Rabu, 21 Maret 2018

lick chapter lima

Cahaya matahari menembus melalui jendela ketika aku bangun keesokan pagi. Seseorang menggedor-gedor pintu, menggerakkan handle, mencoba untuk masuk. Aku mengunci kamar setelah pertengkaran dengan David semalam. Cuma berjaga-jaga dia tergoda untuk kembali untuk pertengkaran yang lebih lagi denganku. Aku membutuhkan waktu satu jam untuk bisa tidur dengan musik yang menggema di seluruh lantai dan emosiku yang liar. Tapi kelelahan lah yang akhirnya menang.
Evelyn! Hello?” suara wanita berteriak dari luar lorong. “apa kau di dalam?”.
Aku merangkak menyebrangi ranjang yang empuk, menarik-narik ujung kaos David. Entah apa yang telah dia gunakan untuk mencuci, ini sama sekali tidak berbau muntahan. Pria ini memiliki keahlian laundry. Beruntung bagiku, karena selain gaun pesta yang kotor dan beberapa atasan aku tidak punya baju lain.
Siapa?” tanyaku sambil menguap keras.
Martha. Aku PA nya David”.
Aku membuka pintu dan mengintip keluar. Si rambut coklat yang elegan semalam menatapku balik, tak terkesan. Karena di buat menunggu atau karena rambut bangun tidurku, aku tak tau. Apakah semua orang di rumah ini seperti mereka baru saja meninggalkan majalah Vogue? Matanya menyipit ketika dia melihat kaos David.
Perwakilan David sudah disini untuk menemui. Kau mungkin bisa segera mengangkat bokongmu untuk bergegas”. Wanita itu berputar dengan Healsnya dan keluar meninggalkan lorong, healsnya bergemeletuk di atas lantai keramik terakota.
Trims”.
Dia tidak memberi pencerahan padaku, tapi juga, aku tak mengharapkan dia melakukan itu. Sebagian dari LA sangat jelas adalah kumpulan bajingan dengan penyakit tanpa sopan santun. Aku bergegas mandi, mengenakan jeansku dan t-shirt bersih. Itu adalah yang terbaik yang bisa aku lakukan.
Rumah tetap tenang ketika aku tergesa-gesa melewati lorong. Tak ada tanda-tanda kehidupan di lantai dua. Aku memulaskan sedikit maskara, mengikat rambut basahku dengan kuncir kuda, dan cuma itu saja. Aku juga tak bisa membuat orang menunggu atau keluar tanpa make – up. Kesopananlah yang menang. Jika kopi telah di sajikan , mungkin saja, aku sudah membuat perwakilan David menghabiskan dua gelas kopi. Beraktifitas tanpa kafein tampak seperti bunuh diri karena stress yang menumpuk. Aku bergegas menuruni tangga.
Ms Thomas”. Seorang pria memanggilku, melangkah keluar dari ruangan sebelah kiri. Dia mengenakan jeans dan kos polo berwarna putih. Di lehernya melingkar kalung emas, tebal. Jadi siapakah dia? Apakah suruhan David yang lainnya?
Maaf, aku terlambat”.
Tak apa”, dia tersenyum, tapi aku tidak sedikitpun mempercayai dia berdasarkan gigi putihnya. Tak ada yang alami tentang gigi ataupun kulit kecoklatannya. “aku Adrian”.
Ev. Helo”.
Dia menggiringku memasuki ruangan. Tiga orang pria yang memakai setelan duduk menunggu di sekitar meja makan panjang yang amat menakjubkan. Di atas kepala, lampu gantung berkilau di cahaya pagi. Dan di dinding terdapat lukisan berwarna yang cantik. Asli, tentunya.
Gentlemen. Ini adalah Ms Thomas”. Adrian mengumumkan. “Scott baker, Bill preston dan Ted vaughn, mereka adalah perwakilan hukum dari David. Kenapa kau tidak duduk disini, Ev?”. Adrian berbicara dengan pelan, seakan aku anak keterbelakangan mental. Dia menarik kursi dari bawah meja tepat berseberangan dengan para pengacara elang, kemudian dia berputar untuk duduk di sebelah mereka. Wow, ini sudah jelas bagiku. Garis sudah ditarik.
Aku menggosok-gosok telapak tanganku yang berkeringat ke sisi jeansku dan duduk tegak, melakukan yang terbaik untuk tidak mengkerut dibawah tatapan tajam mereka. Aku pasti bisa melakukan ini. Memang ,Seberapa susah sich hanya untuk bercerai?
Ms Thomas”, seseorang yang Adrian Identifikasikan sebagai Ted memulai. Dia mendorong folder hitam ke depan ku. “Mr Ferris meminta kami untuk membuat perjanjian pembatalan. Perjanjian ini mengcover semua isu, termasuk rician pembayaran untukmu dari Mr Ferris”
ukuran tumpukan kertas di depanku cukup menakutkan. Orang-orang ini berkerja dengan cepat. “pembayaranku?”.
Ya” kata Ted. “Yakinlah Mr Ferris sudah sangat murah hati”.
Aku menggeleng bingung. “Maafkan aku. Ap-..”.
Kita akan menyelesaikannya terakhir” Ted bergegas. “ Kau akan melihat kesini bahwa dokumen ini mencakup semua ketentuan yang harus dipenuhi olah anda sendiri. Masalah utama termasuk Anda yang tidak akan berbicara pada Pers mengenai masalah ini. Aku khawatir, Ini tidak dapat di negosiasikan. Kondisi ini akan tetap berlaku sampai kematianmu. Apakah kau mengerti sepenuhnya tentang kesepakatan ini, Ms Thomas? Dalam kesempatan apapun kau tidak boleh berbicara pada satu pun pers mengenai Mr Ferris dengan cara apapun saat anda masih hidup”.
Jadi aku bisa berbicara pada mereka setelah aku mati?” aku bertanya dengan tawa kecil yang lemah. Ted membuatku jengkel. Kurasa aku belum cukup tidur.
Ted menunjukan gihinya. Giginya tak cukup mengesankan seperti milik Adrian. “ini masalah yang sangat serius, Ms Thomas”.
Ev”, kataku. “Namaku adalah Ev dan aku mengerti seserius apa masalah ini, Ted. Aku minta maaf karena kurang ajar. Tapi bisakah kita kembali ke bagian tentang ganti rugiku? Aku sedikit penasaran”.
Bagus sekali”. Ted menatap ke bawah hidungnya di depanku dan mengetuk-ketuk bolpoin tebal dan berwarna emas dia atas dokumen yang ada di depanku. “seperti yang aku katakan tadi, Mr Ferris sangat mulia hati sekali”.
Tidak”, kataku, tidak melihat ke arah dokumen itu. “Kau tidak mengerti”.
Ted membersihkan tenggorokannya dan menatap ke bawah ke arahku dari atas kaca matanya. “ ini tidak akan bijaksana jika kau mau mencoba dan menekan lebih banyak mengingat situasinya , Ms Thomas. Pernikahan enam jam di Las Vegas ketika kalian berdua dalam pengaruh berat alkohol? Dasar untuk sebuah pembatalan”.
Kroni-kroni Ted bergetar dan aku merasa wajahku terbakar. Keinginanku untuk secara sengaja menendang para bajingan ini dari bawah meja semakin tumbuh.
Client kami tidak akan membuat penawaran lain”.
aku tak ingin dia membuat penawaran lain”, kataku, suaraku meninggi.
Pembatalan itu akan tetap berlanjut, Ms Thomas”, kata Ted. “tidak ada pertanyaan tentang itu. Tidak ada rekonsiliasi”.
Bukan, bukan itu maksudku”.
Ted menghela napas. “Kita perlu menyelesaikan ini hari ini, Ms Thomas”.
Aku tidak berusaha menahan sesuatu, Ted”.
Dua pengacara lain mengawasi ku dengan tidak suka, memback-up Ted dengan senyuman kotor dan sok paham. Tak ada yang lebih menjengkelkanku dibanding sekumpulan orang yang mencoba mengintimidasi seseorang. Para pembully telah membuat hidupku seperti di neraka saat di SMA . Dan sungguh, seperti itulah orang-orang ini”.
Adrian memberiku seringai, senyum kebapakan palsu. “aku yakin Ev sudah mengerti sebaik apa David. Tak akan ada penundaan disini, bukan?
