Kamis, 20 Desember 2018

STUCK UP SUIT Chapter 8

GRAHAM


AKU TIDAK MENDENGAR KABAR NYA SEPANJANG HARI di hari sabtu, dan tidak seperti yang aku harapkan juga. Soraya Venedetta sangat niat membuatku gila. Aku tak pernah di posisi ini sebelumnya. Aku tanpa henti mengejar rekanan bisnis yang aku inginkan ketika aku memanaskan cangkirnya dan memberi tawaran yang tidak bisa mereka tolak. Tetapi mengejar seorang wanita adalah hal baru untukku. Tentu , ada beberapa yang membuatku mengejar mereka untuk sebuah kencan pertama. Tetapi di akhir malam, aku selalu yakin akan apa yang membuat mereka tergerak. Mereka ingin dimenangkan dan disantap, pujian, koneksi bisnis, gaya hidup tertentu. Tidak sulit untuk mengetahuinya. Sampai sekarang.
Apa yang bisa membuatmu tergerak, Soraya Venedetta?
Semakin wanita ini membuatku kesal, semakin aku menginginkannya. Pada pukul sepuluh malam, aku tak bisa menahan diri lebih lama lagi. Aku menjadi banci yang menderita.
Graham : Bagaimana pestanya?
Dia membalas beberapa menit kemudian. Itu membuatku sedikit lega karena dia tidak terpaku pada seseorang yang membuatnya mengabaikan ponselnya.
Soraya: di kereta menuju pulang sekarang. Apakah aku sudah pernah cerita kalau aku benci badut?
Graham : belum. Tapi kurasa itu adalah phobia yang lumrah.
Soraya : keponakan monsterku sama sekali tidak ketakutan barang sedikit pun. Terbayang. Apa yang kau lakukan malam ini?
Aku sedang duduk sendiri di ruang tamu ku dengan beberapa tumpukan dokumen yang berhamburan di atas meja kopiku dan cognac di tanganku. Hari ini adalah empat belas jam kerja. Setiap kali aku berpikir untuk menghubungi dia, aku memaksa diriku untuk kembali ke pekerjaanku. Mataku menyerah sebelum gairahku.
Graham : aku lembur.
Soraya : kau tau para orang tua berkata..... kerja terus tanpa bermain.....
Graham : membuat Graham menjadi orang kaya.
Soraya : mungkin. Tapi apa artinya kekayaan jika kau tidak punya waktu untuk menikmatinya.
Aku meletakkan gelasku. Aku sudah sangat sering mendengar kata-kata yang hampir sama seperti itu hingga sulit di hitung. Dari nenekku.
Graham : apakah kau sudah memikirkan apa yang kuminta?
Soraya : apa ini mengacu ke daftar kalenderku kedepan?
Si pintar bicara. Itu membuatku gila karena dia pergi malam ini dan menolak untuk berkomitmen untuk tidak berkencan dengan yang lain. Kemarin, aku sudah memberitahunya bahwa itu adalah pengunci kesepakatan. Di waktu yang sama, aku mendorong dia mengikuti itu atau tidak sama sekali akan penawaranku. Tetapi setalah dua puluh empat jam terakhir, aku mengerti bahwa tak ada satu jalan ke neraka pun yang bisa aku lakukan untuk memulai hubungan dengan wanita ini. Biasanya, aku yang menghindari komitmen. Aku telah mencoba merasakan obat ku sendiri, tampaknya.
Graham : I am.
Soraya : bagaiamana dengan begini? Kau akan datang dengan ku di social event yang aku pilih dan aku akan menghadiri acara yang kau pilih juga. Jika kau masih ingin menemui ku secara eksklusif setelahnya, Iam Game.
Apa yang dia pikirkan? Bahwa membuatku menghabiskan waktu dengan teman-temannya akan membuatku menyadari bahwa kami begitu berbeda dan itu tak akan pernah berhasil? Atau justru berlaku sebaliknya? Dia tidak akan cocok di gaya hidupku. Sejujurnya, dia terlalu berlebihan dalam menyangka bahwa aku akan peduli dengan omong kosong yang di katakan orang lain.
Graham : itu hanya usaha sia-sia, tapi jika itu membuatmu senang, aku akan melakukannya. Kapan aku bisa menghadiri social event yang kamu pilih?
Soraya : kamis malam. Tig dan Delia mengadakan pesta di tattoo shop mereka. Ini perayaan satu tahun usaha mereka.
Graham : jumat malam. The Pink Ribbon Gala di Met. Ini pesta penggalangan dana.
Soraya : sebuah Gala, huh? Aku harus menetralkan ujung rambutku supaya cocok dengan gaun mewah.
Graham : ini sebuah kencan?
Soraya : dua kencan. Dan ya.
Malam itu, aku tidur lebih baik dari malam -malam yang lalu sepanjang minggu lalu. Seperti biasanya, minggu siang aku mengunjungi nenek ku. Nenekku membuatku menemaninya berbelanja dan dia memasakanku salah satu makanan favoritku. Itu adalah makanan home made umum setiap minggunya.
Senin pagi, aku bangun lebih awal dan aku berlari 7 mile bukannya 4 mile seperti aku biasanya. Saat aku menuju ke stasiun kereta, aku menyadari bagaimana aku begitu menantikan untuk bertemu Soraya. Ketika sampai di pemberhentiannya, dan dia tidak naik, aku cemberut, dan menelpon sekretarisku untuk memberinya daftar hal yang harus dia lakukan sebelum aku sampai. Aku tak itu tak mungkin untuk di selesaikan semuanya, tapi setidaknya itu memberiku alasana untuk mengarahkan rasa frustasiku ke seseorang.
Hari itu, aku begitu pemarah. Di jam lima, aku mendapati diriku menulis ke Ask Ida

Dear Ida,
ada seorang wanita yang aku tunggu-tunggu untuk ku temui di kereta setiap hari. Pagi ini , dia tidak disana. Kurasa dia sengaja menghindariku karena dia tidak bisa melawan ketertarikan seksualnya lebih lama lagi dan dia khawatir dia akan menyerah dan memberiku jalan menuju padanya. Bagaimana agar aku bisa yakin?
-Celibate in Manhattan.
Dua puluh menit kemudia, sebuah balasan pop out di inbox ku.
Dear Celibate,
Get a Hold Yourself. Berlawanan dengan yang tampaknya kau percayai, dunia ini tidak berputar dalam kehendakmu. Mungkin saja wanita ini memiliki janji temu pagi-pagi sekali dengan dokter untuk mengisi ulang birth control pill nya. Sesuatu yang seorang selibat seperti dirimu sangat mengapresiasinya- yaitu, jika kau pernah di beri kesempatan untuk melanggar sumpah selibat mu. Mungkin kau harus naik kereta yang berbeda dulu sementara waktu. Lebih baik lagi, lakukan janji temu ke doktermu sendiri untuk menjalani beberapa tes. Jadi ketika kau memiliki kesempatan dengan wanita misterius di kereta ini, kau sudah siap.
