Kamis, 20 Desember 2018

STUCK UP SUIT Chapter 3

Soraya

MORGAN FINANCIAL HOLDING menguasai keseluruhan dua puluh lantai di mulai dari tanda yang ada di lobbi. Perutku mulas saat aku menunggu elevator. Mengingat bahwa aku baru saja memakan sarapanku, aku tau ini adalah rasa gugup, dan itu membuatku jengkel.
Mengapa memikirkan tentang datang untuk bertemu langsung dengan si bajingan tengik membuatku gugup?
Tampangnya.
Jauh di dalam hati, aku tau itu karena tampangnya, dan itu sangatlah tak masuk akal. Aku bukanlah orang yang mementingakan tampang, tapi sebagian dari diriku tak bisa untuk tidak tergila-gila dengan si bajingan ini. Sebagian diriku amat sangat butuh untuk diam sekarang.
Elevator membuat tanda berdenging dan membuka, mempersilahkan aku dan seorang bisnismen yang lebih tua dari ku masuk. Hanya ada kami berdua di dalam pintu yag tertutup. Ketika pria itu menggaruk-garuk bola nya, aku menunduk ke arah tato sayap yang ada di kakiku untuk mengalihkan ku dari pemandangan itu. Mengapa aku menjadi magnet bagi pria yang menggaruk-garuk perkakas sialan mereka? Untungnya, lift sudah sampai di lantai dua puluh dengan cukup cepat. Aku keluar dari elevator, dan membiarkan si pria bebas untuk menikmati perjalanannya secara pribadi.
Sebuah tanda dengan huruf berwarna hitam yang dibaca Morgan Financial Holdingsv menggantung diatas dua pintu kaca. Menarik nafas dalam-dalam dan sedikit merapihkan gaun merahku, aku berjalan ke arah pintu masuk. Ya, aku aku sudah menyadari ketololanku dalam situasi ini. Jangan menghakimiku.
Seorang resepsionis muda berambut merah tersenyum padaku. “ada yang bisa saya bantu?”
Ya , aku ingin bertemu dengan Graham Morgan”.
Dia tampak terlihat ingin menertawakanku. “apakah dia menunggumu?”
Tidak”.
Mr Morgan tidak akan menemui siapapun yang belum membuat janji temu?”
Yah, aku memiliki sesuatu yang sangat penting untuknya, jadi aku benar-benar harus menemuinya”.
siapa nama anda?”
Soraya Venedetta”.
bisakah kau ejakan nama terakhir anda untukku? Vendetta? Seperti “vendetta” pada seseorang”.
Bukan, Ven- E- detta. Ada huruf E di tengah-tengah. V-E-N-E-D-E-T-T-A”. jika saja aku mendapat perak disetiap kali orang salah menyebutkan nama terakhirku, aku pasti akan lebih kaya dibandingkan dengan Graham J Morgan.
Okay, miss Venedetta. Jika anda mau, anda bisa duduk menunggu disana. Ketika Mr Morgan datang, aku akan menanyakan apakah Mr Morgan bersedia menemui anda”.
Terima kasih”.
Meluruskan gaunku, aku duduk di sofa microfiber yang mewah yang berada di seberang meja depan. Seharusnya tidak mengejutan bahwa si Tuan “bajingan terbesar” belum ada disini, karena dia tidak berada di kereta yang biasa pagi ini. Aku bertanya-tanya berapa lama , aku harus menunggu ; aku hanya meminta izin setengah hari dan harus kembali ke Ida setelah jam makan siang.
Terlalu terhanyut di dalam beberapa majalah keuangan, aku hampir tidak mendongak ketika pintu terbuka. Jantungku mulai berdebar ketika aku melihat Graham, terlihat marah seperti biasanya. Dia mengenakan celana hitam dan kemeja putih bersih yang di gulung hingga ke lengan. Ada jam berkilau yang melilit pergelangan tangannya. Dia memegang dasi berwarna merah anggur di satu tangan dan laptop di tangan satunya. Ketika dia lewat, secercah aroma cologne yang memabukan langsung menghantamku seperti pukulan di hidung. Dia melihat lurus kedepan, benar-benar tak peduli padaku atau hal lain di sekitarnya.
Resepsionis menyapa saat dia berjalan melewatinya. “Selamat pagi. Mr Morgan”.
Graham tidak menanggapi. Dia hanya mengeluarkan dehaman yang nyaris tidak terdengar saat dia dengan cepat melewati kami dan menghilang di lorong.
Sungguh.
Aku menatap ke si resepsionis. “kenapa kau tidak memberi tahu dia, bahwa aku disini untuk menemui dia?”.
Dia tertawa. Mr Morgan perlu waktu untuk melakukan dekompresi di pagi hari. Aku tak bisa langsung menyodorkan tamu yang tidak dia sebutkan pada saat dia berjalan masuk”.
Yah, berapa lama tepatnya aku harus menunggu?”
aku akan menghubungi sekretarisnyadalam waktu sekitar tiga pluh menit”.
apa kau sedang bercanda?”
sama sekali tidak”.
itu sangat lah konyol. Aku hanya butuh waktu dua menit untuk melakukan apa yang harus ku lakukan. Aku tak bisa menunggu sepanjang pagi. Aku akan terlambat berkerja”.
Ms Vendetta”.
Ven-E- detta,,,,”.
Venedetta. Maaf, ada aturan tertentu disini, aturan nomor satu adalah, kecuali Mr Morgan memiliki jadwal penting yang di jadwalkan pagi hari, dia tidak boleh di ganggu segera setelah dia tiba”.
apa yang akan dia lakukan jika kamu mengganggunya”.
saya tidak ingin mencari tau”.
Yah, aku mengerti”. Turun dari tempat dudukku, aku menyerbu ke lorong ketika si rambut merah berlari di belakangku.
Miss Venedetta aku tak tau apa yang anda lakukan. Kembali kesini sekarang juga! Aku serius”.
Aku berhenti ketika aku menemukan sebuah pintu kayu cheri gelap dengan nama Graham J Morgan yang di ukir di plakat di atasnya. Nuansa jendela yang mengelilingi pintu tertutup sepenuhnya.
Dimana sekretarisnya?”
dia menunjuk meja kosong di seberang kantor Graham. “sekertarisnya biasanya duduk disana, tapi tampaknya dia belum masuk. Jadi, ada lebih banyak alasan kenapa aku tak bisa mengganggu nya sekarang karena mungkin dia marah tentang itu”.
Dia memandang karyawan wanita lain yang bekerja di sebuak kubikel di dekatnya. “apakah kau tau mengapa Rebbeca belum ada disini?”
Rebecca sudah berhenti. Agency sedang mencari penggantinya”.
Luar biasa”. Teriak si resepsionis itu. “ dan dia bertahan selama.....dua hari?”
wanita itu tertawa. “tidak buruk , mengingat.....”.
Orang macam apa si Graham Morgan ini?
Dia pikir dia siapa?
Adrenalin tiba-tiba mengalir dalam diriku. Aku berjalan ke meja kosong sekretaris dan menekan tombol interkom yang di beri label GJM.
Dia pikir dia siapa....penyihir dari Oz? Aku bahkan yakin memiliki akses jauh lebih mudah untuk bertemu ratu Elizabeth”.
Rasa takut di mata si resepsionis terlihat jelas, tapi dia tau sudah terlambat, jadi dia hanya diam di pinggir dan mengawasi.
Tak ada tanggapan selama satu menit penuh. Kemudian terdengar suara tajam nya. “siapa ini?”
Namaku Soraya Venedetta”.
Venedetta”. Dia mengulang namaku dengan jelas. Tidak membuatku kesal seperti orang lain. Dia mengucapkan namaku dengan tepat.
Ketika dia tak mengatakan hal lain, aku menekan tombol lagi. “aku sudah menunggu dengan sabar untuk menemui anda. Tapi tampaknya, anda sedang mengamuk disana atau apalah. Semua orang disini ketakutan kepada mu, jadi tak ada seorang pun disini yang ingin memberitahumu bahwa saya ada disini. Aku memiliki sesuatu yang kurasa sedang anda cari”.
Suaranya terdengar lagi. “Oh benarkah?”
Iya, aku tak akan memberikannya terkecuali anda membuka pintu itu”.
biarkan aku menanyakan sesuatu, Ms Venedetta”.
Baik...”.
hal yang kau klaim aku cari. Apakah ini obat untuk kanker?”
Bukan”
Apakah itu shelby cobra asli?”
sebuah apa?
Um,,,, bukan”.
Lalu, kamu salah. Tidak mungkin yang kau miliki adalah yang aku cari, yang akan membuat usaha ku membuka pintu itu dan berurusan dengan mu menjadi sepadan. Sekarang tinggalkan lantai ini, atau aku akan memanggil petugas keamanan untuk menggiringmu”.
Efff sialan. Aku tak mau lagi berurusan dengan omong kosong ini lagi. Aku tak ingin ada hubungan dengan dia dari titik ini hingga ke depannya, jadi aku memutuskan untuk meninggalkan ponsel tololnya. Meraih ponsel ku sendiri, aku mendapat ide. Hadiah perpisahan. Aku mengambil tiga foto diriku sendiri : satu, bagian belahan payudaraku dengan jari tengah yang besar di tengah,satu kaki ku, dan satu bagian belakangku. Aku kemudian memasukan nomorku ke ponselnya, menamai diriku “ you are welcome asshole” . aku secara khusus memilih untuk tidak menunjukan wajahku karena aku tak ingin dia mengenaliku di kereta.
Aku mengirim tiga gambar itu dan disusul dengan mengirim teks terakhir.