Orang -orang ini mereka membuyarkan pikiranku. Ngomong-ngomong, aku penasaran dimana suami tersayangku. Terlalu sibuk menggempur si gadis bikini sehingga tidak bisa me nangani perceraiannya sendiri, lelaki malang. Aku mendorong punggungku, mencoba memikirkan hal yang tepat untuk di katakan. Mencoba mengatur kemarahanku. “Tunggu-”.
kami hanya menginginkan yang terbaik untuk mu mengingat situasi mu yang tak menguntungkan”, lanjut Adrian, yang jelas-jelas berbohong melalui giginya yang besar dan cemerlang.
Hebat” kataku, jari-jariku bergerak gelisah di bawah meja. “itu...itu betapa murah hatinya dirimu”.
Please, Ms Thomas”. Ted menepuk-nepuk celananya di samping setumpuk dokumen dan dengan patuh aku melihat, walaupun aku tak ingin. Ada banyak sekali angka nol. Maksudku, sungguh banyak. Ini gila. Dalam dua kehidupan pun aku tak bisa menghasilkan uang sebanyak ini. David pasti sangat ingin aku menghilang. Perutku bergemuruh gugup tapi hari muntahku sudah berakhir. Keseluruhan adegan ini terasa mengerikan, seperti sesuatu yang keluar dari film kelas B atau opera sabun yang buruk. Seorang gadis dari lingkungan yang salah menipu pria hot dan kaya dan menjebaknya dalam pernikahan. Sekarang semua yang tersisa baginya adalah menggunakan orang-orang untuk mengusirku hingga ke matahari terbenam.
Well, dia menang.
ini semua adalah sebuah kesalahan”, kata Adrian. “aku yakin Ev sama halnya dengan David ingin meninggalkan ini di belakang. Dan dengan penyelesaian keuangan yang murah hati ini, dia dapat bergerak maju menuju masa depan yang keras”.
Kau juga tidak akan mencoba menghubungi Mr Ferris lagi, dengan cara apapun. Setiap upaya dari pihakmu akan di anggap sebagai pelanggaran kontrak”, Ted menarik pulpennya, duduk di kursinya dengan senyum palsu dan tangannya menyilang di perutnya. “apakah itu jelas?”.
Tidak”, kataku sambil menggosok wajahku dengan kedua tanganku. Mereka pikir aku akan bertekuk lutut hanya karena uang itu. Uang yang kuhasilkan tanpa melakukan apa-apa, tak peduli sebera tergodanya aku untuk menerimanya. Tentu saja, mereka juga berpikir aku akan menjual kisah ku kepada pers, dan mengganggu David semasa waktu luang yang aku dapatkan selama sisa hidupku. Mereka pikir aku murahan, hanya sampah. “kurasa sejujurnya aku mengatakan tak ada yang jelas tentang ini”.
Ev, please”. Adrian menatapku dengan kecewa. “berpikirlah masuk akal”.
aku akan memberitahu mu apa......” aku berdiri dan mengambil cincin dari saku jeans ku, melemparkannya ke lautan dokumen. “kau berikan ini kembali kepada David dan katakan padanya aku tak menginginkan semua itu. Tak satu pun dari ini”. Aku memberi isyarat pada mereka, meja, dokumen-dokumen, dan seluruh rumah sialan ini. Para pengacara tampak gugup di antara mereka seolah-olah mereka membutuhkan lebih banyak dokumen sebelum mereka mengizinkan aku melambaikan -lambaikan tangan ku dengan cara yang tak diinginkan.
Ev...”.
aku tak ingin menjual ceritanya ataupun mengintainya,apapun yang telah kalian tulis di sub klause 98.2. aku tak menginginkan uangnya”.
Ted merengut ke arah cincin berkilauku yang besar yang tergeletak dengan lugunya di antara kekacauan. “Mr Ferris tidak menyebutkan tentang cincin”.
Tidak? Well. Kenapa tidak kau katakan pada Mr Ferris bahwa dia bisa menyematkannya pada siapapun yang dia rasa yang cocok. Ted”.
Ms Thomas!”, Ted berdiri, wajahnya yang gempal marah. “itu tidak perlu”.
aku tidak sependapat denganmu disana, Ted”. Aku berlari keluar dari ruang makan kematian dan langsung menuju pintu depan secepat kakiku bisa membawaku. Segera melarikan diri adalah satu-satunya jawaban. Jika aku bisa melarikan diri dari mereka cukup lama untuk menari napas, aku bisa menemukan rencana baru untuk situasi konyol ini. Aku akan baik-baik saja”.
Kaca jendela di turunkan memperlihatkan seseorang yang mengantarku semalam, Mal, duduk di kursi pengemudi. Dia menyeringai di balik kaca mata hitam. “Hei, child bride”.
Aku mengacungkan jari tengah dan berlari kecil menyusuri jalan masuk yang panjang dan berliku menuju gerbang depan. Menuju kehidupan bebas dan kebebasan dan hidupku yang lama atau apapun yang mengingatkan tentang itu. Jika saja aku tidak pernah pergi ke Vegas. Jika saja aku lebih keras meyakinkan Lauren bahwa pesta dirumah akan baik-baik saja, tak ada satupun dari ini yang akan terjadi. Oh Tuhan, idiot banget aku. Kenapa juga aku mesti mabuk berat?
Ev. Tunggu”. Mal berhenti disampingku dengan jeep ny. “Apa yang salah? Mau pergi kemana dirimu?”.
Aku tidak menjawab. Aku sduah selesai dengan mereka semua. Ini semua dan aku punya firasat buruk bahwa aku akan menangis, sialan. Mataku terasa panas, mengerikan.
Berhenti”. Dia menarik rem dan keluar dari jeep, mengejarku. “Hei,, aku minta maaf”.
Aku tak mengatakan apa-apa. Tak ada yang perlu kukatakan pada mereka.
Tangannya melingkari lenganku dengan lembut, tapi aku tak peduli. Aku mengayunkan lepas darinya. Seumur hidupku aku tak pernah memukul orang. Tampaknya, aku akan mulai sekarang. Dia menhindari tinjuanku yang melayang dengan mudah.
Whoa! Oke”. Mal mundur selangkah, menatapku dengan tatapan waspada dari balik matanya. “Kau marah. Aku mengerti”.
Tangan di pinggul, dia menatap ke belakang ke arah rumah. Ted dan Adrian berdiri di pintu depan, menatap kami. Bahkan dari jarak ini, duo dinamis itu tidak tampak bergembira. Bajingan jahat.
Mal mendesis. “Kau pasti bercanda. Dia menyuruh si Ted penghisap bola itu padamu”.
Aku mengangguk, berkedip, berusaha mengendalikan diriku.
Apakah kau memiliki seseorang yang menemanimu disana?” Tanyannya.
Tidak”.
Dia menganguk-anggukan kepalanya. “apa kau akan menangis?”
Tidak!”.
Fuck. Ayo”. Dia mengulurkan tangan padaku dan aku menatapnya dengan tak percaya. “Ev, pikirkan. Disana ada photografer and para sialan yang menunggu di depan. Walaupun nantinya kau bisa melewati mereka, kemana kau akan pergi?”
dia benar. Aku harus kembali, mengambil tasku. Tololnya aku tidak tidak memikirkan itu. Sesegera mungkin aku bisa mengendalikan diriku aku akan kembali ke dalam, dan kemudian keluar dari neraka sialan ini. Aku mengipasi wajahku dengan tangan, mengambil napas banyak-banyak. Semuanya baik-baik saja.
Sementara itu, tangan Mal masih terulur, menunggu. Ada beberapa lecet kecil di atasnya, terdapat diantara jempol dan jari. Penasaran.
apa kau seorang drumer?” tanyaku sambil mendengus.
Untuk beberapa alasan dia tertawa terbahak-bahak, hampir dua kali lipat, memegangi perutnya. Dia mungkin menggunakan narkoba atau lainnya. Atau mungkin dia hanya orang gila di rumah sakit jiwa raksasa ini, Batman akan kesulitan untuk mengecek tempat ini.
apa masalahmu?” tanyaku, mengambil langkah menjauh dari dia. Hanya berjaga-jaga.
Kaca mata hitamnya terjatuh, bergemerincing di aspal. Dia mengusap kacamatanya, dan mengenakan kembali di wajahnya. “tidak ada. Tidak ada apa-apa. Ayo pergi dari sini. Aku punya rumah di pantai. Kita akan bersembunyi disana. Ayolah, ini akan menyenangkan”.
