Kamis, 28 Juni 2018

Bound by Duty Prolog

“Jangan balikkan punggungmu padaku Dante. Tatap aku. Bukankah setidaknya aku berhak atas sedikit rasa hormat”.
Ketegangan memancar darinya saat dia berbalik menghadapku. Dia tidak mendekat, tapi dia menatapku. Untuk kali ini, dia tidak berpura-pura tidak melihat. Mata birunya berkeliaran di tubuhku yang terpapar.
Putingku mengeras di udara pendingin yang ada di kantornya, tapi aku tidak menutup bathrobe sutraku, meskipun ada dorongan kuat untuk menutupi diriku terhadap pengamatan Dnate. Tatapannya tertuju ke bagian atas pahaku yang lebih panjang dibanding sisa tubuhku dan sedikit harapan memenuhiku. “apakah aku istrimu?”
alis pirangnya menyatu. “tentu saja. Memang begitu”. Ada sedikit hal yang tak bisa aku pahami dalam suaranya.
Kalau begitu klaim hak mu , Dante. Jadikan aku milikmu”.
Dia tidak bergerak tapi matanya meluncur ke putingku yang tegak. Tatapannya hampir seperti sesuatu yang fisik, seperti sentuhan tak kasat mata pada kulit telanjangku.
Aku tidak sampai mengemis. Aku tau aku hampir mendapatkannya. Aku ingin berhubungan sex malam ini. “aku juga memiliki kebutuhan. Apakah kau lebih suka jika aku menemukan kekasih yang lain yang membebaskanmu dari beban untuk menyentuhku?” aku tak yakin bisa melewatinya. Tidak, aku yakin aku tak bisa melewatinya, tapi tindakan provokasi ini adalah cara terakhirku. Jika Dante tidak bereaksi dengan hal itu, maka aku tak tau harus bagaimana lagi.
Tidak”, katanya tajam, sesuatu yang penuh amarah dan posesif menerobos topengnya yang sempurna. Dia menekan bibirnya, rahanya terkunci, dan berjalan ke arahku. Aku menggigil karena kebutuhan dan kegembiraan saat dia berhenti di depanku. Dia tidak meraihku tapi aku mendeteksi sedikit keinginan di matanya. Tidak banyak, tapi cukup membangkitkan keberanianku. Aku menjembatani jarak yang tersisa di antara kami dan meringkukkan jariku di atas bahunya yang kuat, menekan tubuh telanjangku di tubuh bagian depannya. Bahan kasar setelan bisnisnya menggosok dengan nikmat putingku yang sensitif dan aku mengeluarkan erangan kecil. Tekanan diantara kedua kakiku hampir tak tertahankan. Mata Dante melotot saat dia menunduk menatapku. Perlahan dia melingkarkan lengan di sekelilingku dan meletakkan telapak tangannya di punggung bawahku.
Eforia membanjiriku. Dia tidak mengabaikanku lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

STUCK UP SUIT Chapter 8

GRAHAM AKU TIDAK MENDENGAR KABAR NYA SEPANJANG HARI di hari sabtu, dan tidak seperti yang aku harapkan juga. Soraya Venedetta san...