Kamis, 28 Juni 2018

LICK CHAPTER 10

Dentuman bel pintu menggema ke seluruh ruangan pada pukul sepuluh. David tertidur di punggungku. Dia tidak bergerak sama sekali. Dengan beberapa jam tidur aku merasa senang telah merasa setengah manusia. Aku meringkuk di bawah lengannya, mencoba untuk tidak mengganggunya. Aku menarik tank top ku dan mengenakan jeans ku kembali dan bergegas menuruni tangga, melakukan yang terbaik agar tidak mematahkan leherku dalam prosesnya. Sepertinya ini adalah lebih banyak lagi pengiriman barang.
Child Bride! Biarkan aku masuk”, Mal berseru dari sisi lain pintu. Diikuti dengan penampilan yang persuasif dari dia. Memukul-mukulkan tangannya di kayu yang kokoh. Benar-benar seorang drumer. “Evvie!”.
Tak ada yang memanggilku Evvie. Aku sudah membuang panggilan itu setahun yang lalu. Walaupun begitu, itu lebih baik dibanding dengan “Child Bride”.
Aku membuka pintu dan Mal masuk dengan terburu-buru. Tyler masuk beberapa saat kemudian. Mengingat Tyler sudah duduk minum-minum dan bermain musik dengan David hingga hampir pagi, aku tidak begitu terkejut dengan kondisinya. Pria malang itu sedang mencoba bertahan dari rasa mabuk dari neraka. Dia tampak seperti baru saja di tonjok di kedua matanya, dan garis-garis karena kekurangan tidur yang sangat buruk. Sebuah minuman berenergi menempel di bibirnya.
Mal, apa yang sedang kau lakukan disini?” aku berhenti, menggosok sisa -sisa kantuk di mataku. Wake-up Call, ini bahkan bukan rumah ku. “Maaf, itu tadi tidak sopan. Hanya terkejut karena melihatmu. Hi, Tyler”.
Aku berharap aku akan menikmati kebersamaan dengan suamiku sendirian hari ini, tapi tampaknya itu tidak akan terjadi.
Mal menjatuhkan backpack ku di bawah kakiku. Dia sibuk melihat ke sekeliling dia bahkan sama sekali tidak mendengar pertanyaanku, sopan atau tidak sopan“David masih tidur”, kataku dan mengacak-acak isi tas ku. Oh, barang-barangku. Barang-barang ku yang luar biasa. Dompet dan ponselku khususnya sangat menyenangkan untuk dilihat. Banyak sms dari Lauren, ditambah beberapa dari Ayahku. Aku bahkan tak tau kalau dia bisa mengirim sms. “Terima kasih untuk membawakanku ini”.
David menelponku pada jam empat pagi dan dia berkata bahwa dia telah menulis beberapa hal baru. Kurasa aku datang dan melihat apa yang sedang terjadi. Kupikir kau akan suka dengan pakaian-pakaian mu”. Tangan di pinggang, Mal berdiri di belakang tembok berjendela merenugkan keindahan alam. “Kawan, lihatlah pemandangan itu”.
Bagus,ya?” kata Tyler dari balik minumannya. “Tunggu sampai kau melihat studio nya”.
Mal menangkup tangan di sekitar mulutnya. “Hipster King. Turunlah kesini”.
hi, Sweetie”, Pam berjalan masuk, dan memutar-mutar satu set kunci di tangannya. “aku mencoba membuat mereka untuk pergi selama beberapa saat, tapi seperti yang kau lihat, aku gagal. Maaf”.
Tak apa”, kataku. Aku tidak banyak berpelukan biasanya. Kami tidak melakukan banyak hal dalam keluargaku. Keluargaku lebih menyukai metode berjabat tangan. Tapi Pam sangat baik sehingga aku segera memeluk punggungnya ketika dia memelukku.
Kami telah mengobrol selama berjam-jam pada malam sebelum turun ke studio rekaman. Itu telah memberi pencerahan. Menikahi pemain musik dan produser terkenal, dia sudah menjalani gaya hidup ini selama dua puluh tahun. Tur, rekaman, groupies, .... dia mengalami segala macam pristiwa Rock n Roll. Dia dan Tyler menghadiri festival musik dan jatuh cinta dengan Monterey dengan garis pantai yang bergerigi dan pemadangan laut yang menyapu.
kursi panjang dan beberapa tempat tidur sedang dalam perjalanan, akan ada disini segera. Mal, Tyler, akan membantu memindahkan kotak-kotak. Kita akan menumpuknya di perapian”. Tiba-tiba Pam berhenti , memberiku senyuman hati-hati. “tunggu sebentar. Kau adalah wanita di rumah ini. Kau lah yang memberi peritah disini”.
Oh, Ditumpuk di perapian terdengar bagus, trims”, kataku.