Aku ragu-ragu, memberi tatapan mematikan pada para orang brengsek yang ada di pintu depan. “mengapa kau mau membantu ku?”.
karena kau layak untuk dibantu”.
Oh benarkah? Kenapa kau berpikir begitu?”
Kau tak akan menyukai jawabanku”.
aku tak menyukai semua jawaban yang diberikan padaku sepanjang pagi, mengapa harus berhenti sekarang?”.
Dia tersenyum. “cukup adil. Aku teman paling lama David. Kami mabuk dan bertindak di luar kontrol lebih banyak dari yang bisa aku ingat. Dia memiliki para gadis yang berani menjebaknya bertahun-tahun, bahkan sebelum kami memiliki uang. Dia sama sekali tidak tertarik pada pernikahan. Itu bahkan tak pernah ada di radarnya sebelumnya. Jadi, kenyataan bahwa dia menikahimu, yah, itu memberi kesan bahwa kau layak dibantu. Ayo, Ev, berhentilah khawatir”.
Mudah baginya untuk bicara, hidupnya tidak dikait-kaitkan dengan bintak Rock.
aku perlu mengambil barang-barangku”.
dan dipojokkan oleh mereka? Khawatirkan tentang hal itu nanti”. Dia mengulurkan tangannya, jarinya memanggil. “ayo pergi dari sini”.
Aku meletakkan tanganku di tangannya dan kami pun pergi.

Minggu, 18 Maret 2018

Lick Chapter Empat

Aku tertidur dalam penerbangan singkat ke L.A, meringkuk di kursi yang super nyaman di pojokan privat jet. Ini adalah level kemewahan melebihi yang pernah aku bayangkan. Jika kau telah menjalani hidupmu naik turun kau mungkin akan sangat menikmati kemewahan saat disini. Sam telah menawari sampanye dan aku dengan sopan menolak. Ide tentang alkohol masih membuatku kocar-kacir. Dan kemungkinan aku tak akan mau minum lagi.
Jalur karirku untuk sementara dilemparkan ke neraka, tapi tak mengapa, aku punya rencana baru. Bercerai. Ini semudah menarik napas. Aku menyukainya. Aku sudah kembali memegang kendali untuk takdirku. Suatu hari, ketika aku menikah, jika aku menikah, tidaklah dengan seorang asing dari vegas. Dan bukanlah sebuah kesalahan fatal.
Ketika aku terbangun, kami sudah mendarat. Mobil sedan mengkilap lain lagi sudah menunggu. Aku belum pernah ke LA, ini terlihat sedikit lebih luas dari pada Vegas, tapi sedikit kurang glamor. Sebagian orang masih di luar dan sekitar jam malam.
Terkadang aku harus berani menghidupkan ponselku. Lauren akan sangat khawatir. Aku menekan tombol hitam kecil, dan layar memancarkan sinar yang terang ke arahku, hidup. Seratus dan lima puluh delapan sms dan sembilan puluh tujuh missed call. Aku mengedip seperti orang tolol ke layar dan angkanya tidak berubah sama sekali. Holly hell. Tampaknya semua orang yang aku kenal telah mendengar berita itu bersama dengan beberapa orang yang tak aku kenal.
Telponku berdenting.
Lauren : kau baik – baik saja?dimana lo???
aku ; LA. Mengunjungi dia hingga semuanya mereda. Kau baik-baik saja?
Lauren ; aku baik-baik saja. LA? Mewujudkan mimpi.
Aku : privat jetnya luar biasa. Walaupun fans nya sangat gila
Lauren : Kakak mu gila.
Aku : maaf untuk itu.
Lauren : aku bisa menangani dia. Apapun yang terjadi. Jangan hancurkan band nya.
Aku : Mengerti.
Lauren : Tapi hancurkan hatinya. Dia menuliskan San Pedro setelah pacarnya- selingkuh- di depan-matanya. Albumya sungguh BRILLIANT !
Aku : berjanji untuk meninggalkan dia dalam keadaan sehancur -hancurnya.
Lauren : itu baru semangat.
Aku : xx
**
sudah pukul tiga pagi lewat saat kami sampai di mansion bergaya spanyol era tahun 1920-an yang sangat besar di Laurel Canyon. Mansionnya sangat indah. Kurasa Dad tidak akan terkesan- dia lebih suka sesuatu yang jelas, dengan garis kotemporer dengan sedikit kehebohan. Perumahan Empat kamar, dua kamar mandi untuk para warga Portland yang cukup mampu. Tapi aku tak mengerti, ada sesuatu yang indah dan romantis dari kemegahan ini. Dekorasi besi tempa hitam menimpil pada dinding putih yang kosong.
Sekumpulan gadis dan sekumpulan pers berkumpul di luar. Berita tentang pernikahan kami rupanya telah memicu banyak hal. Atau mungkin memang mereka selalu berkemah disini. Gerbang besi berornamen perlahan membuka ketika kami semakin mendekat. Pohon palem berjejer di jalan masuk yang panjang dan berkelok-kelok, daun-daun besar berayun terkena angin ketika kami lewat. Tempat itu seperti sesuatu yang keluar dari film. Stage dive adalah sebuah bisnis besar, aku cukup tau banyak. Dua album terakhir mereka telah melahirkan banyak hits. Lauren telah berkendara ke semua Countryside musim panas tahun lalu, menonton tiga konser mereka dalam seminggu. Semuanya di stadion.
Meski begitu. Sialan. Itu adalah rumah yang sangat besar.
Sarafku mengikat kencang. Aku mengenakan jeans dan atasan biru yang sama yang aku kenakan sepanjang hari. Berpakaian dalam acara ini sungguh bukan pilihan. Yang terbaik yang bisa aku lakukan adalah menyisir rambutku dan menyemprotkan parfum yang ada di tas tanganku. Aku mungkin kurang glamor tapi setidaknya aku tercium wangi.
Setiap lampu di rumah menyala terang dan musik rock meledak di udara malam yang hangat. Pintu ganda besar terbuka dan orang-orang tumpah keluar dan melangkah ke tangga. Sepertinya pesta telah berakhir dan yang lain sedang berlangsung.
Sam membuka pintu mobil untukku dan aku ragu-ragu keluar.
Aku akan mengantarmu masuk, Ms Thomas”.
Terima kasih”, kataku.
Aku tidak bergerak. Sesaat kemudia Sam menerima pesan itu. Dia maju terus dan aku mengikutinya. Sepasang gadis sedang bercumbu tepat di belakang pintu, mulut saling bertaut satu sama lain. Mereka berdua ramping , cantik dan mengenakan gaun mungil dan gemerlap yang hampir mencapai pahanya. Lebih banyak orang berkerumun untuk minum dan menari. Lampu gantung menggantung di atas kepala dan sebuah tangga besar melingkar di interior. Tempat ini adalah istana Hollywood. Untungnya , tak ada seorangpun yang tampak mengenaliku. Aku bisa melongo melihat isi hatiku.
Sam berhenti untuk berbicara pada seorang pemuda yang bersandar di dinding, sebotol bir di bibirnya. Panjang, rambut pirang dimana-mana dan hidungnya di tindik dengan cincin perak. Banyak tato. Mengenakan jins hitam robek dan kaos pudar , dia memiliki aura yang sama dengan David. Mungkin bintang Rock memakai pakaian berseni yang sudah berusia. Orang-orang dengan banyak uang dikemas terpisah.
Pria itu menatapku dengan jelas. Dengan teguh aku menahan diri untuk tidak mundur. Tak akan pernah terjadi. Saat dia menatap mataku, tatapannya tampak penasaran dan bukan tidak bersahabat. Ketegangan di dalam tubuhku mereda.
Hai”, katanya.
Hai”, aku memaksakan senyum.
semuanya baik-baik saja”, dia berkata ke Sam. Lalu dia memiringkan dagunya ke arahku. “Kemarilah. Dia ada disana. Aku Mal”.
Hi, “ aku berkata lagi dengan tololnya. “Aku , Ev”.
Apa kau baik-baik saja, Ms Thomas?” tanya Sam dalam suara pelan.
Ya, Sam. Terima kasih banyak”.