Hariku telah di monopoli dan berpikir mengapa dia tidak ada di kereta pagi ini. Fucking Great. Sekarang tidak mungkin memikirkan hal lain selain berada di dalam dirinya, sepanjang malam.

**

SORAYA TAK PERNAH MUNCUL di kereta di dua hari selanjutnya. Aku mendapat firasat bahwa dia sengaja menghindariku hingga hari kencan kami. Thanks God sekarang adalah malam pesta di tattoo shop. Kalau tidak, mungkin aku akan gila.
Aku akan meledak lebih dari satu cara. Emosiku sudah di luar kendali, dan sudah tidak sehat untuk menahannya tetap di dalam. Hanya ada satu orang yang bisa aku percaya tentang detail kehidupan pribadiku. Normalnya aku tak pernah menghubungi nenek ku hanya selama akhir minggu, tapi untuk beberapa alasan, aku membutuhkan dia untuk tetap membuatku tetap waras hari ini sebelum aku membuat diriku jadi tolol malam ini. Mendorong tumpukan berkas dari meja ku ke samping, aku mengangkat ponsel. Dan berbunyi tiga kali sebelum akhirnya di angkat.
“Graham? Apa kau baik-baik saja?”
“semuanya baik-baik saja, Meme”.
“kau tidak biasanya menghubungiku di hari kamis”.
“aku tau”.
“apa yang terjadi? Kau tampak tidak fokus minggu kemarin. Apakah ada sesuatu yang salah?”
“tak ada yang salah”.
“well, apa itu?”
menarik nafas dalam-dalam, lalu menghembuskannya. “apa aku orang yang buruk?”
“pertanyaan macam apa itu?”
“ada....wanita yang aku temui. Dia tampaknya tak mempercayaiku. Dan aku terus bertanya-tanya apakah alasan yang tepat untuk itu. Mungkin aku tak baik untuknya. Mungkin aku tak baik untuk siapa pun”.
Tak sedikitpun mengeluarkan kata-kata, Meme tertawa dan berkata “ Kau punya kecederungan untuk menjadi bajingan, sweethearth. Tapi dari yang kau beritahukan , ini jauh dari urusan tentang kesepakatan busnismu. Ini bernegosiasi dengan wanita, dengan kata lain, permainan bola yang sangat berbeda. Dan kau dengan yakin telah memainkan di lapangan....”
“itu masalahnya. Aku sudah biasa..... tapi yang ini berbeda. Ini terasa berbeda. Aku bahkan tak tau bagaiamana menjelaskannya. Ini tidak masuk akal, sungguh. Kami sama sekali tidak memiliki kesamaan. Dia berasal dari Brooklyn.... orang italia, hot-temper, meriam lepas dengan rambut warna warni. Dia menjuliki beberapa panggilan. Dia bahkan bisa blak-blakan mengatakannya. Sekarang.... aku tak pernah puas akan dirinya. Tapi yang bisa ku katakan dia tidak mempercayaiku. Aku tak tau bagaimana caranya untuk mendapatkannya.
Meme mendengus. “aku berasumsi mendaoatkan..... juga berarti dia tidak mengijinkanmu untuk melakukan langkah mu padanya.
“dia tidak mengijinkan apapun terjadi di area itu, tidak sama sekali”.
“kau hanya tak terbiasa dengan wanita yang menjaga kakinya tetap tertutup. Ada namanya wanita dengan harga diri, kau tau. Kurasa aku menyukai gadis itu”.
Aku menghela nafas ke telpon ketika dia melanjutkan.
“membutuhkan waktu untuk mengenali orang dan untuk bagaimana mereka sesungguhnya. Kau harus jadi dirimu senndiri dan bersabar, dan akhirnya, dia akan melihat dirimu yang sebenarnya”.
“tapi bagaimana jika diriku yang sebenarnya tidak baik untuknya? Bagaimana jika aku beracun?
“siapa yang bilang?”
“aku tak tau apakah aku mampu mencintai lagi.....”
“hanya fakta bahwa kau cukup peduli, Graham, adalah sinyal yang bagus. Jika dia orang yang tepat, kita semua dapat melakukannya. Kau jatuh cinta dengan si Genevieve itu , bukan?”
hanya menyebutkan namanya membuat perutku mual.
“lihat kemana itu membawaku”.
“kau tau apa yang kupikirkan?”
“apa?”
“kupikir kau telah berusaha sangat keras untuk mengendalikan semuanya, dengan sengaja memilih orang yang salah, supaya kau tidak terluka. Dan sekarang kau mulai percaya bahwa kau tak mampu melakukan apapun lagi. Kau mulai mempercayai kebohonganmu sendiri”.
“Mungkin”.
“Kurasa gadis ini.... siapa namanya?”
“Soraya...”.
“Soraya....huh....cantik”.
Aku menutup mataku, memutar arloji di pergelangan tanganku. “sangat”.
“pokoknya, kurasa gadis ini adalah your wake up call. Bahwa kita tidak selalu memiliki kendali atas berbagai hal. Ikuti saja arusnya. Biarkan semuanya terjadi dengan sendirinya. Berikan kendali. Tapi yang lebih penting, Tolonglah, jangan jadi bajingan”.
Aku tak bisa menahan tawa kerasku. “aku akan mengingatnya , Meme”.
Kesadaran menghantam ku bahwa Soraya bukanlah wanita pertama yang mengatakan seperti itu padaku.

STUCK UP SUIT CHAPTER 7

Soraya : kemana kita akan pergi?
Aku pulang kerja sejam lebih lambat untuk bersiap-siap. Lebih dari setengah yang pakaian yang aku punya sudah menumpuk di tempat tidur. Normalnya, apapun suasana hati yang menaungiku menentukan pakaianku. Aku bukanlah orang yang rewel. Bagiku, style adalah ekspresi yang mengungkapkan kepribadian individu, bukan harus mengikuti trend terbaru dari runway ataupun dari salah satu Kadarshian. . jadi ini sungguh- membuatku-ketakutan-sampai- mati ketika aku sampai ke pakaianku yang kesepuluh.
Graham: ke Restauran, sebenarnya. Terkecuali jika kau berubah pikiran. Aku akan sangat mendukung jika kau lebih memilih makan di rumahku.
Jika itu adalah orang lain, segala hal yang berupa komen mesum akan membautku marah. Tapi untuk beberapa alasan, Graham membuatku tersenyum. Jawaban untuk undangannya untuk mengacau selalu berupa mengacau dengannya.
Soraya : sebenarnya, aku tampaknya sudah berubah pikiran.
Graham: berikan alamatmu. Aku masih di kantor, tapi bisa kesana dalam sepuluh menit, dimanapun kau tinggal.
Aku tertawa keras atas kedepresiannya. Sebanyak apapun aku percaya bahwa dia sangatlah percaya diri, ada sesuatu yang sangat menyenangkan atas kejujurannya akan dirinya yang menginginkan bersamaku. Normalnya, untuk pria seperti dia, menunjukan keputusasaan adalah tanda kelemahan. Itu membuatku hampir merasa buruk karena mempermainkan dia. Hampir.
Soraya: maksudku tentang makan malam kita malam ini. Aku tak yakin itu ide yang bagus.
Graham : Bullshit, jika kau tidak muncul, bersiaplah untuk ketukan di pintumu.
Soraya : kau bahkan tak tau dimana aku tinggal.
Graham : aku adalah pria yang bisa mencari dimanapun. Cobalah.
Soraya: baiklah. Aku akan kesana. Tapi kau hanya akan memberiku alamat. Kemana kita akan pergi? Aku harus tau apa yang harus kupakai.
Graham: pakai apapun yang kau pakai sekarang.
Aku menunduk.
Soraya: sebuah bra dengan warna pink menyala dan G-string? Kau mau membawaku kemana, club striptease?
Butuh waktu tepat lima menit sampai dia membalas.
Graham : Dont tell me shit like that.
Soraya: bukan penggemar warna pink me nyala.
Graham: oh, tentu saja aku suka. Warna itu akan terlihat sama indahnya dengan cetakan bekas tanganku di bokongmu jika kau tidak berhenti mengacaukanku.
Memukul bokong bukanlah sesuatu yang kugemari. Bukan juga bagian dari kata kunci. Sekarang membayangkan dia membuat pantatku pedih membuat tubuhku bersenandung. Aku menjadi terangsang gara-gara pesan singkat. Jesus. This man was Dangerous. Butuh jeda, aku melemparkan ponselku ke temapt tidur, dan kembali menggali lemariku. Sebuah gaun mini berwarna hitam yang terselip dibelakang menarik perhatianku. Aku membelinya untuk ke pemakaman. Aku mematahkan pikiranku , aku seharusnya memakainya malam itu saat kencan dengan Aspen. Ketika aku melepasnya dari gantungan baju, ponselku berkedip tanda ada pesan masuk.
Graham: kau berhenti merespon. Aku akan menganggap itu berarti kau sibuk berfantasi tentang tanganku memukul bokongmu yang indah itu.
Dia mempunyai kemampuan luar biasa untuk mengubah pertanyaan sederhana menjadi sesuatu yang mesum.
Soraya: aku sibuk mencari tau apa yang akan aku kenakan. Yang membawa ku kembali ke pertanyaan awal yang aku kirim, kemana kita pergi?
Graham : aku membuat reservasi di Zenkinchi.
Soraya : di Brooklyn.
Graham: ya di Brooklyn. Hanya ada satu-satunya. Kamu bilang kau tinggal disana, dan karena kau menolak untuk kujemput, aku memilih tempat yang dekat denganmu.
Soraya: wow, ok good. Aku ingin mencoba tempat itu. Ini terasa agak menyebalkan bukan karena kau harus pergi dari kantormu.
Graham: cocok. Sejak kamu adalah yang membuatku sebal. Sampai jumpa nanti jam 7.
stasiun kereta bawah tanah berjarak satu blok dan setengah jalan dari restoran. Ketika aku berbelok ke pojokan, ada sebuah mobil hitam diparkir di luar. Tak tau mengapa, tapi aku terdiam di pintu masuk untuk melihat orang nya keluar. Firasatku mengatakan bahwa itu Graham.
Firasatku tidak salah. Sopir yang tak berseragam keluar dan membuka pintu belakang, dan Graham keluar dari samping. God, the man oozed power. Dia berpakaian dengan setelan mahal yang lain dari yang dia kenakan pagi ini. Cara setelannya menempel sangat cocok dengan dia, dan tidak diragukan lagi dia membuatnya secara kustom. Walaupun itu bukanlah setelah mewah yang memberinya aura supremasi; tapi begitulah cara dia mengenakan jas itu. Berdiri di depan restoran, dia berdiri tegak dan percaya diri. Bagian dadanya terbuka dan gagah, bahunya kebelakng, kaki terbuka, dan kokoh. Dia menatap lurus ke depan, tidak terpaku dengan ponselnya atau menunduk ke bawah untuk menghindari kontak mata. Satu tangannya di masukan ke kantong celana panjangnya,dan jempolnya berada di luar kantongnya. Aku suka ibu jarinya yang muncul di luar.
Aku menunggu selama lima menit dan ketika dia akhirnya melihat ke arah lain, aku menyelinap keluar dari ambang pintu. Ketika dia berbalik dan melihatku, aku menjadi seakan tak sadar akan jalanku. Caranya mengamati setiap langkah yang aku buat, sebagian diriku ingin berlari ke arah sebaliknya, tapi sebagian lain dari diriku meyukai intensitas dari tatapannya. Sangat suka. Jadi aku mengendalikan kegugupanku, menambah kan sedikit goyangan di pinggulku, dan memutuskan untuk tidak jadi tikus dengan dia sebagai kucingnya.
Graham”, ujarku, ketika aku berhenti di depannya.
Soraya”, dia mengikuti nada formalku dan mengangguk.
Kami berdiri saling menatap satu sama lain di trotoar, jarak aman untuk kami selama semenit terlama dalam sejarah permenitan. Lalu dia menggeram, “Persetan dengan ini”. Melangkah kedepan ke arahku, segenggam rambutku di tangannya, digunakan untuk memiringkan kepalaku kearah yang dia mau,kemudian mulutnya melahapku.
Selama sepersekian detik, aku mencoba melawan. Tapi aku adalah es batu yang mencoba melawan panas matahari. Sesuatu yang tak mungkin. Sebaliknya aku malah mencair dibawah cahaya yang menyilaukan. Jika dia tidak mengaitakan tangannya di pinggangku, ada kemungkinan aku sudah berada di beton. Pikiranku ingin melawanku di setiap kesempatan, tetapi tubuhku tak bisa menahan diri untuk menyerah. Pengkhianat.
Dia berbicara diatas bibirku ketika dia akhirnya melepaskan mulutku. “lawanlah semau dirimu. Suatu hari kau akan memohon. Mark my words”
kesombongannya membuatku kembali ke kesadaranku. “You are so full of yourself”. -sombong.
I'd much rather be filling you” - aku lebih suka mengisi mu
Babi”.
apa yang dikatakan untukmu? Kau basah karena seorang babi”.
Aku mencoba keluar dari pelukannya di seputar pinggangku, tapi itu hanya membuatnya memelukku lebih erat, “aku tidak basah”.
Dia melengkungkan alisnya. “hanya ada satu cara untuk membuktikannya”.
back off Morgan”.
Graham melangkah mundur dan mengangkat kedua tangannya seperti menyerah. Ada secercah rasa geli di matanya.
Di dalam, Zenkinchi gelap dan tak seperti yang aku bayangkan. Seorang wanita berpakaian jepang tradisional membimbing kami menelusuri lorong panjang yang membuat seperti merasa di luar. Jalan setapaknya di tata dengan batu-batu dan batu sabak,seolah-olah kami sedang berjalan di taman gaya asia. Kedua sisi dipagari dengan bambu tinggi dan diterangi lentera. Kami melewati area luas pintu masuk area tempat duduk, tetapi sang Hostest terus melangkah. Di ujung lorong, dia mendudukan kami disebuah bilik privat, tertutup tirai mewah, dan tebal. Setelah dia memesan minuman kami, dia menunjukan bel yang terpasang di meja dan mengatakan pada kami bahwa kami tak akan diinterupsi kecuali kami menginginkannya. Lalu dia menghilang, menarik tirai tertutup. Rasanya seakan kami adalah satu-satunya orang di dunia, bukannya di restoran mewah dan sibuk.
Ini indah. Tapi aneh”. Kataku.
Graham menanggalkan jasnya dan duduk disisi meja dengan satu tangan yang dengan santainya di kalungkan di atas bilik. “cocok”.
apa kau sedang mengatakan aku aneh?”
apa kita akan bertengkar jika aku mengatakan ya?”
mungkin”.
kalau begitu, iya”.
Alis ku mengkerut. “kau ingin bertengkar denganku?”
Graham meraih dasinya, dan melonggarkannya. “aku merasa bertengkar denganmu membuatku terangsang”.
Aku tertawa. “kurasa kau butuh konseling”.
setelah beberapa hari, kurasa kau benar”.
Si pelayan kembali dengan pesanan minuman kami. Dia meletakan highball glass di depan Graham dan gelas anggur di depanku.
Graham memesan Hendrick's dan Tonic , “gaya pria tua, minum gin and tonic”, kataku, menyesap anggurku.
Dia menggoyang-goyangkan es di gelas nya, dan membawanya ke bibirnya dan melihat ku dari atas pinggiran gelasnya sebelum meminumnya. “ingat yang kukatakan dengan kita beradu argumen. Mungkin kau mau melihat ke bawah meja”.
Mataku membesar. “kau tak mungkin”.
Dia menyeringai dan menaik turunkan alisnya. “lihatlah. Taruh kepalamu ke bawah. Aku tau kau penasaran untuk mengintip”.
Setelah kami berdua menghabiskan minuman kami, beberapa kegugupanku mulai mereda, kami akhirnya mendapatkan obrolan nyata kami yang pertama. Sesuatu yang tak berhubungan dengan sex ataupun tindik lidah”.
jadi berapa lama kau bekerja di balik kantor besarmu yang mewah?”
aku biasa nya berangkat jam delapan dan pulang jam delapan”/
dua belas jam sehari? Itu enam puluh jam dalam seminggu”.
tidak menghitung weekends”.
kau bekerja di weekends, juga?”
sabtu”.
jadi hari liburmu hanya minggu”.
terkadang aku juga berkerja di hari minggu”.
itu gila. Kapan kau punya waktu untuk bersantai?”
“aku menikmati pekerjaanku”
aku mengejek. “tidak terlihat seperti itu ketika kali terakhir aku mampir. Semua orang disana tampaknya takut padamu, dan kau menolak untuk membuka pintu”.
aku sedang sibuk”, dia melipat tangannya di dada.
Aku melakukan hal yang sama. “begitupun aku. Kau tau, Aku harus menaiki dua kereta hanya untuk mengantarkan ponselmu. Dan kau bahkan tak memiliki sopan santun hanya untuk sekedar keluar dan mengucapkan terima kasih”.
Dia menghela nafas. “aku orang yang sibuk, Soraya”.
namun kau berada disini pada hari kerja jam tujuh malam. Bukankah kau bekerja sampai jam delapan jika kau sangat sibuk?”
aku membuat pengecualian untuk yang sudah di janjikan”.
betapa baik hatinya dirimu”.
Dia melengkungkan alisnya. “kau ingin melihat ke bawah meja, bukan?”
aku tak bisa menahan tawa. “ceritakan sesuatu yang lain tentang dirimu. Selain kau yang seorang penggila kerja dengan superioritas yang kompleks yang meminum minuman mewah. Cuma itu, yang bisa ku tebak dari pengamatan ku di kereta”.
apa yang ingin kau ketahui?”
apakau punya saudara laki-laki atau perempuan?”
tidak, aku anak satu-satunya”.
Aku bergumam pelan. Wah , aku tak pernah menduga ini sebelumnya.
apa katamu?”
tak ada”.
bagaimana denganmu?”
satu saudara perempuan. Tapi aku tak bertegur sapa dengannya saat ini”.
dan kenapa begitu?”
bad blind date”.
dia mencomblangimu?”
Yep”.
dengan pria yang membawamu ke pemakaman? Siapa nama nya, Dallas?”
Aspen. Tidak dia tidak mencomblangiku dengan Aspen. Aku memilih bencana itu sendiri. Dia mencombalangiku dengan pria yang seharusnya dia kencani. Mitch”.
dan tidak berjalan dengan baik, kurasa?”
aku memelototinya. “aku menjulukinya High Pitch Mitch with The Itch”
dia tertawa kecil. “tidak terdengar bagus”.
tidak”.
Dia memincingkan mata padaku. “dan akankah besok aku juga memiliki nama panggilan”.
apa kau mau?”
Tidak jika itu High Pitch Mitch with The Itch”.
Nah, apa yang ada di kepalamu”.
Roda berputar di kepalanya selama tiga puluh detik. “Morgan with Big Organ”.
Aku memutar mataku.
kau bisa memeriksanya ke bawah meja kapanpun”, dia mengedipkan sebelah matanya.
Aku melanjutkan untuk mencari tau lebih banyak tentang dia, walaupun semua jalannya mengarah ke bagian diantara kakinya. “punya hewan peliharaan?”
aku memiliki anjing”,
mengingat seekor anjing kecil dari aku yang mengintip ponselnya, aku berkata “anjing jenis apa? Kau tampaknya tipe yang suka memiliki anjing besar yang menakutkan. Seperti Great Dane atau Neapolitan Mastiff. Sesuatu yang mencerminkan apa yang terus kau agungkan padaku untuk melihat ke bawah meja. Kau tau, big dog, big D---”
ukuran anjing bukanlah simbol yang tepat”. Dia mengintrupsi.
Jadi, anjing kecil itu memang miliknya.
Sungguh? Kurasa aku pernah membaca sebuah study yang mengatakan seorang pria tak dikenal membeli anjing yang merepresentasikan ukuran penis”.
anjingku adalah milik ibuku. Ibuku meninggal saat dia masih anak anjing, dua puluh tahun lalu”.
i'm sorry”.
Dia mengangguk. “Thank you. Blackie adalah jenis west highland terrier”.
Blackie? Apakah dia hitam?” anjing yang di foto berwarna putih.
dia putih, sebenarnya”.
jadi kenapa Blackie? Apa karena lucu? Atau apakah ada alasan lain??”
responnya begitu tertutup. “tak ada alasan lain”.
Tak lama kemudian, pelayan menghidangkan makan malam kami. Aku memesan Boniti shut fish entree, pada dasarnya karena di menu mengatakan itu hanya untuk petualang makanan. Dan Graham memesan sashimi. Kedua hidangan kami lebih mirip karya seni ketika mereka tiba.
aku benci memakannya, ini begitu indah”.
aku memiliki masalah yang berlawanan. Itu begitu indah ; aku tak sabar untuk memakannya”. Cengirannya menunjukan padaku bahwa komentar nya tak ada kaitannya dengan makan malam mewah inu.
Aku bergeser di kursiku.
Kami berdua mulai mengaduk-aduk makanan kami. Milikku luar biasa, ikannya benar-benar meleleh dimulutmu. “mmm.....ini sangat lezat”.
Graham mengejutkanku dengan mengambil sepotong dari piringku. Dia tidak tampak seperti orang yang berbagi piring. Aku menyaksikannya menelan, dan dia memberi anggukan kecil persetujuan. Lalu aku meraih dan mengambil sepotong makanannya. Dia tersenyum.
jadi. Kau memberitahuku tentang Mitch the Itch dan si cowok pemakaman. Apa kau sering berkencan?”
aku tak akan mengatakan sering. Tapi aku menemukan beberapa pasang bajingan”.
mereka semua bajingan?”
tidak semuannya. Beberapa pria yang baik tapi tidak berhasil untukku”.
tidak berhasil untukmu? Maksudnya?”
aku mengedikan bahu. “aku hanya tidak merasakan yang seharusnya pada mereka. Kau tau. Sesuatu seperti lebih dari teman”.
dan apakah kau punya beberapa janji kencan lagi di kalendermu yang akan datang?”
kalenderku yang akan datang?” aku mengeluarkan dengusan seperti seorang lady. “kau merubah pembicaraan yang kotor menjadi terdengar seperti profesor perguruan tinggi yang sombong dan gampangan”.
apakah itu mengganggumu?”
aku memikirkan jawabanku sejenak. “aku tak akan mengatakan me ngesalkan. Lebih seuka mengatakan menghibur”.
aku menghibur?”
ya. Kamu lucu”.
sangat yakin aku belum pernah ada yang mengatakan bahwa aku menghibur “.
aku bertaruh itu karena kebanyakan orang hanya melihat tingkah bajingan yang kau tunjukan di luar”.
itu mengimplikasikan bahwa aku lebih dari sekedar seorang bajiangan di dalam”.
Mata kami saling mengunci dan aku menjawab. “untuk beberapa alasan, aku percaya itu. Ada sesuatu yang lebih dari sekedar bajingan dengan penampakan luar yang sexy”.
kau berpikir aku sexy”. Dia menyeringai, sangat narsis.
tentu saja. Maksudku lihat lah dirimu. Kau punya kaca. Ku tebak kau sudah menebaknya sendiri. Dan itu bahkan tak akan sulit bagimu untuk mengisi jadwal kalender mu kedepan”.
apa kau selalu seblak-blakan ini”.
tentu saja”,
dia menggelengkan kepalanya dan mengocehkan sesuatu. “ngomong-ngomong tentang kalender ke depan. Aku ingin kau mengosongkan seluruh janji kencan, kecuali aku, tentu saja”.
kita sedang setengah jalan melalui kencan kita, dan kau memerintahku, bukan memintaku, untuk tidak berkencan dengan orang lain”.
Dia meluruskan kursinya. “kau mengatakan padaku bahwa kau tak akan tidur denganku. Bahwa kita akan berkencan dan mencoba mencari tau satu sama lain. Apakah itu masih berlaku?”
ya”.
Well, jika aku tidak tidur dengan mu, maka tak seorangpun juga”.
how romantic”.
itu adalah kesepakatan dariku”.
dan akankah kita berlaku untuk kita berdua? Kau tak akan berkencan dengan orang lain?”
tentu saja”.
biarkan aku memikirkan ini”.
Alisnya melonjak terkejut. “kau perlu memikirkannya?”
ya. Aku akan memberitahumu”. Dan tak ada sama sekali bayangan keraguan, pertama kalinya Graham J Morgan tidak bisa menentukan aturannya pada wanita.
Sejam kemudian, ponselku bergetar di tas ku. Itu adalah Delia yang mengecek keadaanku sejak dia tau aku pergi ke kencan pertamaku. Aku mengetikan sms singkat bahwa aku baik-baik saja dan melirik jam di ponselku. Kami sudah duduk di restoran ini lebih dari tiga jam. Tak mengejutkan ku bahwa ini adalah pertama kalinya aku tak memikirkan ponselku.
Yah, kau benar tentang satu hal”
kau harus spesifik. Aku benar tentang banyak hal”.
Aku menggelengkan kepala. “dan disini aku akan memberikanmu pujian, dan kau justru merusaknya dengan kesombonganmu”.
aku percaya arogansi adalah ketika kau memiliki perasaan yang di lebih-lebihkan dari kemampuan mu sendiri. Aku tak melebih-lebihkan. Aku sesuai kenyataan”.
Bajingan ber Jas benar-benar nama yang pas untukmu, bukan?”
mengabaikanku, dia bertanya. “apa pujiannya?”
ketika kita berkirim pesan saat aku berkencan di pemakaman malam itu, kau mengatakan jika bersamamu, aku tak akan peduli dimana ponselku berada. Hingga baru saja ponselku bergetar, aku bahkan tak menyadari bahwa aku tak pernah mengeluarkannya”.
Itu membuatnya senang. Beberapa saat kemudian, Graham membayar tagihan, dan aku berhenti sebentar di toilet wanita, menyegarkan diri, aku tersadar bahwa aku tak ingin kencan ini berakhir. Pikiran itu menimbulkan efek melankolis yang mengejutkanku.
Di luar restoran, mobil hitam Graham sudah di pinggir jalan. Dia pasti sudah menunggunya dan memanggil sopir ketika aku ke kemar kecil.
jika kau tak akan pulang bersamaku, aku bersikeras setidaknya memberikan tumpangan padamu pulang ke tempatmu”.
Kereta bawah tanah tepat di tikungan. Aku baik-baik saja”.
Dia menatapku dengan pandangan kesal. “beri sedikit kesempatan , Soraya. Ini hanya berkendara ke rumah, bukan kau mengendarai penisku. Dan kurasa kau sudah tau dari sekarang bahwa aku bukan pembunuh berantai”.
kamu sangat kasar”.
Dia meletakkan tangannya di punggungku dan mengarahkan ku ke pintu mobil yang terbuka. Aku tak melakukan perlawanan. Graham benar, aku keras kepala sedangkan dia menuruti apapun yang aku minta. Sesuatu memberitahuku bahwa ini adalah sesuatu yang sangat langka ketika dia bisa bersifat fleksibel.
Ketika kami tiba di apartemenku, Graham mengantarkanku ke pintu.
kapan kita bertemu lagi?”
well, besok adalah hari sabtu, jadi kurasa mungkin senin di kereta”.
makan malam denganku lagi besok?”
aku sudah punya rencana”.
Rahangnya tertekuk. “dengan siapa?”
kami memulai dengan tatapan panjang. Tatapannya keras. Ketika tak satupun dari kami memberi waktu beberapa menit, dia menggumamkan kekesaalan dengan pelan. Dan sebelum aku sadar akan apa yang sedang terjadi, punggungku berada menempel di pintu, dan mulutnya di mulutku.
Dia menciumku seakan ingin memakanku hidup-hidup. Sebelum melepaskan mulutku, dia mengggit bibir bawahku dan menariknya. Keras. Dengan bibirnya bergetar diatas bibirku, dia berbicara. “Don't Push my Limit, Soraya”.
kenapa? Apa yang akan terjadi?”
aku akan mendorong balik. Dan aku sedang berusaha untuk tidak melakukannya padamu”.
Dia berkata jujur, dan aku sadar aku harus mengapresiasinya. “ke rumah saudara perempuanku. Ini adalah acara ulang tahun keponakanku. Kesanalah aku pegi besok”.
Dia mengangguk. “Thank you”
itu mengambil tiap bagian kecil dari kemauanku untuk masuk ke dalam dan menutup pintu. Aku menyenderkan punggungku di pintu, tak bisa mengingat kali terakhir aku begitu terangsang dan terusik. Mungkin tak pernah. Mulutny adalah ladang dosa; memikirkan akan apa yang bisa dia lakukan dengan lidahnya yang nakal di tempat lain di tubuhku membuatku sangat amat bergairah. Tapi itu lebih dari itu. Cara dia begitu mendominasi dan mengendalikan, namun menahan diri untuk menghormati keinginanku, adalah hal terseksi yang pernah aku lihat. Aku membutuhkan segelas anggur dan orgasme. Tak harus dalam urutan itu. Jika aku akan teguh tentang pendirianku tentang kami harus saling mengenal dan tidak berhubungan seks, dan menjilat ludah ku sendiri adalah sesuatu yang sangat penting.
Di kamar tidurku, aku menanggalkan pakaianku. Aku tidak tidur telanjang sepanjang malam, tetapi malam ini malam yang cerah. Ketika aku masuk ke tempat tidur, ponselku berdering.
is phone sex on the table?” Suara Graham adalah suara serak yang merangsang. Apapun yang telah mendinginkan tubuhku sejak aku meninggalkan dia di balik pintu dengan sekejap kembali memanas. Suaranya mempercepat segalanya dalam diriku. Tapi....
Sex is off the table. Sex seharusnya meliputi segala jenis sex. Intercourse, oral, ponsel”
dia mengerang. “Oral. God, aku ingin merasakanmu. Dan merasakan cincin besi di lidahmu di batangku. Kau tak tau betapa sulitnya untuk mengendalikan diriku malam ini setiap kali melihat kilatan metal itu ketika kau berbicara. Seakan-akan kau menggodaku di setiap kata. Apa yang kau kenakan, Soraya?”
suaranya. Aku butuh merekam dia saat mengatakan apa yang kau kenakan, Soraya ? Sehingga aku bisa memutarnya lagi dan lagi ketika aku butuh untuk memuaskan diriku sendiri. “sebenarnya aku tak mengenakan apapun. Aku baru saja menanggalkan pakaianku dan naik ke tempat tidur”.
kau tidur telanjang?”
terkadang”.
Dia menggeram. “sentuh dirimu”.
aku berencana begitu. Tapi tampaknya aku butuh dua tanganku malam ini. Jadi aku akan mematika ponselnya dulu”.
berapa lama rencanamu kau akan membuatku gila , Soraya?”
Good Night, Graham”. Aku mematikan tanpa menunggu dia merespon. Walaupun tubuhku terasa nyeri karena pria ini, aku belum siap untuk membukakan pintu untuk dia. Walaupun saat aku megulurkan tanganku ke bawah tubuhku sendiri di kasurku, satu hal yang kupikirkan adalah God, Iwish it was his hand.




Stuck up suit 6

MOOD KU Jelek sepanjang pagi. Aku memikirkan kembali, kemarahan ku mulai naik ke permukaan sejak semalam. Tepat ketika seorang wanita dengan tubuh iblis dan wajah malaikat memberitahuku bahwa dia lebih memilih berada di kencan dengan seorang bajingan yang membawanya ke pemakaman , dibanding aku datang menjemputnya.
Jika saja aku tidak ada meeting pagi-pagi sekali pagi ini, aku pasti sudah naik ke kereta dan memberitahunya siapa aku. Menatap foto payudaranya yang menggiurkan di ponselku lagi, aku menyadari siapa sesusungguhnya diriku....seorang stalker akhir-akhir ini. Dan itu membuatku semakin jengkel. Persetan dia dan teman kencannya.
Rebecca!” aku menekan intercom dan menunggu sekretarisku merespon.
Tak ada jawaban.
Rebecca!” masih tak ada, aku menggeram dengan sangat keras, dan intercom sama sekali tak di butuhkan. Seluruh kantor sialan ini telah mendengarku.
Masih tetap tak ada jawaban juga.
Melempar file ku ke meja, aku bergegas ke sekretarisku. Seorang berambut merah duduk di mejanya.
siapa kamu?”
aku Lynn. Sekertarismu sejak dua hari yang lalu”. Dia mengangkat alisnya seakan-akan aku harus mengerti akan apa yang sedang dia bicarakan.
apa yang terjadi dengan Rebecca?”
Aku tak tau , Mr Morgan. Apa kau ingin aku mencari tau?”
Tidak. Aku ingin kau membelikanku makan siang. Daging kalkun roti gandum yang di panggang sebentar dengan satu potong alpine lace swiss. Bukan dua. Satu. Kopi. Hitam”.
Okay”.
Resepsionis di meja depan yang mengendalikan uang kecil. Bicara dengannya”.
Dia tersenyum padaku tapi tidak bergeming.
Nah, apa yang kau tunggu? Pergi”.
Oh. Anda ingin saya pergi sekarang?”
aku menggerutu dan kembali ke ruanganku.
Saat itu sore hari ketika ponselku bergetar dan menampilkan foto kaki Soraya yang baru. Dia tidak pernah mulai mengirim teks duluan sebelumnya.
Fuck me
wanita ini akan menjadi kematianku. Aku butuh dia setuju untuk menemui ku.
Graham: tunjukan lebih banyak lagi.
Soraya: cuma itu yang akan kau dapatkan.
Graham: dasar kau tukang goda. Buka kakimu untukku.
Soraya: tidak akan.
Graham: tiba-tiba kau memiliki moral?
Soraya: aku punya batasan, dan memperlihatkan sesuatu diantara kakiku merupakan batasan paling besar.
Graham: dan tentunya tak ada limit untuk seberapa KERAS itu akan membuat ku. Faktanya, hanya membayangkanmu membuatku terangsang saat ini.