Kalian mendengarnya, anak-anak. Lakukan lah”.
Tyler mengomel, tapi tetap meletakan kaleng minuman dan bergerak menuju kotak-kotak, menggerakan kakinya seperti mayat hidup.
Tunggu”, Mal mengerucutkan bibirnya ke Pam dan aku. “ aku bahkan belum mendapatkan ciuman selamat datang”. Dia mengurung Pam dalam pelukan beruang, mengangkatnya dan berputar sampai dia tertawa. Lengannya direntangakn, dia melangkah ke arahku. “Datanglah ke Daddy, Kepala bantal”.
Aku mengulurkan tangan untuk menahannya, tertawa. “ini sebenarnya sangat mengganggu, Mal”.]
Tinggalkan dia”, kata David dari anak tangga teratas tangga, menguap, dan menggosok kantuk dari matanya. Masih mengenakan jeans nya. Dia adalah kryptonite ku. Semua kepercayaab diriku untuk perlahan menghilang. Kaki ku benar-benar goyah. Aku benci itu.
Kami masih menikah atau tidak hari ini? Dia minum banyak sekali semalam. Orang mabuk dan janji tidaklah berjalan sejalan- kami berdua belajar dengan cara yang sulit. Aku hanya bisa berharap dia mengingat percakapan kami dan masih merasakan hal yang sama.
Apa yang kau lakukan disini hah?” geram suamiku.
Aku ingin mendengar lagu baru, tolol. Mengerjakannya”. Mal memeloti dia, rahangnya diatur dengan kokoh.”aku harus menendang bokongmu. Fuck, Man. Itu peralatan favoritku”.
Tubuhnya kaku, David mulai turun dari tangga. “ kubilang aku menyesal. Dan aku sungguh-sungguh”.
Mungkin. Tapi ini tetap waktunya untuk pembalasan, dasar bajingan”.
Untuk sesaat David tidak membalas. Ketegangan terpancar dari wajahnya tetapi ada tatapan yang takbisa dihindari di mata lelahnya. “baiklah. Apa?”.
ini akan sakit. Sangat buruk”.
lebih buruk dari kamu yang muncul saat aku dan Ev ingin berduan?”.
Mal sebenarnya tampak agak malu.
David berhenti di kaki tangga, menunggu. “Kau ingin menyelesaikan ini di luar?”.
Pam dan Tyler tidak mengatakan apapun, hanya menonton adegan demi adegan. Aku punya feeling ini bukan pertama kalinya mereka bersitegang satu sama lain. Cowok akan selalu jadi cowok dan semuanya. Tapi aku berdiri di samping Mal, setiap ototnya menegang. Jika dia mengambil satu langkah saja ke arah David aku akan melompa ke arahnya. Menarik rambutnya atau apalah. Aku tak tau bagaimana, tapi aku akan menghentikan dia.
Mal memberi David tatapan penuh pertimbangan. “aku tidak akan memukulmu. Aku tidak ingin mencederai tanganku ketika kita memiliki sesuatu yang perlu dilakukan”.
Lalu apa?”.
Kau sudah merusak gitar favoritmu. Jadi ini harus sesuatu yang lain”, Mal menggosok-gosokan kedua tangannya. “Sesuatu yang tak bisa di bayar dengan uang”.
Apa?” tanya David, matanya tiba-tiba cemas.
Hi, Evvie”, Mal menyeringai dan mengalungkan lengan di bahuku, menarikku ke arahnya.
Hey”, aku memprotes.
Dan selanjutnya mulutnya sudah menutupi mulutku, sepenuhnya tak di undang. David berteriak protes. Sebuah lengan memuluk punggungku dan Mal memperdalam ciumannya, menciumku dengan keras, dan menggesek bibirku. Aku mencengkram bahunya, takut jatuh menghantam lantai. Ketika dia mencoba memasukan lidahnya ke mulutku,bagaimanapun, aju tidak ragu-ragu untuk menggigit nya.
Si idiot itu menjerit.
Rasakan.
Secepat dia memjatuhkan ciuman secepat itu pula dia membebaskan ku. Kepalaku pening. Aku meletakkan tangan ke tembok supaya tidak terhuyung, aku menggosok mulutku, mencoba untuk menyingkirkan rasa mulutnya, saat Mal memberikan tatapan terluka padaku.
Sialan. Ini sakit”, dia dengan berhati-hati menyentuh lidahnya, mencari cideranya. “aku berdarah!”.
Bagus”.
Pam dan Tyler tergelak, sangat terhibur.
Lengan memeluk tubuhku dari belakang dan David berbisik di telingaku. “Kerja bagus”.
Apakah kau tau dia akan melakukan itu?” tanyaku, terdengar sangat jengkel.
