Minggu, 08 Mei 2016

chapter satu : bound by honor

Bound by Honor ; Chapter Satu




Tiga tahun sebelumnya.

Aku sedang bergelung di sofa panjang di perpustakaan kami, sedang membaca, ketika suara ketukan pintu terdengar. Kepala liliana beristirahat di pangkuanku dan dia bahkan sama sekali tak bergeser ketika pintu kayu terbuka dan ibu kami melangkah masuk, rambut hitamnya diikat kebelakang dengan erat dan dibentuk menjadi sanggul di bagian belakang kepalanya. Ibu terlihat pucat, wajahnya diwarnai kegelisahan.
“apakah sesuatu telah terejadi?” tanyaku.
Dia tersenyum, tapi itu hanyalah senyum palsu. “ayahmu ingin berbicara denganmu di kantornya”

aku dengan hati- hati bergeser dari bawah kepala lily dan meletakkan kepalanya di bangku. Dia mengangkat kakinya ke atas tubuhnya. Dia terlihat kecil untuk ukuran anak berumur sebelas tahun, tapi aku pun sebenarnya tidak terlalu tinggi juga cuma empat koma lima kaki. Tak ada satupun wanita di keluarga kami yang tinggi. Ibu menghindari tatapanku saat aku berjalan kearahnya.

“apakah aku dalam masalah?” aku tak tau apa yang kesalahanku. Aku dan lilly biasanya adalah yang selalu menurut; gianna adalah satu – satunya yang selalu melanggar aturan dan mendapatkan hukuman.

“cepatlah. Jangan buat ayahmu menunggu” ibuku berkata dengan singkat.

Perutku mengejang ketika aku sampai di pintu depan kantor ayahku. Setelah beberapa saat menenangkan rasa gugupku, aku mengetuk pintu.

“masuk”
aku masuk, memaksa wajahku agar terlindung dengan hati- hati. Ayahku duduk dibelakang meja mahoni di kursi kulit yang sangat besar; di samping lemari mahoni yang dipenuhi dengan buku- buku yang tak pernah di baca oleh ayahku, tapi dia menyembunyikan jalan rahasia menuju ruang bawah tanah dan menuju koridor.

Dia menatap dari balik tumpukan kertas, rambut abu-abunya di silakan kebelakang. “duduk”

aku duduk di salah satu kursi di depan mejanya dan menautkan tanganku di pangkuanku, burusaha untuk tidak menggigit bibir bawahku. Ayahku membenci itu. Aku menunggu dia untuk mulai berbicara. Dia menampakan ekspresi yang aneh ketika dia mengamatiku. “The Bravta dan The Triad sedang mencoba untuk mengklaim wilayah kita. Mereka menjadi sangat kuat dari hari ke hari. Kita lebih beruntung daripada Las Vegas Familia yang juga harus berurusan dengan orang-orang mexico tapi kita tak bisa mengabaikan ancaman dari The Russian dan Taiwannesse lebih lama lagi”.

Rasa khawatir memenuhi diriku. Ayah tak pernah membicarakan tentang bisnis kepada kami. Para gadis tak perlu tau akan segala detail mengenai bisnis mafia. Aku telah mengetahui itu dan lebih baik untuk tidak mengintrupsinya.

“kita harus mengesampingkan perseteruan kita dengan New York Familia untuk berdamai dan menggabungkan kekuatan jika kita ingin menyerang balik The Bravta dan The Triad”. Berdamai dengan Familia. Mereka telah saling membunuh selama berdekade dan hanya baru bru ini memutuskan untuk saling mengabaikan satu sama lain demi keinginan untuk saling membunuh antar anggota kejahatan, seperti The Bravta dan The Triad. “tak ada yang lebih kuat dibandingkan darah. Minimal Familia mengerti aturan itu”.
Aku cemberut.
“lahir dari darah. Bersumpah dalam darah. Itu adalah motto mereka”.

Aku mengangguk tapi rasa kekhawatiran ku semakin bertambah.

“aku bertemu salvatore Vittielo kemarin”. Ayahku bertemu dengan Capo dei Capi, pimpinan Mafia New York? Pertemuan antara New York dan Chicago tak pernah diadakan selama berdekade dan terakhir kalinya tidak berakhir dengan baik. Dan ayahku bukanlah Boss. Dia hanyalah penasehat, penasehat seorang Fiore Cavallaro yang menjalankan The Outfit dan organisasi kejahatan di Midwest.

“kami sepakat bahwa untuk perdamaian salah satu opsinya adalah dengan menjadi keluarga”. Mata ayah dengan sayu menatapku dan tiba – tiba aku tak ingin mendengar hal lain lagi yang ingin dia katakan. “Cavallaro dan aku setuju untuk menikahkan kau dengan putra tertuanya Luca, calon Capo dei Capi masa depan dari Familia”

aku merasa seakan aku telah jatuh. “kenapa aku?”
“Vittielo dan Fiore telah berbicara di telpon beberapa kali selama beberapa minggu terakhir, dan Vittielo ingin gadis yang paling cantik untuk putranya. Tentu saja, kita tak bisa menyerahkan putri dari salah satu prajurit kami. Fiore tak memiliki anak perempuan, jadi dia berkata bahwa kau adalah gadis tercantik yang masih available”. Gianna tak kalah cantik, tapi dia lebih muda. Kemungkinan itulah yang menyelamatkan dia.

“ada banyak gadis cantik” aku tersedak. Aku tak bisa bernapas. Ayah menatapku seakan aku adalah hadiah yang paling berharga.

“tak ada gadis italia yang memiliki warna rambut seperti dirimu. Fiore menggambarkan rambut mu sebagai berwarna keemasan”. Ayah tertawa terbahak-bahak. “kau adalah pintu kami menuju New York Familia.

“Tapi ayah, aku baru lima belas tahun. Aku tak bisa menikah”.

Ayah membuat gerakan meremehkan. “jika aku sudah setuju, maka kau bisa menikah. Peduli apa kita dengan hukum?”

aku mencengkram sandaran kursi dengan sangat erat, hingga buku-buku jariku berubah memutih, tapi aku tak merasakan sakit. Mati rasa sudah merasuki tubuhku.

“tapi aku telah memberitahu salvatore bahwa pesta pernikahan harus menunggu sampai kau berumur delapan belas tahun. Ibu mu bersikeras bahwa saat itu kau sudah cukup umur dan telah menyelesaikan sekolah. Fiore membiarkan dia memohon kepada nya”.

Jadi si Boss telah memberitahu ayahku bahwa pesta pernikahan harus menunggu. Ayahku sendiri malah akan melemparkan ku ke pelukan suami masa depanku sekarang. Suamiku. Aliran rasa sakit menghantamku. Aku hanya tau dua hal tentang Luca Vittielo; dia akan menjadi kepala New York Mafia saat ayahnya pensiun atau mati, dan dia mendapat julukan “The Vice” karena menghancurkan tenggorokan seorang pria dengan tangan kosong. Aku tak tau umurnya. Sepupuku Bibianna harus menikah dengan pria yang tiga puluh tahunb lebih tua darinya. Luca tak mungkin setua itu, jka ayahnya bahkan belum pensiun. Minimal, itulah yang bisa aku harapkan. Apakah dia kejam?

Dia menghancurkan tenggorokan seorang pria. Dia akan jadi bos dari new york mafia.

“ayah “ aku berbisik. “kumohon jangan memaksaku untuk menikah dengan pria itu”.

Ekspresi ayahku mengeras. “kau akan menikahi Luca Vittiello. Aku telah berjabat tangan dengan ayahnya Salvatore. Kau akan jadi istri yang baik untuk Luca, dan ketika kau bertemu dia di perayaan pertunangan, aku akan bertingakah sepeti gadis yang penurut”.

“pesta pertunangan?” aku bergumam. Suaraku terasa jauh, seakan kabut meutupi telingaku.

“tentu saja. Itu adalah cara yang baik untuk menguatkan ikatan antara keluarga kita dan itu akan memberi Luca kesempatan untu melihat apa yang dia dapat dari kesepakatan ini. Kami tak ingin mengecewakanb dia”.

“Kapan?” aku membersihkan tenggorokanku tetapi gumpalan masih saja bercokol. “kapan pesta pertunangannya ?”

“agustus. Kami belum menentukan tanggalnya”.

Itu dua bulan lagi. Aku mengangguk dengan linglung. Aku suka membaca novel romantis dan kapapun pasangan didalamnya menikah, aku membayangkan akan seperti itu pernikahanku nantinya. Aku selalu membayangkan bahwa itu akan dipenuhi kegembiraan dan cinta. Impian kosong untuk seorang gadis bodoh.

'jadi aku tetap diijinkan untuk tetap bersekolah?” tapi apa gunanya juga kelulusan? Aku tak akan pernah kuliah, tak akan pernah berkerja. Semua yang harus kulakukan hanyalah menghangatkan ranjang suamiku. Tenggorokan amat sesak dan airmata menggenang di pelupuk mataku, tapi aku tak akan mengijinkannya jatuh. Ayah membenci itu ketika kami kehilangan kendali.

“Ya. Aku memberitahu Vittielo bahwa kau bersekolah di sekolah katolik khusus wanita, yang mana itu membuat dia senang”, tentu saja, dia senang. Tak akan ada kesempatan aku akan berdekatan dengan cowok.

“apakah sudah semua?”
“untuk saat ini”
aku berjalan keluar dari kantor seperti kesurupan. Aku berumur lima belas tahun empat bulan yang lalu. Ulang tahun terasa seakan langkah yang besar menuju masa depanku, dan aku telah begitu gembira. Bodohnya aku. Hidupku telah berakhir bahkan sebelum di mulai. Segalannya telah di tentukan untukku.

**
aku tak bisa berhenti menangis, Gianna membelai rambutku saat aku merebahkan kepalaku di pangkuannya. Dia berusia tiga belas tahun, hanya delapan belas bulan lebih muda dariku, tapi hari ini delapan belas bulan itu berarti perbedaan antara kebebasan dan kehidupan dalam penjara tanpa cinta. Aku berusaha sangat keras untuk tidak mengecamnya karena itu. Itu bukanlah kesalah dia.

“kau bisa mencoba untuk berbicara dengan ayah lagi. Mungkin dia akan berubah pikiran”, gianna berbicara dengan suara yangb lembut.

“dia tidak akan”
“mungkin Mama bisa meyakinkan dia “

sekan ayahku mau saja membiarkan wanita mengambil keputusan untuk dia. “tak ada yang bisa dikatakan atau dilakukan yang akan membuat perubahan” aku berkata dengan menyedihkan. Aku belum melihat ibuku sejak dia mengirimku untuk ke kantor ayahku. Kemungkinan dia tak bisa menghadapiku,

“tapi Aria-”

Aku mengangkat kepalaku dan emnghapus airmata dari wajahku. Gianna menatapku dengan mata birunya yang memelas, mata warna biru langit yang berkabut sama dengan milikku. Tapi jikalau rambutku berwaran pirang cerah warna rambut gianna adalah merah. Ayah terkadang memanggil dia penyihir; dan itu bukanlah pujian. “dia telah berjabat tangan dengan ayah Luca”

“Mereka Bertemu?”

itulah yang aku pertanyakan. Kapan dia menemukan waktu untuk bertemu dengan ketua New York Familia tapi tidak memberitahuku akan rencana dia untuk menjual ku seperti pelacur terbaik? Aku menggeleng dengan frustasi dan malahan mencoba untuk mencabik nya keluar dari tubuhku.

“itulah yang ayah katakan padaku”.
“seharusnya ada yang bisa kita lakukan”.
“tak ada”
“tapi kau belum pernah bertemu dengan pria ini. Kau bahkan tak tau tampangnya! Dia bisa saja jelek, gendut, dan tua”.
Jelek , gendut, dan tua. Kuharap itu hanyalah yang perku ku khawatirkan tentang Luca. “ayo kita Google dia. Kemungkinan ada beberapa foto dia di internet”.

Gianna melompat bangkit dan mengambil laptopku dari meja, kemudian dia duduk di sampingku, kami saling menempel bersisian.

Kami menemukan beberapa foto dan artikel tentang Luca. Dia memiliki mata abu-abu yang paling dingin yang pernah aku lihat. Aku bisa membayangkan dengan sangat baik bagaimana mata itu menatap dingin ke arah korbannya sebelum dia menyarangkan peluru ke kepala mereka.

dia lebih tinggi dari semua orang”. Gianna berkata dengan kekaguman. Ya Dia; dalam semua foto dia lebih tinggi beberapa inchi dari siapapun yang berdiri disampingnya, dan dia berotot. Dan kemungkinan itu menjelaskan mengapa beberapa orang memanggilnya banteng dibelakang punggungnya. Itulah panggilan yang artikel gunakan dan mereka memanggil dia pebisnis dan pemilik klun Salvatore Vittielo. Pebisnis. Mungkin diluarnya. Setiap orang tau siapa Salvatore Vittielo sebenarnya, tapi tentu saja tak satupun cukup bodoh untuk menulis tentang itu.