Soraya: mesum, tidak kau di tempat kerja?
Graham: kau tau aku sedang di tempat kerja. Kenapa kau kirimi aku foto kaki mu coba? Kau mencoba untuk menggangguku.
Soraya : tidak sepenuhnya.
Graham : kau tidak mau menunjukan vagina mu. Setidaknya biarkan aku mendengar suaramu.
Soraya: kau sudah pernah mendengar suaraku sebelumnya.
Graham: Yeah, tapi kau begitu menyebalkan. Aku ingin mendengarmu ketika kau basah dan terangsang.
Soraya: dan bagaimana caranya kau tau aku basah dan terangsang.
Graham: aku bisa merasakannya.
Soraya: sungguh....
Graham : Yeah.
Ponselku mulai bergetar. Soraya.
Suaraku sengaja ku buat rendah dan menggoda. “Hello , Baby”.
Don't Baby me”.
Hanya dengan suaranya membuat tubuhku mengembang penuh kesenangan.
Suaraku terdengar serak. “aku ingin melihatmu. Aku ingin tau kau seperti apa”.
Tuhan, aku ingin menyentuhmu.
kurasa itu bukan ide yang bagus”.
kenapa tidak?”
kurasa kita tidak cocok untuk satu sama lain. Aku bukan tipe mu”.
Mengangkat alisku, aku bertanya “dan bagaimana tipe ku sesungguhnya?
entahlah.... jalang kaya dan gila hormat ? Seseorang yang memberi pujian ke bajingan berjas sepertimu”.
Tawa yang dalam keluar dariku. “bajingan ber jas , huh?”
Iya, kau sombong, dan kau pikir kau bisa merendahkan semua orang”.
Well. Hanya ada satu orang yang ingin ku buat rendah saat ini, Soraya. Di seluruh tubuhmu”.
bagaimana kau bisa sebajingan itu, omong-omong?”
mengapa setiap orang berlaku seperti diri mereka sendiri? Kita tidak lahir seperti itu. Itu di pelajari”.
jadi, menjadi bajingan adalah seni yang kau kuasai?”
aku berengsek karena....”, aku ragu-ragu. “aku tidak ingin berurusan dengan orang-orang dengan omong kosong yang datang saat aku lengah”.
apa yang telah terjadi sehingga membuatmu begitu waspada?”
ada apa dengan pertanyaan mu yang terlalu mendalam, Soraya? Aku tidak terbuka pada wanita yang belum pernah aku ajak bercinta”.
jika aku membiarkan mu meniduriku, apa kau akan membuka semua rahasia mu?”
penisku berkedut hanya memikirkan tentang bersamanya.'
aku akan memberitahumu apa pun yang kau ingin dengar jika aku bisa berhubungan sex dengan mu diatas meja sekarang”.
Tepat. Tebakanku tepat!”.
Meskipun kami sedikit berdebat, aku bisa merasakan humor di nada suaranya. Aku entah bagaimana tau bahwa dia tersenyum bersamaku dan menikmati adu argumen kecil kami.
Membersihkan tenggorokanku, aku berkata. “baiklah..... mari kita berbalik kepadamu. Bagaimana kau bisa kau menjadi gadis galak seperti itu?”
aku selalu seperti itu”.
Aku menertawakan diriku sendiri. Entah bagaimana, aku percaya itu. Dia memang galak secara alami, bukan mengada-ada. Itu adalah dirinya yang sebenarnya.
ngomong-ngomong, apa pekerjaan mu, Soraya?”.
menurutmu apa pekerjaanku?”
itu pertanyaan yang berat”, aku menggaruk daguku dan meletakkan kakiku diatas meja. “berdasar sedikit yang aku tau tentang mu...satu set payudara dan kakimu yang menakjubkan.... aku mungkin mengatakan bahwa kau adalah penari di klub yang gelap dan berasap”.
Well, kau benar tentang gelap dan berasap. Kantorku suram dan Bos ku seperti orang yang suka diam -diam merokok”. (sneaking butts)
akan lebih baik jika bukan bokong mu yang dia colek”. (butts refering to puntung rokok dan juga bokong, so sneaking butt have double meaning)
Oh tuhan. Hentikan sebelum dia menganggapmu orang gila yang cemburu.
dia adalah seorang wanita.... dan itu adalah puntung rokok yang dia hisap dari balik pintu kantornya. Aku bekerja untuk kolom nasehat. Itu pekerjaan yang payah, hanya untuk membayar tagihan.
aku merasa itu pekerjaan yang sangat-sangat menarik. Kolom apa itu?”
aku tak harus memberitahumu. Kau mungkin akan mencoba menguntitku di tempat kerja”.
bukankah itu ironis? Tidakkah kau ingat bagaimana aku pertama kali berkenalan denganmu?”
di Ask Ida”.
sepertinya aku tau “.
dia sudah berjalan hampir satu tahun”.
Benar. Mom biasa membaca nya.
Ibuku dulu sering membaca column itu, apa yang kau lakukan disana?”
aku menyisir dan menjawab beberapa kiriman yang masuk melalui situs web, dan aku membantu Ida”.
Aku tertawa. “jadi kamu memberi saran pada orang-orang”.
apakah itu begitu sulit di percaya?”
aku butuh saran”.
baiklah...”
bagaimana cara agar kau setuju untuk menemuiku?”.
percayalah padaku. Terkadang, lebih baik ,menyimpan misteri. Kurasa tidak akan ada hal baik yang datang dengan kita bersama”.
mengapa begitu?”
kau hanya akan menggunakan ku untuk seks”
Aaku harus merenungkan apakah dia benar. Daya tarik seksual sudah melewati batas. Tapi jauh di dalam hatiki, aku tau koneksi antara kami jauh lebih dalam daripada itu. Aku hanya tak bisa mengenali darimana datangnya atau apa artinya. Soraya semacam menyalakan api dalam diriku sehingga aku tak bisa memadamkannya. Membawanya telanjang di bawah tubuhku jelas merupakan tujuan, tetapi tidak hanya itu. Aku perlu mencari tau.
tak ingin bersikap brengsek, tapi aku bisa mendapatkan apa yang kuinginkan hampir dari siapapun. Dan ini bukan tentang itu”.
lalu, tentang apa?”
aku tak begitu tau”. Kataku, dengan jujur. “tetapi aku ingin mencari tau”.
Dia terdiam selama beberapa menit kemudian tampak menerawang. “kurasa aku harus pergi”.
apakah ini tentang apa yang aku katakan?”
aku hanya harus pergi”.
baiklah. Kita akan mengobrol lagi?”
aku tak tau”.
Soraya Venedetta sialan benar-benar menutup telponku. Dorongan untuk memburunya menyelinap dalam diriku.
Calm your Dick , Graham.
Perutku menggeram, membuatku sadar bahwa Lynn yang tidak kompeten tidak pernah kembali membawa sandwich dan kopiku.