Tidaklah”. Dia menggesek-gesekan wajahnya di sisi kepalaku, mendusel di rambut bangun tidurku. “aku tak ingin orang lain menyentuhmu”.
Itu adalah jawaban bagus. Kemarahanku mencair. Aku meletakkan tanganku di atas kepanya dan pelukannya padaku mengencang.
Kau ingin aku menghajarnya?” tanya David. “katakan saja”.
Aku berpura-pura mempertimbangkan itu untuk sesaat ketika Mal mengamati kami dengan penuh ketertarikan. Kami tampak jauh lebih bersahabat dibanding sebelumnya ketika kami di LA. Tapi ini bukan urusan siapapun. Tidak temannya, tidak juga pers, tidak siapapun.
Tidak”, aku balik berbisik, perutku jungkir balik. Aku jatuh begitu cepat padanya dan itu membuatku takut. “Kurasa lebih baik kau tidak melakukan apapun”.
David memutarku ke arahnya dan aku memelkuknya, mengalungkan lenganku di bahu. Aroma kulitnya membuatku mabuk. Aku bisa berdiri disana sambil menciumi aromanya. Ini terasa kami telah bersama, tapi aku sudah lama tidak mempercayai penilaianku, jika aku harus memulainya.
Malcolm bergabung dengan mu di bulan madumu?” suara Pam berat dan tak percaya.
David terkekeh. “Tidak , ini bukan bulan madu kami. Jika kita berbulan madu, kami akan berbulan madu jauh dari semua orang. Dan sangat jelas, dia tidak akan disana”.
Jika?” tanya Pam..
aku sungguh menyukai Pam.
Ketika”, dia mengkoreksi, memelukku erat.
ini semua sungguh manis, tapi aku datang untuk membuat musik”. Mal mengumumkan.
Dan kau seharunya menunggu sialan”, kata David. “Ev dan aku punya rencana pagi ini”.
Kita sudah menunggu hampir dua tahun untuk muncul dengan sesuatu yang baru”.
sulitkah itu. Kau cuma perlu menunggu beberapa jam”, David meraih tanganku dan dia membimbingku ke tangga. Eforia mengalir keseluruh tubuhku. Dia memilihku dan itu luar biasa.
Evvie, maafkan karena melecehkan mulutmu”. Kata Mal, dan duduk diatas kardus terdekat.
Kau dimaafkan”, kataku dengan lambaian ala ratu. Merasa sangat murah hati saat kami berjalan menuju tangga.
Kau akan minta maaf karena menggigitku?” tanya Mal.
Tidak”.
Well, itu tidak sopan”, dia berteriak dibelakang kami.
David terkikik.
Okay people, kita harus memindahkan kardus-kardus ini”. Aku mendengar Pam berbicara.
Kau memakai pakaianmu kembali” katanya. “lepaskan”.
Dia tidak menungguku untuk melepaskan pakaianku, meraih bagian ujung kaosku dan mengangkatnya ke atas kepalaku dan mengangkat lenganku.
aku tidak berpikir bahwa membuka pintu dengan separuh telanjang adalah ide yang baik”.
Cukup bisa diterima” dia berbisik, menarikku ke arahnya dan mengurungku di pintu. “kau terlihat khawatir tentang sesuatu tadi di lantai bawah. Tentang apa?”.
Tak ada apa-apa”.
Evelyn”. Ada sesuatu tentang cara dia menyebut namaku. Itu membuatku bergetar berantakan. Begitu juga cara dia memojokkanku, menekan tubuhnya ke tubuhku. Aku meletakkan tangaku mendatar di atas dada kekarnya. Tidak mendorongnya menjauh, hanya butuh untuk menyentuhnya.
Aku bertanya-tanya”, kataku. “setelah percakapan kita pagi ini, ketika kita, um, mendiskusiakan menandatangani dokumen di hari senin”.
Kenapa dengan itu?” dia bertanya, menatap lurus padaku. Aku bahkan tak bisa mengalihkan pandangan walaupun aku mencoba.
Well, aku tidak yakin kau masih merasakan hal yang sama. Tentang menandatangani dokumen-dokumen itu, maksudku. Kau terlalu banyak minum”.
aku belum berubah pikiran”, pinggulnya sejajar dengan tanganku dan menyapu sisi tubuhku. “kau berubah pikiran?”.
Tidak”.
Bagus” tangan hangat nya menangkup payudaraku dan aku kehilangan kemampuanku untuk berpikir lurus.
Kau tak mengapa dengan ini?” dia memberi tatapan mengarah ke tangannya.
Aku mengangguk. Kemampuan berbicara telah menghilang bersamaan kemampuan berpikir, tampaknya.
