Ruang tamu Suite telah dihias untuk acara bridal shower. Aku berharap aku terhindar dari tradisi itu tapi ibuku bersikeras itu akan menjadi penghinaan terhadap perempuan dari keluarga Luca jika mereka tidak bertemu dengan pengantin wanita sebelum pernikahan.
Aku merapikan gaun coctail hijau ku. Itu adalah warna yang seharusnya membawa keberuntungan. Aku Tau apa yang aku interpretasikan sebagai kebahagiaan berbeda jauh dengan apa yang Luca dan ayah ku interpretasikan.
Lily tak diizinkan untuk mengikuti acara bridal shower karena dia di anggap masih muda, tapi gianna berdebat untuk tetap ikut. Walaupun aku khawatir mungkin ada alasan lain dibalik persetujuan ibuku. Gianna sudah genap berusia tujuh belas tahun beberapa hari yang lalu. Itu berarti dia sudah cukup umur untuk menikah. Aku mengesampingkan pemikiran itu. Aku mendengar Gianna dan ibuku berdebat di kamar tidur tentang apa yang seharusnya Gianna kenakan ketika suara ketukan terdengar di pintu Suite. Ini masih terlalu dini, para tamu seharusnya hadir sepuluh menit lagi.
Aku membuka pintu. Valentina berdiri di depanku, Umberto di belakangnya. Dia adalah sepupu ku, tapi lima tahun lebih tua daripada aku. Ibunya dan ibuku adalah kakak beradik. Dia tersenyum minta maaf. "Aku Tau, aku terlalu cepat"
" tak apa". Kataku, aku melangkah mundur , sehingga dia bisa masuk. Umberto duduk di kursi di depan pintu. Aku sangat menyukai Valentina, jadi aku tak masalah menghabiskan beberapa waktu sendirian bersama dia. Dia tinggi dan anggun, dengan rambut cokelat tua hampir hitam dan mata hijau yang paling gelap. Dia mengenakan gaun hitam dan rok pensil yang sampai ke lututnya. Suaminya Antonio meninggal enam bulan lalu, dan di acara pernikahan ku nanti merupakan pertama kalinya dia mengenakan warna selain hitam. Terkadang para janda, terutama yang lebih tua, diharapkan mengenakan baju berkabung setidaknya selama satu tahun setelah kematian suaminya, tapi Valentina masih berumur dua puluh tiga tahun. Seperti umur Luca. Aku mendapati diriku berharap suaminya meninggal lebih cepat, sehingga dia bisa menikahi Luca dan kemudian aku merasa bersalah. Aku tak seharusnya berpikir seperti itu. Romero Berjaga di depan jendela.
"Bisakah kau menunggu di luar ? Tak ada tempat untuk pria di bridal shower".
Dia menganggukkan kepalanya, kemudian m elangkah keluar tanpa sepatah kata pun.
"Suamimu mengirimkan bodyguardnya sendiri?" Valentina bertanya.
"Dia belum menjadi suamiku"
" bukan, kau benar. Kau terlihat sedih". Dia mengatakan dengan ekspresi pengertian saat dia menenggelamkan diri di sofa. Sampanye, soft drink, dan camilan telah diatur diatas meja.
Aku menelan ludah. "Kau juga". Dan tiba tiba aku menyesali karena mengatakan itu.
" ayahku menginginkanku menikah lagi", dia berkata, sambil memutar mutar cincin pernikahannya.
Mataku melebar. "Secepat itu".
" tidak segera. Tampaknya dia telah berbicara dengan seseorang".
Aku tak bisa percaya. " kau tak bisa menolak? Kau sudah menikah".
"Tapi itu pernikahan tanpa anak. Aku terlalu muda untuk tinggal sendirian. Aku harus pindah kembali dengan keluarga ku. Ayahku bersikeras untuk melindungi ku".
Kami berdua Tau kode itu. Wanita selalu membutuhkan perlindungan dari dunia luar, terutama jika mereka berada di usia menikah. " aku minta maaf". Kataku.