Ibumu harus nya malu padamu.
Aku menyerahkan ponselnya ke resepsionisnya dan berkata. “ pastikan dia mengambil ponselnya”.
Aku bergegas keluar dari sana meskipun merasa sedikit kalah dan sangat marah.
Suasana hatiku semakin buruk ketika aku kembali bekerja. Satu-satunya hal baik adalah Ida memiliki pertemuan yang tak terduga, jadi aku tak perlu berurusan dengannya. Aku akhirnya mengambil keuntungan dan pulang lebih awal satu jam.
Sepulang kerja, aku memberanikan diri untuk menemui Tig dan istrinya, Delia, sebelum pulang ke apartemenku. Dia dan aku adalah teman baik sejak kecil, tumbuh di sebelah rumah yang sama. Tig dan Del memiliki usaha Tig's Tatoo and Pierching di Eight Avenue.
Aku bisa mendengar jarum Tig berdengung di pojokan; dia sedang sibuk dengan pelanggan. Tig mengerjakan bagian tato dan Del mengerjakan Piercing. Kapan pun ketika aku dalam suasana hati yang tidak stabil, aku bertindak sangat impulsif. Aku sudah memutuskan bahwa malam ini ketika di rumah aku akan mewarnai rambutku menjadi merah, tapi tampak nya itu tidak cukup memuaskanku.
Del, aku ingin kau menindik lidahku”.
keluarlah dari sini”. Dia melambaikan tangannya dengan tak beraturan. Dia sangat sadar akan mood ku yang tak menentu.
aku serius”.
kau berkata bahwa kau tak akan pernah mempunyai tindikan. Aku tak ingin kau datang dan menyalahkanku ketika suasana hatimu membaik”.
Well, aku telah berubah pikiran. Aku menginginkan satu”.
Tig mendengar pembicaraan kami dan mengalihakan perhatian nya sejenak dari pelanggannya. “aku mengenalmu. Beberapa hal menyebalkan pasti terjadi hari ini sehingga kamu mau menindik lidahmu secara tiba-tiba”.
Menghembuskan napas berat, aku berkata. “beberapa hal menyebalkan, benar”.
Aku mulai menceritakan cerita keseluruhan, dari awal mula menemukan ponsel Graham sampai kekasaran dia di Intercom hari ini.
Tig berbicara di sela-sela suara jarum. “kalau begitu lepaskan. Kau tak perlu berurusan dengan bajingan itu lagi. Kau membuat dia mempengaruhi mu. Hapuslah dia dari memorimu”.
Aku tau Tig benar. Aku hanya tak mengerti mengapa penolakan Graham memberikan semacam efek padaku. Aku tak akan terlalu menganalisisnya atau menghubungkannya dengan masalah ayahku yang menolakku. Mungkin aku berharap bahwa aku akan menjadi kejutan yang menyenangkan hari ini bukannya malah benar-benar kekecewaan. Ada yang menghalangiku untuk membiarkan dia terlupakan. Masih ada lagi yang aku harapkan untuk ku ketahui tentang Graham yang tidak akan pernah aku sadari. Aku tak mengerti mengapa itu sangat penting, dan sampai aku bisa mengetahuinya, aku akan menyimpan semuanya sendiri.
aku masih tetap ingin kau menindik lidahku”.
Del memutar matanya. “soraya...”.
Ayolah Del. Lakukan saja !”.
lidahku terasa menyengat sepanjang perjalan di kereta menuju rumah. Aku membaca instruksi perawatan – setelah tindikan, aku tak bisa menahan diri untuk tidak tertawa.
Jangan berciuman atau terlibat dalam kegiatan oral lainnya sampai kau benar-benar sembuh.
Ya itu tak akan menjadi masalah, menilik aku tak punya orang yang akan aku ikut sertakan dalam kegiatan-kegiatan tersebut. Semua intruksi tampak mudah sampai aku membaca yang terakhir.
Jangan minum-minuman asam atau berakohol sementara selama lukanya dalam masa penyembuhan.
Yah, sial. Aku akan menembak kakiku sendiri dengan yang satu itu, memutuskan melubangi lidahku sendiri di malam dimana aku benar-benar perlu menenggelamkan kesedihanku dalam minuman keras.
Sesampainya di apartemenku, aku menanggalkan pakaianku dan memulai proses mewarnai rambutku, yang menandakan keadaan pikiran terburukku. Tepat ketika saku berpikir bagaimana malam ini akan berakhir, hal terakhir yang aku harapkan terjadi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

STUCK UP SUIT Chapter 8

GRAHAM AKU TIDAK MENDENGAR KABAR NYA SEPANJANG HARI di hari sabtu, dan tidak seperti yang aku harapkan juga. Soraya Venedetta san...