Jadi inilah rencananya. Karena aku tau bagaimana suka nya dirimu dengan rencana. Kita akan tinggal di kamar ini sampai kita berdua puas dan berada di kesepakatan yang sama yang berhubugan dengan kita. Mengerti?”.
Aku mengangguk lagi. Tanpa ragu, rencana itu mendapat dukungan sepenuhnya dariku.
bagus”. Dia menempatkan telapak tangannya di payudaraku, mendatar di dadaku. “jantungmu berdetak sangat cepat”.
David”.
Hmm?”.
Tak masalah, aku masih tak memiliki kata-kata. Jadi sebagai gantinya, aku menutupi tangannya dengan tanganku , menggenggamnya di atas jantungku. Dia tersenyum.
Ini adalah reka ulang dramatis dari malam ketika kita menikah”, dia mengumumkan, menatap ku dari balik alis yang gelap. “Tunggu sebentar. Kita duduk di kamar motelmu kau mengangkangiku”.
Aku melakukan itu?”
Yeah”. Dia membimbingku ke tempat tidur dan duduk di ujungnya. “ayolah”.
Aku menaiki ke atas pangkuannya, kakiku mengapit kakinya. “seperti ini?”.
cuma itu”, tangannya mencengkram pinggangku. “ kau menolak pergi ke kamarku di Belagio. Berkata bahwa aku jauh dari sentuhan dunia nyata dan perlu melihat bagaimana orang kecil hidup”.
Aku mengerang malu. “aku terdengar sedikit arogan”.
Mulutnya melengkung membentuk senyuman kecila. “itu menyenangkan. Tapi juga, kamu benar”.
lebih baik jangan sering mengatakan hal itu padaku atau itu akan terus terngiang-ngiang di kepalaku”.
Dagunya naik. “berhentilah membuat lelucon , baby. Aku sedang serius. Aku membutuhkan dosis realitas. Seseorang yang mengatakan kata tidak ke padaku sesekali dan mengatakan omomg kosong untuk hal itu. Itulah yang telah kita lakukan. Kita mendorong satu sama lain keluar dari zona nyaman kita”.
Itu masuk akal. “kurasa kau benar..... apakah itu cukup?”.
Dia meletakkan tangannya lagi ke jantungku lagi, dan menabrakan ujung hidungnya ke hidungku. “bisakah kau merasakan apa yang kita lakukan disini? Kita sedang membangun sesuatu”.
Ya”, aku bisa merasakannya, hubungan diantara kami, kebutuhan yang luar biasa untuk bersamanya. Tidak ada hal lain yang lebih berarti. Koneksi secara fisik, cara dia masuk ke kepalaku lebih cepat dari apapun yang pernah aku alami. Bagaimana luarbiasa nya harun tubuhnya ketika dia baru bangun tidur di pagi hari. Tapi aku butuh lebih dari sekedar itu. Aku ingin mendengar suaranya, mendengar dia berbicara tentang segala hal dan apapun.
Aku merasakan berkobar dalam diriku. Seperti campuran hormon yang kuat, aku seperti berlari dalam kecepatan cahaya. Tangannya yang lain melingkar dibelakang leherku, mendekatkan mulutnya ke mulutku. Mencium David seperti melemparkan bensin ke dalam diriku. Dia menyelipkan lidahnya ke dalam mulutku, sebelum dia menggoda gigi dan bibirku. Aku tak pernah merasa seluarbiasa ini. Jemarinya membelai paudaraku, melakukan hal-hal luar biasa dan membuatku terkesiap. Tuhan, panas kulit telanjangnya. Aku beringsut kedepan, mencari lebih banyak, membutuhkannya. Tangannya meninggalkan dadaku untuk melebar ke punggungku, menekanku ke tubuhnya. Dia keras. Aku bisa merasakannya melalui kedua lapis denim. Tekanan yang dia berikan padaku adalah surgawi. Luar biasa.
cuma itu” dia berbisik saat aku mengayunkan pinggulku, mencari lebih banyak.
Ciuman kami semakin menggelora, lapar. Mulutnya yang panas bergerak ke atas rahangku dan daguku. Dimana leherku bertemu dengan dadanya dia berhenti dan menghisap. Segalanya dalam tubuhku mengetat.
David-”
dia menarik diri dan menatapku, matanya melebar. Setiap hal kecil dalam dirinya sama terpengaruhnya dengan diriku. Terima kasih tuhan aku tidak sendirian terengah-engah. Sebuah jari menelusuri jalur lambat diantara payudaraku turun ke pinggang celana jeansku.
Kau tau apa yang terjadi selanjutnya” katanya. Tangannya menyelip ke bawah. “Katakan Ev”. Ketika aku ragu dia membungkuk dan menggit leherku. “ayolah. Katakan padaku”.