" kau Tau ini apa. Kau Tau sama baiknya denganku"
Aku tertawa pahit. "Yeah"
"Aku melihat suamimu ketika aku mengunjungi Mansion vittielo dengan orang tuaku kemarin " dia.......pemaksa"
"Mengerikan " aku menambahkan dengan tenang. Ekspresi Valentina melunak , tapi percakapan
singkat kami terpotong, ketika ibu dan Gianna keluar dari kamar tidur. Dan setelah itu lebih banyak
tamu yang tiba.
Hadiah - hadiahnya kebanyakan berupa lingerie , perhiasan , dan juga tiket spa mewah di New York. Tapi lingerie lah yang terburuk, dan ketika aku membuka hadiah dari ibu tiri Luca , nina, aku sedikit kesulitan untuk tetap ,menjaga wajahku tetap datar. Aku mengangkat gaun tidur berwarna hampir putih, dan tersenyum ketat. Seluruh bagian tengahnya tembus pandang, dan sangat pendek ,bahkan tak akan menutup banyak di kakiku. Dan di bawahnya di dalam kotak hadiah, adalah sepotong yang bahkan lebih kecil dari pakaian ; celana renda putih yang mengungkapkan sebagian besar pantat ku yang di kuatkan oleh sebuah busur ke belakang. Sebuah paduan suara menggumam kagum datang dari para wanita di sekitar ku.
Aku ternganga dengan lingerie itu. Gianna memijat pelipis nya.
"Ini untuk malam pertama mu" kata Nina dengan kilatan perhitungan di matanya. " aku yakin Luca akan menyukai membuka pembungkus mu. Kita perlu menyenangkan suami kita. Luca tentu akan mengharapkan sesuatu yang berani seperti ini"
Apakah Luca mengatur ibu tirinya untuk memberiku sesuatu seperti ini? Aku tak akan membuatnya senang. Tidak setelah dia memberiku pil KB. Perutku mulas karena khawatir, dan menjadi lebih buruk ketika para wanita membicarakan tentang malam pertama.
" aku dulu sangat malu ketika tiba saatnya untuk presentasi lembaran!" Sepupu Luca Cosima berbisik dengan keras.
" presentasi sprei?" Aku bertanya.
Senyum nina merendahkan ketika dia berkata. " tidakkah ibumu menjelaskan Padamu?"
" ini adalah tradisi sisilia yang The familia dengan bangga adakan di tiap generasi". Nina menjelaskan,matanya terpaku ke wajahku. ". Setelah malam pernikahan, wanita dari pihak mempelai lelaki Datang ke pasangan pengantin untuk mengumpulkan tiap lembaran yang di gunakan saat menghabiskan malam bersama. Dan tiap tiap lembaran itu di tunjukkan ke ayah dari pihak mempelai lelaki dan perempuan, dan pada siapapun yang mau melihat pembuktian bahwa pernikahan ini sudah sah dan pengantin wanita masih suci".
Cosima terkikik. " ini juga di sebut sebagai tradisi sprei berdarah"
Wajahku membeku.
" itu tradisi yang barbar!" Gianna mendengus. "Ibu kau tak boleh membiarkan itu"
"Ini bukan terserah padaku". Kata ibuku.
" itu betul. Kami tidak boleh merusak tradisi kami". Nina beralih padaku. ". Dan dari yang aku Tau kau telah melindungi dirimu dari perhatian para lelaki jadi tak ada satupun yang perlu kau takuti. Lembaran itu akan membuktikan kebanggaan mu"
Bibir Gianna merengut, tapi semua yang bisa aku pikirkan hanyalah bahwa tradisi itu berarti aku sungguh harus tidur dengan Luca".
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
STUCK UP SUIT Chapter 8
GRAHAM AKU TIDAK MENDENGAR KABAR NYA SEPANJANG HARI di hari sabtu, dan tidak seperti yang aku harapkan juga. Soraya Venedetta san...
-
PROLOG Jemariku bergetar seperti daun terkena angin saat aku mengulurkan tanganku, detak jantungku secepat kicauan burung kolibri....
-
ini adalah Novel dari series favorit aku dari karanganya Cora Reyli. novel ini pun di Goodreads punya rating yang tinggi. yang ngebuat...
-
Beberapa bulan selanjutnya berlalu terlalu cepat ntah sebanyak apapun aku meminta agar waktu bisa berjalan lambat, untuk memberiku sedikit w...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar