Dia terlihat begitu berbeda tanpa rambut panjangnya yang menghilang, dengan cambang pendek. Taksi berhenti diluar blok dari flat ku dan si supir memberi kami tatapan tidak sabar dari balik bahunya.
Aku mendorong pintu terbuka, siap untuk pergi tapi juga ragu-ragu. Kakiku melayang di udara tipis di atas trotoar. “sejujurnya aku berpikir bahwa aku tak akan pernah melihatmu lagi”.
Hei”, katanya , lengannya membentang di belakang kursi. Jari-jarinya meraih ke arahku tapi gagal memulai kontak. “kamu akan melihat ku lagi. Besok”.
Aku tak tau aku harus berkata apa.
Besok” ulangnya, suaranya pasti.
aku tak tau apakah ini akan mebuat perbedaan”
dia mengangkat dagunya, menghirup dengan tajam. “aku tau aku telah mengacaukan kita, tapi aku akan memperbaikinya. Hanya jangan merubah pikiranmu, oke? Beri aku sebanyak itu”.
Aku memberinya anggukan singkat dan bergegas masuk dengan kaki yang tidak stabil. Begitu aku mengunci diri di dalam, taksi menjauh, lampu belakangnya memuadar menjadi hitam melalui kaca buram pintu lantai bawah.
Apa yang harus lakuka sekarang?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

STUCK UP SUIT Chapter 8

GRAHAM AKU TIDAK MENDENGAR KABAR NYA SEPANJANG HARI di hari sabtu, dan tidak seperti yang aku harapkan juga. Soraya Venedetta san...