Sam memberiku anggukan sopan dan menuju ke jalan dimana kami tadi masuk. Bahunya yang lebar dan kepala botaknya segera menghilang di kerumunan. Lari mengejarnya dan meminta untuk di antarkan pulang tak akan membantu, tapi kakiku nyeri untuk melakukan itu. Tidak, sudah cukup pesta yang menyedihkan. Dan ini waktunya untuk menarik celana dalam wanita dewasaku dan menyelesaikan masalahku.
Ratusan orang telah di kemas dalam satu tempat. Satu-satunya pengalamanku yang mendekati adalah pesta prom seniorku dan itu tampak pucat secara signifikan. Tak ada satu pun cara berpakaian disini yang bisa di bandingkan. Aku hampir bisa mencium bau uang. Lauren mendedikasikan dirinya sebagai pengamat selebrity tapi bahkan aku pun mengenali beberapa wajah. Satu pemenang Oscar tahun lalu dan model Lingerie yang aku lihat di billboard pada perjalanan pulang. Seorang ratu bintang pop yang seharusnya tidak meminum Vodka, sedang duduk di pangkuan anggota band dengan rambut silver....sialan, apa nama bandnya ?
Bagaimanapun.
Aku menutup mulutku sebelum seseorang menyadari ada bintang-bintang di mataku. Lauren akan sangat menyukai ini. Ini menakjubkan.
Ketika seorang wanita yang berpakaian hampir mirip dengan setengah dewi-dewi Amazon mengusapku, Mal berhenti dan mengerutkan kening. “Beberapa orang, Tidak memiliki sopan santun. Ayo.”
ketukan musik yang lamban bergerak menembus tubuhku, membangkitkan kembali ampas dari sakit kepalaku dan membuat noda yang berkilau. Kami berjalan melewati sebuah ruangan besar yang dipenuhi dengan Lounge beludru mewah dan orang-oramg yang memenuhi mereka. Berikutnya ada sebuah ruangan yang penuh dengan gitar, ampli, dan perlengkapan Rock n Roll lainnya. Di dalam rumah, udara terasa berasap dan lembab, meski jendela dan pintu terbuka. Atasanku menempel diatas lenganku. Kami melangkah keluar ke arah balkon dimana angin sepoi-sepoi bertiup. Aku mengangkat wajahku dengan penuh rasa syukur.
Disanalah dia, bersandar pada pagar besi yang dekoratif. Garis-garis kuat wajahnya tampak di profilnya. Sialan, bagaimana aku bisa lupa? Tidak ada penjelasan tentang pengaruh David di kehidupan nyata. Dia sangat cocok dengan orang-orang cantik. Dia salah satu dari mereka. Aku, disisi lain, cocok di dapur bersama pelayan.
Suami ku sedang sibuk berbicara dengan si kaki jenjang, berambut coklat dengan payudara besar di sampingnya. Mungkin dia pria penyuka payudara, dan begitulah cara kami menikah. Itu adalah tebakan terbaik dari semua yang pernah ada. Berpakaian hanya dengan bikini putih mungil, gadis itu berpegangan padanya seperti sedang berlatih. Rambutnya di sangggul dengan santun dengan cara yang disarankan minimal dua jam di salon kelas atas. Dia cantik dan aku sangat membencinya. Tetesan keringat mengalir di punggungku.
Hai, Dave”, seru Mal. “Tamu mu”.
David berbalik, lalu melihatku dan mengerutkan kening. Dalam cahaya ini matanya tampak gelap dan sangat tidak bahagia. “Ev”.
Hai”.
Mal mulai tertawa. “Itu satu-satunya kata yang bisa aku dengar dari dia. Serius Man, tidakkah istrimu bisa berbicara?”.
Dia berbicara”, nada suaranya membuatku yakin dia berharap aku tak bisa berbicara, tak pernah lagi. Atau minimal, dalam jangkauan pendengarannya.
Aku tak tau apa yang harus ku katakan. Umumnya, aku selalu tau cinta yang universal serta penerimaan. Permusuhan terbuka, bagaimanapun, masih agak baru untukku.
Si rambut coklat mengetuk dan mengusap payudaranya yang melimpah di tangan David seolah-olah dia sedang menandai David. Sayangnya, David sepertinya tidak memperhatikannya. Dia menatapku dengan tatapan busuk , bibir merah merengut. Menawan. Memikirkan fakta bahwa dia melihatku sebagai sebuah kompetisi, merupakan booster untuk egoku. Aku berdiri lebih tegak dan menatap suamiku.
kesalahan besar.
Rambut hitam David telah diikat ke belakang dengan ekor kuda kecil dengan helai-helai jatuh di wajahnya. Apa yang seharusnya terlihat seperti pedagang obat terlarang berhasil untuknya. Tentu saja. Dia mungkin bisa membuat gang belakang yang kotor tampak seperti suite bulan madu. Tshirt abu-abu membentuk di bahunya yang kekar dan jeans biru pudar menutupi kaki nya yang panjang. Boot hitam model Army disilangkan di pergelangan kakinya, semudah yang kau inginkan, karena dia cocok disini. Dan aku tidak.
apakah kau keberatan mengantarkan dia ke kamar?” David berkata pada temannya.
Mal mendengus. “apa aku terlihat seperti kepala pelayan sialanmu? Kau akan menunjukan sebuah kamar pada istrimu. Jangan jadi orang brengsek”.
dia bukan istriku”, geram David.
Setiap saluran berita di negara ini tidak setuju denganmu”. Mal mengacak rambutku dengan tangannya yang besar, membuatku serasa berusia delapan tahun. “sampai jumpa nanti, child bride. Senang bertemu denganmu”.
child bride?” tanyaku, merasa tak mengerti.
Mal berhenti dan menyeringai. “kau belum mendengar apa yang mereka katakan”.
Aku menggelengkan kepalaku.
mungkin untuk yang terbaik”. Dengan tawa terakhir dia menghilang.
David melepaskan dirinya dari si rambut coklat. Bibirnya mengerucut tak senang tapi David tak melihat. “ayo”.
Dia menarik tangannya untuk mengantar ku kesana, menyebar di lengannya , adalah Tatoo nya.
Evelyn.
Aku membeku. Sialan. Pria itu yakin telah memilih tempat yang mencolok untuk mengucapkan namaku. Aku tak tau perasaanku tentang itu.
Apa?” alisnya terangkat dan dahinya berkerut. “ah, ya. Ayolah”.
Cepatlah kembali, David”, seru si Gadis bikini sambil menyisir rambutnnya. Aku tak punya apa-apa berbau bikini. Walaupun aku memiliki beberapa meskipun ibuku percaya bahwa aku terlalu besar untuk hal-hal seperti itu. (aku tidak pernah benar-benar memakainya tapi itu tidaklah penting). Tidak, yang aku pikirkan adalah ejekan dan tatapan tajam yang si gadis bikini tunjukan padaku saat dia mengira David tidak melihat.
Sedikit yang dia tau bahwa David tidak peduli.
Dengan tangan di punggungku yang kecil dia mengantarku melewati pesta menuju tangga. Orang-orang berseru dan para wanita bersolek tapi dia tak pernah melambat. Aku mendapat firasat bahwa dia merasa malu terlihat bersamaku. Bersama David, aku benar-benar diperhatikan. Dari segi uang atau apapun, aku tidak sesuai sebagai istri seorang bintang Rock. Orang-orang berhenti dan menatap. Seseorang memanggil, bertanya apakah David bisa mengenalkan kami. Tak ada komentar dari suamiku saat dia membuatku bergegas melewati kerumunan.
Lorong terbentang di kedua arah di lantai dua. Kami pergi ke kiri, sampai bagian ujung. Dia membuka pintu, dan disanalah tas ku tergeletak, menunggu di tempat tidur yang besar. Segala sesuatu dalam ruangan mewah ini di dominasi warna putih; tempat tidur, dinding, dan karpet. Sebuah loveseat putih antik diletakkan di sudut. Itu indah, asli. Tidak seperti ruangan kecil dan sempit di apartemen yang aku bagi bersama Lauren, dimana antara tempat tidur ganda dan meja ku, kau hanya punya cukup ruang untuk membuka lemari, tak lebih. Tempat ini terus berlanjut, lautan kesempurnaan.
sebaiknya aku tak menyentuh apapun”, gumamku.
Apa?”
ini indah”.
David melihat ke sekitar ruangan dengan sedikit ketertarikan. “yeah”.