Menggigit tak pernah menarik bagiku sebelumnya, baik dalam pikiran maupun tindakan. Bukan berarti ada banyak tindakan. Tetapi sensasi gigi David yang menekan kulitku membuatku jungkir balik di dalam. Aku memejamkan mataku. Sedikit dari gigitan dan banyak yang harus mengataka kata-kata yang dia inginkan.
Aku hanya pernah melakukan ini sekali sebelumnya”.
kau gugup. Jangan Gugup”. Dia menciumku tepat dimana dia baru saja menggigitku. “Jadi, bagaimanapun, ayo menikah”.
Kelopak mataku membuka dan tawa kaget keluar dari tubuhku. “aku yakin bukan itu yang kau katakan malam itu”.
Aku mungkin sedikit khawatir dengan pengalaman mu. Dan mungkin kita telah berbicara tentang itu”. Dia memberiku senyuman samar dan mencium sisi mulutku. “tapi segalanya berjalan baik-baik saja”.
Berbicara aoa? Katakan apa yang telah terjadi”.
Kita memutuskan untuk menikah. Berbaringlah di ranjang untukku”.
Dia menggenggam pinggulku, membantuku memanjatnya dan naik ke kasur. Tanganku meluncur diatas sprei katun yang halus dan dingin. Aku berbaring telentang dan dia dengan cepat membuka celana jeans ku dan membuangnya. Tempat tidur bergeser di bawah tubuhku saat dia berlutut diatasku. Aku merasa siap untuk meledak, jantungku berdebar, tetapi dia tampak tenang dan terkendali. Untungnya salah satu dari kami tetap tenang. Tentu saja, dia melakukan ini puluhan kali.
Mungkin lebih, dengan semua groupies dan semuanya. Ratusan? Mungkin ribuan?
Tatapannya naik untuk bertemu dengan tatapanku saat dia mengaitkan jarinya ke celana dalamku. Ini tidak terburu-buru sama sekali, dia menarik pekaian terakhirku perlahan menuruni kakiku. Dorongan untuk menutupi diriku sangat kuat. Tapi tanganku menggenggam sprei, menggosok kain dianatara jariku.
Dia melepaskan Jeansnyaa. Gemerisik pakaiannya adalah satu-satunya suara. Kami tidak memutuskan kontak mata. Tidak sampai dia berbalik ke meja samping tempat tidur dan mengambil kondom, diam-diam menyelipkannya di bawah bantal di sebelahku.
David telanjang menentang deskripsi. Cantik tidak bisa mewakili semua itu, semua garis keras tubuhnya dan tato yang menutupi kulitnya, tapi dia tak memberiku banyak waktu untuk melihatnya.
Dia naik kembali ke tempat tidur, berbaring di sampingku, disangga dengan satu siku. Tangannya meringgkuk di pinggulku. Rambut hitam nya jatuh ke depan, menghalangi wajah nya dari pandangan. Aku ingin melihatnya. Dia membungkuk, menciumku dengan lembut kali ini di bibirku, wajahku. Rambutnya menyentuh kulitku.
sampai dimana kita tadi?” dia bertanya, suaranya terdengar pelan di telingaku.
Kita memutaskan untuk menikah”.
Mm, karena aku mendapat malam terbaik dalam hidupku. Untuk pertama kalinya aku tidak merasa sendiri setelah sekian lama. Pemikiran tidak memilikimu di setiap malamku.....aku tidak bisa menghadapinya”, mulutnya bergerilya di leherku. “aku tak bisa membiarkanmu pergi. Khususnya ketika aku tau kau hanya pernah bersama satu orang pria”.
Kupikir itu mengganggu mu?”.
Itu tentu saja menggangguku”. Katanya, dan mencium keningku. “ kau jelas siap melakukan seks lagi. Jika aku cukup bodoh untuk membiarkan dia pergi, kau mungkin akan bertemu orang lain. Aku tak tahan memikirkanmu bersama orang lain kecuali aku”.
Oh”
Oh”, dia setuju. “ngomong-ngomong tentang yang ini, adakah pikiran ulang tentang apa yang sedang kita lakukan disini?”.
Tidak” , begitu banyak rasa gugup, tapi tidak ada berpikir ulang.
Tangannya yang di pinggulku menjalar ke perutku, membuat lingkaran di perut bawahku sebelum bergerak lebih ke bawah, membuatku gemetaran.
Kau begitu cantik”, dia terengah. “setiap jengkal dirimu. Dan ketika aku menantangmu untuk mengesampingkan rencana-rencana mu dan kabur bersamaku, kau berkata ya”.
aku melakukannya?”
ya”.
Terima kasih tuhan untuk itu”.
Jari-jarinya membelai bagian atas kelaminku sebelum berpindah ke otot pahaku yang mengatup rapat. Jika aku ingin berjalan lebih jauh aku perlu membuka kakiku. Aku tahu ini. Tentu saja aku melakukannya.kenangan rasa sakit pada kali terakhir aku berhubungan membuat aku ragu. Jari kakiku melengkung dan kram mengancam muncul di otot betisku dari semua otot yang tegang. Tommy Byrnes adalah bajingan tolol. David tidak seperti itu.
kita bisa bergerak selambat yang kamu mau”, katanya, membaca ku dengan sangat baik. “percayalah padaku, Ev”.
Tangannya yang hangat melembut diatas pahaku saat lidahnya menjalar di sepanjang leherku. Itu terasa luar biasa, tapi itu tidak cukup.
aku butuh.....” aku menolehkan wajahku padanya, mencari-cari mulutnya. Bibirnya pas dengan bibirku, membuat segalanya menjadi benar. Mencium David menyembuhkan setiap penyakit. Ikatan ketegangan di dalam diriku berubah menjadi sesuatu yang manis karena rasa David, merasakan tubuhnya di tubuhku. Satu lengannya terperangkap dibawah tubuhku tapi lengan satuninya aku membuatnya sepenuhnya berguna, menyentuh seluruh dirinya yang berada dalam jangkauan. Memijat bahunya dan merasakan kerasnya bahunya, dan ladasan lembut di punggungnya.
Ketika aku menyesap lidahnya dia mengerang dari bagian belakang tenggorokannya dan rasa percaya diriku menguar. Tangannya menyelinap diantara kakiku. Hanya tekanan telapak tangannya saja membuatku melihat bintang-bintang. Aku melepaskan ciuman, tak bisa bernapas. Awalnya dia menyentuhku dengan lembut, membiarkanku memanfaatkan dia. Hal-hal yang bisa jemarinya lakukan.
Elvis tidak bisa bersamaku hari ini” katanya.
Apa?” tanyaku, bingung.
Dia berhenti dan memasukan dua jari ke mulutnya, membasahi jarinya atau mencicipiku aku tak tau. Tak penting. Apa yang penting adalah dia membuat tangannya kembali padaku, secepatnya.
aku tak ingin membagi ini dengan siapapun”. Ujung jarinya ditekan masuk kedalam tubuhku, masuk kedalam hanya sedikit. Ditarik kembali sebelum ditekan masuk lagi. Ini tidak memiliki sensasi yang sama yang sepaket dengan itu saat dia membelaiku tapi ini tidak sakit. Belum.
Jadi, tidak ada Elvis. Aku harus menanyakan pertanyaan”, kataku.
Aku cemberut , merasa kesulitan untuk fokus pada apa yang dia katakan. Itu mungkin tidak sama pentingnya dengan dia menyentuhku. Kejar-kejaran kenikmatan mengalir di dalam diriku. Mungkin dia mengomel selama pemanasan. Aku tak tau. Jika dia menginginkan, aku lebih dari siap untuk mendengarkannya.
Tatapannya terpaku ke payudaraku sampai akhirnya dia menundukan kepalanya, memasukan satu payudaraku ke mulutnya. Punggungku melengkung, menekan jarinya masuk lebih jauh dalam diriku. Cara mulutnya menghisapku menghampus semua tidak kenyamananku. Dia membelai ku diantara kakiku dan kenikmatan meningkat. Aku menggelanyar dalam cara terbaik yang mungkin. Ketika aku melakukan ini, ini terasa nikmat. Ketika David yang melakukannya, ini menyentuh tingkatan spektakuler, mencapai bintang. Aku tau dia sangat mahir dalam memainkan gitar, tapi ini sepertinya bakat nya yang sebenarnya. Sejujurnya.
Tuhan, David”, aku membusung ke arahnya ketika dia beralih ke payudaraku yang satunya. Dua jari berkerja di dalam diriku, sedikit ketidak nyamanan, tapi tak ada yang tak bisa ku kendalikan. Tak begitu lama saat dia menjaga mulutnya tetap di payudaraku, mencurahi payudaraku dengan perhatian. Ibu jarinya menggosok disekitar titik manis dan mataku berputar di kepalaku. Begitu dekat. Kekutan yang terbangun begitu mengejutkan. Meniup akal sehat. Tubuhku akan meledak menjadi debu, atom , ketika ini semua meledak.
Jika dia berhenti aku akan menangis. Menangis dan memohon. Dan mungkin membunuh.
Untungnya, dia tidak berhenti.
Aku menggeram, setiap ototku ditarik kencang. Ini terasa terlalu berlebihan. Hampir. Aku mengambang, tubuhku limbung, merasa penuh sepanjang waktu.
Ketika aku membuka mataku lagi, dia disana menunggu. Dia menyobek bungkus kondom dengan giginya dan memasangnya. Aku tiba-tiba kesulitan bernapas, ketika dia menjulang diatas ku, bergerak diantara kakiku.