“Dia selalu bersama dengan gadis yang baru di tiap foto”.

Aku menatap kebawah dengan wajah tanpa emosi ke suami masa depanku. Artikel itu menyebutnya sebagai bujangan paling diincar di New York, pewaris ratusan juta dollar. Pewaris imperium kematian dan darah, harusnya dituliskan seperti itu.

Gianna gusar. “Oh Tuhan, para gadis melemparkan diri mereka sendiri ke dia. Kurasa dia tampan”.
“mereka bisa memiliki dia” aku berkata dengan pahit. Di dunia kami penampakan luar yang tampan menyembunyikan monster didalamnya. Gadis sosialita melihat dia sebagai pria yang tampan dan kaya. Mereka berpikir bahwa aura badboy adalah sebuah game. Mereka menjilat kharisma predator karena itu memancarkan kekuatan. Tapi yang tidak mereka ketahui ada darah dan kematian yang mengintai dibalik senyum arogan.

Aku berdiri dengan tiba-tiba. “aku butuh berbicara dengan Umberto”.

Umberto sudah berusia hampir lima puluh tahun dan merupakan prajurit loyal ayahku. Dia juga adalah pengawal Gianna dan juga aku. Dia tau segalanya akan semua orang. Ibuku menjulikinya penyebar desas- desus. Tapi jika ada seseorang yang tau lebih banyak akan Luca, Umberto lah orangnya.

**

“dia menjadi anggota Mafia pada usia sebelas tahun”, kata Umberto, sambil mengasah pisaunya di grinda yang dia lakukan tiap hari. Bau tomat dan oregano memenuhi dapur , tapi itu tak memberiku rasa nyaman seperti biasanya.

“sebelas taun?” aku bertanya, tetap menjaga suaraku. Kebanyakan orang tak akan sepenuhnya di inisiasi ke mafia sampai berumur enam belas tahun. “karena ayahnya?”

Gianna melongo. “Dia Monster”.

Umberto mengangkat bahu. “dia menjadi apa yang memang seharusnya. Menjalankan New York, kau tak bisa seperti banci”. Dia memberi senyum meminta maaf. “ seorang pengecut”

“apa yang telah terjadi ?” aku tak yakin aku ingin tau. Jika Luca telah membunuh manusia pertamanya saat berumur sebelas tahun, lalu berapa banyak lagi yang talah dia bunuh sela sembilan tahun sejak itu?

Umberto menggelengkan kepalanya yang telah bercukur, dan luka gores memanjang dari jidat sampai ke pipinya. Dia kurus, dan tak terlihat meyakinkan, tapi ibuku berkata bahwa dia lebih cepat dari beberapa yang lain dlaam hal pisau. Aku tak pernah melihat dia bertarung. “tak tau. Aku tidak akrab dengan New York”.

Aku melihat juru masak kami saat dia mempersiapkan makan malam , mencoba fokus ke sesuatu yang tidak membuat perutku mulas dan ketakutan ku yang mencekam. Umberto mengamati wajahu. “dia adalah tangkapan yang bagus. Dia adalah pria paling berkuasa di East Coast segera mungkin. Dia akan melindungi mu”

“lalu siapa yang akan melindungiku dari dia ?”

Umberto tak mengatakan apapun karena jawabanya sudah jelas.: tak ada seorangpun yang akan melindungiku dari Luca setelah pesta pernikahan kami. Tidak Umberto, dan bukan juga ayahku jika dia merasa begitu terikat. Wanita dalam dunia kami adalah milik suaminya. Mereka adalah properti untuk kesepakatan apapun yang dia sukai.

1 komentar:

STUCK UP SUIT Chapter 8

GRAHAM AKU TIDAK MENDENGAR KABAR NYA SEPANJANG HARI di hari sabtu, dan tidak seperti yang aku harapkan juga. Soraya Venedetta san...