Aku berjalan menuju jendela. Sebuah kolam renang mewah ada di bawah , di terangi dengan baik dan di kelilingi pohon palem dan kebun yang sempurna. Dua orang berada di dalam air, bercumbu. Kepala wanita itu jatuh kebelakang, dan payudaranya terayun-ayun di permukaan. Oh tidak, ini kesalahanku mereka sedang berhubungan sex. Aku bisa merasakan panas merayap di leherku. Aku tidak berpikir diriku adalah seorang pemalu, tapi tetap saja. Aku berbalik.
Dengar, beberapa orang akan datang untuk berbicara denganmu mengenai surat perceraian. Mereka akan tiba pukul sepuluh”. Katanya sambil berjalan ke ambang pintu. Jari-jarinya mengetuk kusen pintu. Dia terus memandang lama ke arah lorong, jelas tidak sabar untuk pergi.
beberapa orang?”.
pengacaraku dan manager ku” dia berkata sambil melihat kakinya. “mereka akan mempercepat segalany, sehingga..... semuanya bisa, ah, sepakat secepat yang bisa dilakukan”.
baiklah”.
David menghisap pipinya dan mengangguk. Dia memiliki tulang pipi yang tegas. Aku melihat para pria di majalah fashion mereka bahkan tak bisa dibandingkan. Tapi bagus atau tidak, cemberut nya tak bisa dihilangkan. Tdak ketika aku ada disekitarnya. Akan terasa indah jika dia tersenyum, sekali saja.
kau butuh sesuatu?” Tanya nya.
Tidak. Terima kasih untuk semua ini. Untuk menerbangkanku kesini, mengijinkanku tinggal. Kau sungguh baik hati”.
Tak masalah”. Dia mengambil langkah mundur dan mulai menutup pintu dibelakangnya. “selamat malam”.
David, tidakkah kita harus berbicara atau apa? Tentang kemarin malam?”.
Dia berhenti, setengah tersembunyi di balik pintu. “yang benar saja, Ev. Kenapa pula peduli?”.
Dan dia pergi.
Lagi.
Tak ada pintu yang dibanting kali ini. Aku menghitung itu saat aku masuk kedalam hubungan ini. Merasa terkejut itu tolol. Tapi rasa kecewa masih menggentayangiku, mengamati keseluruhan ruangan, tak melihat apapun. Ini bukanlah aku yang tiba-tiba ingi n dia jatuh di bawah kakiku. Tapi antipati itu sialan.
Akhirnya aku berjalan kembali ke jendela. Sepasang kekasih itu telah pergi, kolamnya sekarang kosong. Pasangan lain terhuyung-huyung di sepanjang jalan taman yang diterangi cahaya, dibawah pohon palem yang bergoyang. Mereka menuju ke rumah pondokan. Pria itu adalah David dan si gadis bikini yang bergelayut, mengusap rambutnya ya ng panjang dan menggoyangkan pinggulnya, menggoyangkan hingga sembilan puluh derajat. Mereka terlihat bagus bersama. Mereka cocok. David mengulurkan tangan dan menarik tali bagian atas bikini, melepaskan bikini , dan memaparkan si gadis dari pinggang ke atas. Si gadis bikin tertawa terbahak-bahak, tidak risih untuk menutupi dirinya.
Aku menelan ludah dengan susah payah, mencoba mengusir batu yang ada di tenggorokanku. Kecemburuan terasa sama buruknya dengan antipati. Dan aku sama sekali tidak cemburu.
Di pintu rumah kolam David berhenti sejenak dan melihat kebalik bahunya. Matanya bertemu denganku. Oh sial. Aku merunduk di balik tirai dan dengan tololnya menahan napas. Tertangkap memata-matai- malu. Ketika aku mengeceknya beberapa saat kemudian mereka telah tiada. Cahaya mengintip dari sisi rumah kolam. Seharusnya aku membuatnya gila. Aku harap begitu. Ini tidak seperti aku yang melakukan kesalahan.
Kemegahan ruangan putih yang tak beraturan ini terbentang di depanku. Di dalam dan diluar aku merasa berantakan. Realita situasiku rupanya tenggelam, dan betapa kacaunya itu. Lauren benar dalam pemilihan kata .
David bisa melakukan apapun yang dia mau”. Suaraku bergema di ruangan, sangat nyaring bahkan walaupun musik berdentam di lantai bawah. Aku menegakkan bahuku. Besok aku akan bertemu dengan orang-orangnya dan perceraian akan dilakukan. “David bisa melakukan yang dia mau, begitu pun aku”.
Tapi apa yang ingin aku lakukan? Aku tak punya ide. Jadi aku mengeluarkan beberapa pakaian, mempersiapkan untuk satu malam. Aku menggantung kaos David di gantungan handuk untuk menyelesaikan pengeringan. Itu mungkin bisa digunakan untuk tidur. Mengorganisir diriku setidaknya butuh lima menit, maksimal. Kau hanya bisa melipat beberapa tank top dengan banyak cara sebelum kau terlihat menyedihkan.
Apa lagi sekarang?
Aku tidak di undang di pesta di lantai bawah. Tak mungki n aku memikirkan apa yang terjadi di kolam renang. Tak diragukan lagi, David memberitahu si gadis bikini segala yang aku inginkan di Vegas. Tak ada sex untukku. Sebagai gantinya, dia telah mengirimku ke kamarku seperti anak nakal.
Betapa besarnya ruangan ini. Kamar mandi di sebelahnya memiliki bak yang lebih besar dari kamar tidur di apartemenku. Banyak ruang untuk memercikan air ke sekitar. Ini menggoda. Tapi aku tak pernah merasa senang saat di kirim ke kamarku. Pada beberapa kejadian di rumahku aku biasa memanjat jendela dan duduk diluar dengan sebuah buku. Sifat pemberontakku telah pergi tak banyak yang tersisa, tapi aku sudah puas. Ada banyak hal yang harus di katakan sebagai seseorang yang berprestasi.
Persetan dengan tinggal di ruangan yang newah. Aku tak bisa melakukan ini.
Tak ada seorangpun yang mengenaliku saat aku merayap menuruni tangga. Aku masuk ke sudut etrdekat dan duduk untuk melihat orang-orang cantik bermain. Itu sangat menarik. Tubuh-tubuh bergoyang di atas lantai dansa di tengah ruangan. Seseorang menyalakan cerutu di dekatku, mengisi udara dengan aroma pedas yang kaya. Kepulan asap mengepul di langit-langit , dua puluh kaki di atas. Berlian bersinar dan gigi berkilau, dan itu hanya beberapa lelaki. Kemewahan yang terbuka melawan kumpulan diantara kerumunan yang bercampur. Kau tidak bisa menjadi pengamat yang lebih baik walaupun kau mencoba. Sayangnya tak ada tanda-tanda Mal. Setidaknya dia bersahabat.
Kau baru” sebuah suara berkata di sampingku, mengejutkanku setengah mati. Aku melompat satu mil, atau setidaknya beberapa inchi.
Dia seorang pria berpakaian hitam bersandar di dinding, menyesap segelas cairan berwarna amber. Setelan hitamnya yang licin adalah sesuatu yang berbeda. Seakan seperti Sam yang keluar dari rak, tapi tidak untuk yang satu ini. Aku tak pernah mengerti daya tarik jas dan dasi sebelumnya, tapi pria ini mengenakannya dengan menakjubkan. Dia terlihat seumuran David dan dia memiliki rambut hitam pendek. Tampan tentu saja. Seperti David, dia memiliki tulang pipi yang diberkati .
kau tau, jika kau bergerak beberapa langkah lagi kau akan lenyap sepenuhnya di balik pohon palm itu”, dia menyesap minumannya lagi. “jadi tak akan ada orang yang melihatmu”.
aku akan memikirkannya” aku tidak repot-repot menyangkal bahwa aku bersembunyi. Sudah tampak sangat jelas bagi semuanya.
Dia tersenyum, lesung pipinya terlihat. Tommy Byrnes yang memiliki lesung pipi. Dia meyakinkanku akan kekuasan mereka. Pria ini mencondongkan tubuh lebih dekat, sehingga lebih mudah terdengar diantara musik, kemungkinan besar. Fakta bahwa dia menutupiku dengan mengambil langkah lebar di depanku tampak tidak berguna. Ruang personal adalah hal yang menakjubkan. Sesuatu tentang pria ini membuatku merinding, meski dengan setelan yang mewah.