Enak?” dia bertanya, dengan senyum kepuasan.
Sebuah anggukan adalah hal terbaik yang bisa aku lakukan.
Dia menahan sebagian besar berat tubuhnya di siku, tubuhnya menekanku ke tempat tidur. Aku perhatikan dia menikamati ukurannya untuk keuntungan kami berdua. Itu berhasil. Tentru saja tak ada yang membosankan atau menyebabkan klastrofobia tentang posisi kami. Aku tak tau mengapa aku berpikir akan ada ketakutan. Di kursi belakang mobil orang tua Tommy Byrnes aku merasa kaku dan tidak nyaman, tetapi ini tidak seperti itu. Berbaring di bawahnya, menikmati panas kulitnya di kulitku, sempurna. Dan tidak ada keraguan betapa dia menginginkan ini. Aku berbaring disana, menunggunya memasuki ku.
Masih menunggu.
Dia mengusap bibirnya dengan bibirku. “apakah kau , Evelyn Jennifer Thomas, bersediakah untuk tetap menikahi denganku, David Vincent Ferris”.
Oh, itu Elvis yang dia bicarakan. Orang yang menikahkan kami. Hah. Aku menahan rambutnya, perlu melihat matanya. Seharusnya aku memintanya untuk mengikatnya kebelakang. Itu membuat ku sulit untuk mencoba dan mengukur keseriusannya.
Kau benar-benar ingin melakukan ini sekarang?” tanyaku, sedikit terkejut. Aku begitu sibuk memikirkan tentang sex, aku tidak menyangka ini akan terjadi.
tentu saja. Kita sedang memperbaharui sumpah kita sekarang”.
Ya?” kataku.
Dia menengadahkan kepalanya, menyipitkan matanya padaku. Tatapan di wajahnya begitu menyakitkan. “ya? Kau tidak yakin?”.
Bukan. Maksudku, Ya” aku mengulang, lebih yakin. “Ya. Aku yakin. Sangat”.
Terima kasih banyak untuk itu”, tangannya menggeledah di bawah bantal di samping ku, kembali dengan cincin amat sanagt berkilau diantara jarinya. “Tangan”.
Aku mengulurkan tangan diantara kami dan dia memasangkan cincin ke jariku. Pipiku nyeri, aku tersenyum begitu lebar. “apakah kau mengataka 'ya' juga?”
Ya” dia menangkap bibirku dalam ciuman yang keras. Tangannya menyelip disisku, diatas perutku untuk menangkup ku diantara kakiku. Segalanya disana masih begitu sensitif dan tak diragukan lagi basah. Kelaparan dalam ciumanya dan cara nya menyentuhku meyakinkanku dia sama sekali tidak masalah.
Dia mengepaskan dirinya kepadku dan mendorong masuk. Ini dia. Dan tiba-tiba, sial, aku tidak bisa rilex. Kenangan akan rasa sakit di kali terakhir aku mencoba mengacaukan pikiranku. Basah tak masalah akan tetapi ototku tidak mau menyerah. Aku terkesiap, pahaku meremas pinggulku. David keras dan tebal dan itu menyakitkan.
Lihat aku” katanya. Warna biru matanya telah menggelap dan rahanya kaku. Kulit lembabnya berkilau dalam pencahayaan rendah. “Hei”.
Hei”, suaraku terdengar goyah bahkan dalam pendengaranku sendiri.
Cium aku”. Dia menurunkan wajahnya dan aku menciumnya, menekan lidahku ke mulutnya, membutuhkannya. Dengan hati-hati, dia mengayun-ayunkanku, bergerak lebih dalam ke dalam tubuhku. Bantalan ibu jarinya memainkan klitorisku, melawan rasa sakit. Rasa sakit mereda, mendekat pada ketidaknyamanan yang biasa yang berujung pada kenikamatan. Tidak masalah. Ini yang bisa aku tangani.
Jari-jarinya meggenggam kakiku sebelum turun untuk menangkup bokongku. Dia menariku mendekat dan bergerak lebih dalam di dalam tubuhku. Bergoyang melawanku sampai aku mengambilnya semua. Itu masalah, karena tidak ada cukup ruang untukku.
Tidak apa-apa”, erangnya.
Mudah baginya mengatakannya.
Sialan.
Tubuh kami saling menyatu satu sama lain, kami berbaring disana, tak bergerak. Lenganku memeluk kepalanya sangat erat, menempel padanya, aku tidak yakin bagaimana dia bernafas. Entah bagaimana dia bisa menggerakan wajahnya untuk mencium leherku,menjilat keringat di kulitku. Ke atas, ke rahang dan mulutku. Cengkraman mematika n yang aku rasakan padanya mereda saat dia menciumku.
bagus seperti itu” katanya. “Cobalh dan santailah untukku”.
Aku mengangguk kesal, ingi tubuhku untuk bersantai.
Kau sangat canti, dan Tuhan, kau terasa luar biasa”. Tangannya yang besar membelai payudaraku, jari jemarinya membelai sisi tubuhku, membuatku rileks. Otot-otot mulai rileks secara bertahap, menyesuaikan diri dengan kehadirannya. Rasa sakit itu memudar lagi setiap kali dia menyentuhku, membisikkan kata-kata pujian.
ini nikmat”, kataku akhirnya, tanganku bertumpu pada bisepnya. “aku baik-baik saja”.
Tidak, kau bukan hanya baik -baik saja. Kau luar biasa”.
Aku memberinya senyum pusinh. Dia mengatakan hal yang terbaik.
Maksudmu aku bisa bergerak?” tanyanya.
Ya”.
Dia mulai bergoyang diatasku lagi, bergerak sedikit demi sedikit tiap kali. Berangsur- angsur medapatkan momentum saat tubuh kami bergerak bersama. Kami cocok, hampir seluruhnya. Dan kami sungguh melakukannya, perbuatan itu. Bicara tentang perasaan dekat dengan seseorang . Kau tidak bisa lebih dekat secara fisik. Aku senang itua adalah dia. Ini berarti segalanya.
Tommy telah bertahan dua detik. Untuk merusak selaput daraku dan meyakitiku. David menyentuhku dan menciumku dan memanfaatkan waktunya. Perlahan, panas yang manis sensasi yang membangun tekanan datang lagi. Dia merawatnya dengan hati-hati, memberiku ciuman yang panjang dan basah, membelai dirinya sendiri di dalam tubuhku dengan cara yang hanya membawa kenikmatan dalam diriku. Dia luar biasa, mengamatiku d ari dekat , mengukur reaksiku terhadap semua yang dia lakukan.
Akhirnya, aku berpegangan padanya dan berusaha keras. Rasanya seperti kembang api tahun baru dinyalakan dalam diriku, panas dan cerah dan sempurna. Jauh lebih banyak di dalam dan di atasku, kulitnya menempel di kulitku. Aku tergagap menyebut namanya, dan dia menekanku. Ketika dia mengerang seluruh tubuhnya bergetar. Dia membenamkan wajahnya di leherku,napasnya memanaskan kulitku.
Kami sudah melakukannya.
Hah.
Wow.
Segalanya terasa sedikit sakit. Orang-orang benar tentang itu. Tapi ini tidak seperti kali terakhir.
Dengan hati-hati, dia bergeser dariku, dan ambruk di sisiku.
Kita berhasil” aku berbisik.
Matanya terbuka. Dadanya masih terengah-engah , berusaha mendapatkan lebih banyak udara ke dalam tubuhnya. Setelah beberapa saat, dia berguling ke sisinya untuk menghadapku. Tak akan pernah ada pria yang lebih baik darinya. Aku yakin itu.
Ya, kau baik-baik saja?” tanyanya.
Ya”, aku beringsut lebih dekat, mencari panas tubuhnya. Dia menyelipkan lengan di pinggaku, menarikku masuk. Membiarkan ku tau apa yang dia inginkan. Wajah kami hanya berjarak satu telapak tangan. “ini jauh lebih baik dibanding kali terakhir. Kurasa aku menyukai sex”.
kau tidak tau betapa leganya aku mendengarnya”.
apakah kau gugup?”.
Dia terkekeh mendekat. “tidak secemas dirimu. Aku senang kau menikmatinya”.
aku menikmatinya. Kau adalah pria dengan banyak talenta”.
Senyumnya memancarkan kilau tertentu.
kau tidak akan menyombongkan diri padaku, bukan? Atas semua permainan kata yang sengaja dimainkan”.
aku tak akan berani. Aku mempercayaimu untuk membuatku tetap bertahan, Mrs Ferris”.
Mrs Ferris, kataku , dengan sedikit takjub. “bagaimana dengan itu?”
Hmmm”. Jarinya membelai wajahku.
Aku menangkap tangan kosongnya, memeriksanya. “kau tidak memiliki cincin”.
Tidak, aku tak punya. Kita harus segera memperbaikinya”.
Ya, kita akan melakukannya”.
Dia tersenyum “hei, Mrs Ferris”.
Hei, Mr Ferris”.
Tidak ada cukup ruang bagiku untuk semua perasaan yang ku alami,
bahkan tak ada yang cukup mendekati.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

STUCK UP SUIT Chapter 8

GRAHAM AKU TIDAK MENDENGAR KABAR NYA SEPANJANG HARI di hari sabtu, dan tidak seperti yang aku harapkan juga. Soraya Venedetta san...