Aku Jimmy”.
Ev”.
Dia mengatupkan bibirnya, menatapku. “Tidak. Aku tidak mengenalmu. Kenapa aku tidak mengenalmu?”.
kau kenal semua orang?” aku mengamati ruangan itu, sangat meragukan. “ada banyak orang disini”.
benar”. Dia setuju. “dan aku mengenal mereka semua. Kecuali dirimu”.
David mengundangku”. Aku tak ingin menggunakan nama David tapi aku tersudut, secara kiasan dan harfiah saat Jimmy menutupiku.
Tidakkah dia tau?” matanya terlihat salah, pupilnya setajam jarum. Ada yang salah dengan orang ini. Dia menatap belahan kecil dadaku yang aku tampakkan seakan dia ingin membenamkan wajahnya disana.
ya, dia mengundangku”.
Jimmy tampaknya tidak senang dengan kabar itu. Dia membuang minumannya, menghabiskannya dalam satu tegukan besar. “Jadi, David mengundangmu ke pesta ini”.
Dia mengundangku untuk tinggal selama beberapa hari”, kataku, tidak berbohong. Untungnya, mudah-mudahan , dia entah bagaimana melewatkan berita antara aku dan David. Atau mungkin dia terlalu mabuk untuk menambahkan dua tambah dua. Bagaimanapun, aku tak akan memberitahunya.
Sungguh? Baik amat dia”.
ya. Tentu saja”.
ruangan mana yang kau tinggali?” dia berdiri di depanku dan memasukan gelasnya yang kosong ke rimbunan tanaman dengan tangan yang sembarangan. Seringainya tampak mengerikan. Keingananku untuk kabur dari menjadi sangat besar.
yang putih” kataku sambil mencari jalan ke sekeliling. “ngomong-ngomong, sebaiknya aku kembali”.
ruangan putih? Oh, oh , tidakkah kau special”.
bukan aku? Permisi”. Aku melewatinya , menyerah pada basa- basi sosial.
Dia pasti tidak mengharapkannya karena dia terhuyung mundur selangkah. “Hei. Tunggu”.
Jimmy”, David muncul, mendapatkan rasa terima kasihku segera. “ada masalah disini?”.
Tidak sama sekali”, kata Jimmy. “baru mengenal.....Ev”.
Yeah, well, kau tidak perlu tahu....Ev”.
Senyum pria itu sangat lebar. “ayolah. Kau tau bagaimana aku menyukai hal-hal baru yang cantik”.
Ayo pergi”.
tidak biasanya kau menjadi cockblocking, Davie”.kata Jimmy. “Bukankah kau bersama Kaetrin yang cantik tadi di balkon? Mengapa kau tidak menemuinya, dan buat dia melakukan hal yang sangat baik dia lakukan? Aku dan Ev sedang sibuk disini”.
Sebenarnya tidak, kami tidak sibuk”. Kataku. Dan mengapa David kembali begitu cepat dari waktu bermainnya dengan si gadis bikini? Tidak mungkin dia peduli dengan kesejahteraan istri kecilnya.
Tak satupun dari mereka tampaknya mendengarku.
Jadi kau mengundangnya untuk tinggal di rumahku”, kata Jimmy.
aku mendapat kesan bahwa Adrian menyewa tempat ini untuk kita semua saat kita mengerjakan album ini. Apakah sesuatu telah berubah tanpa aku tau?”.
Jimmy tertawa. “aku suka dengan tempat ini. Memutuskan untuk membelinya”.
Bagus. Beritahu aku kalau kesepakatannya telah pasti dan aku dengan senang hati akan keluar. Dan dengan sopan, tamu ku bukanlah urusanmu”.
Jimmy memandangku,, wajahnya bersinar dengan binar yang menjijikan. “itu dia, benarkan? Seseorang yang kau nikahi, dasar kau haram jadah tolol”.
Ayo” David meraih tanganku dan menyeretku ke tangga. Rahangnya terkatup cukup kencang membuat ototnya menyembul dari samping.
Aku bisa mendapatkan nya di dinding sialan ini, dan kau menikahi dia?”.
Omong kosong yang dia utarakan.
Jari-jari David meremas tanganku erat.
Jimmy terkekeh seperti orang yang kehilangan akal. “Dia bukan siapa-siapa, kau Bajingan. Lihat dia. Lihatlah dia. Katakan padaku bahwa pernikahan ini tidak datang karena vodka dan cocain”.
Ini bukanlah sesuatu yang belum pernah aku dengar sebelumnya. Well, diluar dari referensi pernikahan tentunya. Tapi kata-katanya masih sedikit. Sebelum aku bisa memberitahu Jimmy tentang apa yang aku pikirkan tentang dia, Namun, pegangan sekuat besi di tanganku menhilang. David meringsek ke Jimmy, merenggut kerahnya. Mereka cukup berimbang. Keduanya tinggi, berbadan bagus. Tak ada satupun yang siap untuk mengalah. Ruangan menjadi sunyi, seluruh percakapan berhenti, walaupun musik tetap berdentum.
lanjutkan, adik kecil” desisi Jimmy. “tunjukan siapa bintang di pertunjukan ini sebenarya”.
Bahu david menjadi kaku di balik kaus tipisnya. Lalu dengan gerutuan dia melepaskan Jimmy, mendorongnya mundur selangkah. “Kau seburuk Mom. Lihatlah dirimu, kau berantakan”.
Aku menatap mereka berdua, tertegun. Keduanya adalah kakak beradik di band ini. Rambutnya yang hitam dan wajah tampan. Jelas aku sudah menikah dengan keluarga yang kurang bahagia. Jimmy tampak hampir malu.
Suamiku berjalan melewatiku, merangkum lenganku di sepanjang jalan. Setiap mata tertuju pada kami. Seorang wanita berambut coklat maju selangkah, tangannya terulur. Rasa sedih melingkupi wajahnya yang cantik. “kau tau dia tidak bersungguh-sungguh”.
Menjauhlah Martha”, kata suami ku, tidak melambat sama sekali.
Wanita itu menatapku tajam. Lebih buruk lagi, menyalahkan. Dari cara David bertingkah, aku memiliki firasat buruk sedang terjadi.
Di tangga dia menyeretku, lalu menyusuri lorong menuju ke kamarku. Kami tidak mengatakan apa-apa. Mungkin kali ini dia mengunciku. Menaruh kursi di bawah handle pintu mungkin. Aku bisa mengerti dia marah terhadap Jimmy. Pria itu adalah orang brengsek dengan proporsi yang epic. Tapi apa yang telah aku lakukan? Kecuali keluar dari penjara mewah ku, tentu saja.
Ditengah lorong yang panjang aku membebaskan diriku dari perawatannya yang lebut. Aku harus melakukan sesuatu sebelum dia memutuskan aliran darah ke jari-jariku.
aku tau jalannya” kataku.
masih ingin memdapatkan beberapa, huh?seharunya kau mengatakan sesuatu, aku akan lebih dari senang untuk memenuhinya”. Katanya dengan senyum yang salah. “ dan hei kau bahkan tidak memberontak malam ini. Kemungkinan kau akan ingat”.
Ouch”.
sesuatu yang aku katakan tidak benar?”
Tidak. Tapi akan adil jika aku mengatakan kau menjadi menyebalkan”.
Dia berhenti dan menatapku, matannya melebar, terkaget. “aku menjadi menyebalkan? Persetan. Kau itu istriku!”.
Tidak. Bukan. Kau mengatakan sendiri. Tepat sebelum kau bermain dengan temanmu di rumah kolam”. Kataku. Meski belum terlalu lama berada di rumah kolam, jelas. Lima , enam menit mungkin? Aku hampir merasa tidak enak pada si gadis bikini. Itu bukanlah service yang menyenangkan.
Alis gelapnya turun seperti hujan yang dahsyat. Dia kurang terkesan. Nasib buruk. Perasaanku padanya sama rendahnya dengan waktu singkatnya.
kau benar. Salahku. Haruskah aku kembalikan kau ke kakakku?” Tanyanya, mengemeletakkan buku-buku jarinya seperti manusia batu dan menatap ke lorong dari tempat kami masuk.
Tidak terima kasih”.
itu tampaknya tatapan setubuhi aku yang baik, ngomong-ngomong. Dari semua orang di bawah sana , kenapa kau harus menggoda Jimmy” Dia menyeringai. “Classy, Ev”.
sejujurnya apa yang kau pikirkan sedang terjadi disana?”
apa yang terjadi dengan mu dan dia yang sangat nyaman di pojokan?”
oh sungguh?”.
aku tau Jimmy dan aku tau gadis di sekelilingnya. Itulah yang pastinya terlihat, baby”. Dia mengulurkan tangannya lebar-lebar. “Buktikan bahwa aku salah”.
Aku bahkan tak tau bagaimana caranya membuat tatapan setubuhi aku. Tapi aku sangat yakin tidak melakukan itu dibawah. Tak heran banyak pernikahan berakhir dengan perceraian. Pernikahan kacau dan suami adalah yang terburuk. Bahuku memelukku. Kurasa aku tak pernah merasa begitu hina.
kurasa masalah mu dengan kakakmu jauh lebih besar dibanding masalahmu dengan istrimu, dan itu menjelaskan sesuatu”. Perlahan aku menggelengkan kepala. “terima kasih telah menawarkan ku pembelaaan diri. Aku sangat menghargai itu. Tapi kau tau, David? Aku tak yakin pendapatmu sepadan”.
Dia tersetak.
Aku berjalan pergi sebelum aku mengatakan sesuatu yang lebih buruk. Lupakan sesuatu yang bersahabat. Semakin cepat kami bercerai, semakin baik.



Sabtu, 17 Maret 2018

Lick Chapter Tiga

Ponsel Dad berdering tepat sebelum tengah malam. Dan ponselku sendiri sudah lama di matikan. Ketika telepon rumah tidak berhenti berdering. Kami mencabutnya dari dinding. Sudah dua kali polisi membubarkan orang-orang yang berkumpul di depan halaman. Mom akhirnya meminum obat tidur dan pergi ke kamar. Setelah dia tertidur, dunia di luar sana tidak juga jadi tenang. Anehnya setelah ledakan awal, Dad dapat menangani situasi ini dengan baik. Aku pantas meminta maaf dan menginginkan perceraian. Ayah mau menganggap ini hanya masalah hormon atau semacamnya. Tapi segalanya berubah ketika dia melihat layar ponselnya.
Leyton?” dia mengangkat telepon, matanya melubangiku dari seberang ruangan. Perutku mencelos dengan itu. Hanya oramg tua yang bisa melatihmu dengan baik. Aku telah mengecewakan mereka. Kami berdua tau itu. Hanya ada satu Leyton dan hanya ada satu alasan mengapa dia menelpon pada jam seperti ini.
Ya”, kata Ayahku. “Ini adalah situasi yang tidak menguntungkan”, Garis disekitar mulutnya semakin dalam, berubah menjadi celah-celah.
Bisa di mengerti. ya. Selamat malam kalau begitu”.
Jarinya mengetat di ponselnya dan dia melempar ponselnya ke meja makan. “Magangmu sudah di batalkan”.
Seluruh udara terburu-buru keluar dari tubuhku saat paru-paruku mengecil seukuran penis.
Leyton dengan gamblang mengatakan bahwa mengingat situasimu saat ini.....”, suara ayahku mengecil hingga tak terdengar. Dia telah meminta bantuan selama bertahun-tahun untuk membuatku bisa magang di salah satu agensi arsitektur paling prestisius di Portland. Dan hanya butuh panggilan telepon selama tiga puluh detik, untuk membuat semuanya menghilang.
Seseorang menggedor pintu. Tak ada satupun dari kami yang bereaksi. Orang-orang telah menggedor pintu itu selama berjam-jam.
Dad mulai mondar-mandir di seberang ruang tamu. Aku hanya melihat dengan linglung. Sepanjang masa kanak-kanakku, hidupku selalu mengikuti pola tertentu. Nathan berkelahi di sekolah. Sekolah memanggil ibuku. Ibuku mengalami kekcewaan. Nate masuk ke kamarnya atau lebih buruk lagi, kabur selama beberapa hari. Ayah pulang dan mondar-mandir. Dan disitulah aku berada di antara semuannya, mencoba bermain sebagai mediator, yang paling ahli untuk tidak membuat pergolakan. Jadi apa yang sedang kulakukan di tengah Tsunami sialan ini?
Setelah masa kanak-kanak terlewati, aku selalu menjadi anak baik. Aku mendapat peringkat yang bagus di SMA, dan masuk ke kampus yang sama dengan ayahku. Aku mungkin tidak mewarisi bakat alaminya dalam hal design tapi aku mencurah kan waktu dan usaha agar bisa lulus ujian. Aku telah berkerja di kedai kopi yang sama sejak aku berusia lima belas tahun. Pindah bersama Lauren menjadi satu-satunya pemberontakan terbesarku. Aku adalah, segalanya yang berhubungan dengan kebosanan yang fantastis. Orang tua ku menginginkanku tinggal di rumah dan menabung. Segala hal yang telah aku raih hanya agar orang rua ku bisa tidur nyenyak di malam hari. Bukan berarti aku meraih banyak hal. Pesta malam yang ganjil. Episode dengan Tommy empat tahun yang lalu. Tak ada yang mempersiapkan ku untuk hal ini.
Selain para wartawan terdapat orang-orang yang menangis di depan gerbang, membawa spanduk yang memproklamirkan betapa mereka mencintai David. Satu orang pria membawa boom box jaman dulu di letakkan di atas rambutnya, mengumandangkan musik. Sebuah lagu berjudul “San Pedro” adalah favorite mereka. Mereka meneriakan bagian Cressendonya tiap kali sang vokalis mencapai Chorus, “tetapi matahari sudah tenggelam dan kami tak memiliki tempat untuk pergi......”.
Tampaknya, kemudian mereka berencana membakarku yang seukuran patung
Yang mana tak mengapa, aku ingin mati.
Kakak lelaki ku Nathan datang untuk menjemput Lauren dan membawa Lauren ke tempatnya. Kami tidak pernah bertemu sejak natal, baik dikala saat sulit atau langkah-langkah putus asa. Apartemen Lauren dan aku yang kami tinggali bersama juga di kerubungi orang-orang. Pergi darisana tidak perlu di pertanyakan dan Lauren tidak ingin keluarganya yang lain atau teman yang lain terlibat. Mengatakan bahwa Nathan menikmati kesulitanku akan terasa tidak sopan. Bukan tidak benar, hanya tidak sopan. Dia satu-satunya yang selalu membuat masalah. Kali ini, mau bagaimanapun, ini semua kesalahan ku. Nathan tidak pernah menikah dan berkencan secara tidak sengaja di Vegas.
Gedoran lebih keras terdengar di pintu. Dad hanya menatapku, dan aku mengedikkan bahu.
Ms Thomas?” sebuah suara besar menggema. “David mengirimku”
Baiklah. “Aku akan memanggil polisi”.
Tunggu, Please” kata si suara besar itu. “Aku sudah menelponnya . Buka pintru nya sedikit saja sehingga aku bisa menyerahkan padamu”.
Tidak”.
Dengusan terdengar. “Dia bilang untuk menanyakan kaosnya”.
Yang dia tinggalkan di Vegas. Kaosnya ada di tasku. Masih lembab. Huh. Mungkin. Tapi aku masih butuh di yakinkan. “Apa lagi?”.
Lebih banyak bicara. “dia bilang dia masih tidak mau.... Maaf, Miss...'Cincin Sialan itu kembali”.
Aku membuka pintu tapi tetap merantai. Seorang pria mirip Bulldog dengan jas hitam memberiku telpon genggam.
Hallo”.
Suara Musik yang keras terdengar sebagai latar belakang dan ada banyak suara-suara. Tampaknya insiden pernikahan tidak memperlambat David sedikitpun.
Ev”.
Ya?”.
Dia menjeda. “Dengar, kau mungki hanya ingin bersantai untuk sejenak hingga semua ini berhenti, okay? Sam akan membawamu keluar dari sana. Dia bagian dari tim keamananku.
Sam memberiku senyum sopan. Aku melihat gunung terlihat lebih kecil di banding pria ini.
Kemana aku akan pergi?” tanyaku.
Dia akan..... dia akan membawaku padaku. Kita akan menyelesaikan sesuatu”.
kepadamu?”.
Yeah. Nanti akan ada berkas perceraian dan tetek bengek untuk di tanda tangani. Jadi kau harus kesini”.
Aku ingin mengatakan tidak. Tapi membawa ini semua keluar dari pintu depan rumah orang tuaku sangat menggoda. Berjalan keluar dari sini sebelum ibu bangun dan mendengar tentang magang. Tetap saja, dengan alasan yang baik araupun tidak , tetap saja aku tidak bisa melupakan cara David membanting pintu saat keluar dari kehidupan ku pagi itu. Aku memiliki rencana cadangan untuk kabur. Dengan kesempatan magang yang hilang, aku bisa kembali berkerja di Cafe. Ruby akan senang memiliki ku berkerja penuh waktu di musim panas dan aku senang berada disana. Dengan melihat ke arah para gerombolan dengan berjinjit, mau bagaimanapun, ini akan tetap jadi bencana.
Pilihanku hanya sedikit dan tidak satupun bisa diajukan banding, tapi aku tetap banding. “Aku tidak tau...”.
Dia mendesah terdengar sangat pedih. “Apa lagi yang akan kau lakukan? Hah?”.
Pertanyaan bagus.
Dibelakang Sam kegiatan berlanjut, lampu menyela dan orang-orang berteriak. Rasanya tidak nyata. Jika seperti inilah kehidupan sehari-hari David , aku tidak tau bagaimana dia menanganinya.
Dengar. Sialan Kau hanya harus keluar dari sana”, katanya, kata-kata cepat, rapuh. “ini akan tenang sebentar lagi”.
Ayahku berdiri disampingku, meremas tangannya. Apapun ini, aku harus menyingkirkan semuanya dari orang yang aku cintai. Setidaknya aku bisa melakukan itu.
Ev?”
Maaf. Aku akan menerima tawaranmu”, kataku. “Terima kasih”.
berikan telpon ke Sam”.
Aku melakukan yang dia perintahkan, dan juga membuka pintu sepenuhnya sehingga pria besar itu bisa masuk ke dalam. Dia tidak sepenuhnya tinggi, tapi dia sangat kekar. Pria ini mengambil ruang dengan serius. Sam mengangguk dan mengatakan beberapa kata 'yes, Sir'. Kemudian dia mematikan telepon. “Ms Thomas. Mobil sudah menunggu”.
Tidak”, kata Ayah.
Dad---”.
Kau tidak mempercayai pria ini. Lihat segalanya yang telah terjadi”.
Sayangnya ini bukan sepenuhnya salahnya. Aku memainkan peran ku dalam hal ini”. Keseluruhan situasi ini membuatku malu. Tapi kabur dan bersembunyi bukanlah jawaban. “aku harus memperbaiki ini”.
Tidak”, dia mengulangi, bersandar di dinding.
Masalahnya adalah, aku bukanlah gadis cilik lagi. Dan ini bukanlah diriku yang percaya bahwa halaman belakang rumahku tidak muat untuk seekor kuda poni. “Maafkan aku Dad. Tapi aku sudah membuat keputusan”.
Wajah ayahku berubah pink, matanya tak percaya. Sebelumnya, pada kesempatan yang langka dia mengambil sikap yang keras, aku mengalah. (atau sembunyi-sembunyi mengambil langkah di belakangnya). Tapi kali ini....aku tak akan menurut. Ayahku tampak tua di mataku, tak yakin. Dan diluar itu, masalah ini adalah milikku. Semuanya masalahku.
Please, percayalah padaku”. Kataku.
Ev, Honey. Kau tak harus melakukan ini”. Kata Dad, mencoba taktik yang berbeda. “Kita bisa menyelesaikan dengan cara kita”.
Aku tau kita bisa. Tapi, dia memiliki Pengacara yang telah berkerja. Dan ini untuk yang terbaik”.
Tidak kah kau butuh pengacaramu sendiri?” ayahku bertanya. Ada guratan baru di wajahnya, seakan satu hari telah membuatnya tua. Rasa bersalah menohok ku.
aku bisa mencari-cari , aku akan menemukan pengacara yang cocok untukmu, aku tak ingin mereka memanfaatkanmu”. Dia melanjutkan. “seseorang pasti kenal pengacara perceraian yang handal”.
Dad, ini tidak seperti kita memiliki uang yang harus kita lindungi. Kami disini akan menyelesaikan semuanya secepat yang kita bisa”. Aku berkata dengan senyum yang di paksakan. “tak apa. Kami akan menyelesaikan ini dan aku akan pulang”.
Kami? Honey, kau baru saja kenal dengan pria ini. Kau tak bisa mempercayai dia”.
Seluruh dunia tampaknya mengamati. Jadi hal buruk apa yang bisa terjadi?” aku mengirimkan doa dalam diam ke surga semoga aku tak pernah menemukan jawaban atas itu.
Ini adalah kesalahan....”, Dad mendesah. “ aku tau kau sama kecewanya dengan aku karena masalah magang. Tapi kita harus berhenti dan berpikir disini”.
Aku sudah memikirkan tentang ini. Aku ingin menyingkirkan Circus ini dari mu dan Mom”.
Tatapan Dad beralih ke lorong yang gelap ke tempat ibu berbaring dalam tidur akibat obat penenang. Hal terakhir yang aku inginkan ayahku merasa terbelah anatara kami berdua.
Ini akan baik-baik saja” kataku, berharap semuanya jadi kenyataan. “Sungguh”.
Akhirnya dia menganggukkan kepalanya. “kurasa kau melakukan hal yang salah. Tapi telepon aku jika kau butuh sesuatu. Jika kau ingin pulang ke rumah, aku akan langsung mengatur penerbangan untukmu”.
Aku mengangguk.
aku serius. Kau akan menelponku jika kau butuh sesuatu”.
Iya. Aku akan melakukannya”. Aku tak akan melakukannya.
Aku mengambil ranselku, masih fresh dari Vegas. Tak ada kesempatan untuk mengganti bawaanku. Semua pakaianku ada di apartemen. Aku merapikan rambutku, menyelipkan dengan rapi ke belakang, mencoba sedikit membuat diriku tidak seperti habis terkena kecelakaan kereta.
kau selalu menjadi gadis baikku”, kata Dad terdengar sedih.
Aku tak tau harus berkata apa.
Dia menepuk lenganku. “hubungi ayah”.
Yeah”, kataku, tenggorokanku serak. “ucapkan selamat tinggal pada ibu untukku. Aku akan segera menelpon mu”.
Sam melangkah ke depan. “Putrimu ada di tangan yang aman , sir”.
Aku tak ingin mendengar jawaban ayah. Untuk pertama kalinya dalam berjam-jam aku melangkah keluar. Kerumanan meledak. Naluri untuk berbalik, lari dan bersembunyi , sangat besar. Tapi dengan tubuh Sam yang besar di sampingku, ini sama sekali tidak semenakutkan sebelumnya. Dia melingkarkan lengannya di bahuku dan membawaku keluar dari sana, menyusuri jalan setapak, ke arah orang-orang yang menunggu. Seorang laki-laki lain mengenakan jas hitam gelap mendekati kami, melewati kerumunan di sisi lain. Tingkat kebisingan meroket. Seorang wanita berteriak dan berkata dia membenciku dan memanggilku jalang. Dan seorang lainnya ingin aku memberitahu David bahwa dia mencintai David. Hampir seluruhnya, kurasa, itu semua melibihi pertanyaaan. Kamera di hadangkan di depan wajahku, dan cahaya Falshnya menghujam. Sebelum aku terjerembab. Sam sudah ada disana. Kakiku hampir tak meneyentuh tanah saat Sam dan kawannya membawaku ke mobil yang menunggu. Bukan limosin. Lauren akan kecewa. Ini adalah sedan baru yang mewah dengan interior terbuat dari kulit semua. Pintu terbanting dan menutup di belakangku lalu Sam dan temannya masuk. Sopir nya mengangguk padaku dari kaca spiom, lalu dengan hati-hati melaju. Orang-orang memukul-mukul jendela dan berlari di samping mobil. Aku meringkuk di tengah kursi. Segera kami meninggalkan mereka.
Aku sedang dalam perjalanan kembali ke David.
Suami ku.


STUCK UP SUIT Chapter 8

GRAHAM AKU TIDAK MENDENGAR KABAR NYA SEPANJANG HARI di hari sabtu, dan tidak seperti yang aku harapkan juga. Soraya Venedetta san...