Mendekati meja depan, aku bertanya. “dimana sekretarisku? Dia seharusnya sudah kembali dengan makan siangku”,
saya khawatir dia memberitahu agensi nya bahwa dia tidak akan kembali”.
Fucking great.
Kepalaku pusing karena kekurangan kafein. Aku kembali ke ruanganku dan mengambil jaketku sebelum berjalan ke deli yang ada diseberang jalan.
Membuka laptop ku di atas meja, ide brilian menghampiriku. Aku membuka Ask Ida website dan memutuskan untuk memasukan pertanyaan dengan harapan Soraya yang akan menjawabnya. Aku mulai mengetik.
Dear Ida.
Ada seorang wanita yang tak bisa hilang dari pikiranku. Dia mengirimi ku text foto payudaranya, kakinya, dan bokongnya, tapi tidak membiarkanku menemuinya secara pribadi. Satu-satunya alasan yang terpikir olehku adalah dia sangatlah jelek dan takut untuk menunjukan wajahnya padaku. Bagaimana caranya agar dia mau menemuiku dan untuk membuat dia mengerti bahwa tidak semua pria sama brengseknya seperti yang tampaknya dia pikirkan? - Stuck up suit. Manhattan.
Menertawaiku diriku sendiri, aku menutup laptop ku dan menyelesaikan memakan Pastrami on rye ku. Wanita ini bahkan membuatku makan seperti gelandangan. Aku melakukan beberapa panggilan telpon bisnis dan mengecheck nenek ku yang ada di panti jompo sebelum membuka laptop sekali lagi. Sebuah balasan dari Ask Ida sudah berada di inbox ku.
Dear Stuck up suit,
tampaknya kemungkinan kau mengambil kesimpulan yang salah. Tak ada yang tanda-tanda yang menunjukan bahwa wanita ini jelek. Mungkin, dia hanya tidak tertari padamu. Kau juga lebih baik melihat ke kaca dan menyadari bahwa kepribadian yang jelek jauh lebih buruk dibandingkan dengan wajah yang jelek.
Aku tertawa terpingkal-pingkal, aku mengagumi kecerdasan wanita ini. Mulut nya itu..... aku tak sabar untuk menidurinya. Selain fakta bahwa dia lucu, jujur, cantik, seksi, tak seperti orang yang aku kenal, ada bagian diri nya yang tampak rentan dan di lindungi. Aku ingin tau mengapa dia begitu takut padaku. Keingintahuan seperti ini bukanlah karakterku. Sementara itu menunggu, keinginanku untuk mengetahui tentang dirinya mengantikan segalanya.

**
DUDUK DI SEBERANGNYA di kereta tanpa sedikit pun melirik nya sungguh-sungguh sebuah karya seni. Tampak seperti pantomim yang bergerak tolol tanpa menggerakan bibirnya, aku harus entah bagaimana menatap dia , tanpa ketahuan.
Pagi ini, sungguh begitu menantang untuk tetap terlihat tak peduli, bukan hanya karena dia yang terlihat sangat Hot, tapi juga karena dia tidak sendiri. Seorang pria yang di penuhi tato yang terlihat lebih seperti tipe nya daripada aku. Duduk di sampingnya. Mereka mengobrol dan tertawa, dan aku sungguh ingin mencekik leher sebesar pencil milik pria itu.
Darahku mulai terpompa ketika pria itu menunduk dan mencium Soraya. Aku tak bisa mengatakan apakah itu ciuman di wajah atau di bibirnya karena aku hanya bisa mencuri-curi pandangan. Kemudian pria itu berdiri dan keluar dari kereta, meninggalkan Soraya di belakang.
Kecemburuan dalam diriku tampaknya sudah berputar-putar di permukaan dan sekarang menjadi membabi buta. Begitu buta , faktanya, aku bahkan tidak memikirkan apapun ketika aku tiba-tiba mengsms dia.
Siapa Pria sialab itu?
Dia tampak membeku sebelum perlahan-lahan melihat ke arahku. Kulitnya yang sudah pucat menjadi semakin putih. Kepalanya terangkat dan bertemu dengan tatapanku dengan cepat. Dia sudah tau siapa aku.
Apakah dia selama ini tau bahwa kami berada di kereta yang sama.
Aku memikirkan tentang itu lebih dalam lagi. Tanpa ada keraguan, matanya mendarat lurus di mataku seakan dia sangat tau kemana dia harus melihat.
Dia berpura-pura tidak mengenalku selama ini.
Dia pasti sudah melihat foto ku secara online. Aku tak bisa memikirkan bagaimana lagi cara dia mengenalku, tapi itu tidaklah terlalu penting lagi. Segalanya yang penting aku sekarang saling berhadapan dengan wanita yang mengusik pikiranku, tubuhku, dan jiwa ku sejak pertama kali dia membuka mulutnya di intercom.
Pemberhentianku adalah yang seanjutnya, tapi aku tidak akan turun. Well, sejujurnya, aku sedang melakukan sesuatu yang lain: lomba saling menatap dalam ketegangan. Aku sadar bahwa dia juga sadar akan fakta bahwa aku juga tau identitasnya.
Dia tiba-tiba bangkit. Pemberhentiannya pasti yang berikutnya. Aku mengikutinya, berjalan ke pintu keluar dan berdiri tepat di belakangnya. Dia menatap bayanganku di kaca pintu. Mulutku melengkung membentuk senyuman puas. Aku seperti kucing Chesire yang akhirnya menangkap tikus kecilnya. Secercah hiburan bersinar melalui ekspresinya.
Ketika pintu terbuka, aku mengikutinya keluar, berjalan dengan tenang di sampingnya. Kami berdua bergerak sangat lambat, tidak yakin kemana harus pergi atau apa yang harus di lakukan. Ketika orang-orang sibuk tampaknya semua menaiki ekskalator lantai dua, kami hampir sendirian di peron kereta bawah tanah, aku tiba-tiba menggamit pinggangnya, memaksanya untuk berbalik, menghadap ku.
Dada Soraya naik turun, aku bisa merasakan tubuhnya gemetar. Jantungku sendiri berdetak kencang. Mengetahui bahwa aku merasakan efek seperti itu padanya sungguh mengejutkan- membangkitkan gairah. Sangat membangkitkan gairah.
Bau bedak di kulitnya praktis membuatku bergairah. Itu, di kombinasikan dengan hangat tubuhnya yang sangat dekat dengan tubuhku, telah membuatku sangat mengeras. Aku seperti anak remaja yang mau merapikan celanaku dengan setelan tiga ribu Dollar.
Ketika perlahan aku maju ke arahnya, dia mundur menuju pilar beton, besar. Aku mengurungnya di antara pilar, dan menangkup kan tanganku ke pipinya, menempelkan bibirku ke mulutnya. Dia membuka mulutnya untuk ku ketika lidahku yang bergairah mencari-cari miliknya. Semua kehidupan di sekelilingku menghilang. Suara penyerahan diri yang di buat di mulutku , membuatku bersemangat untuk menciumnya lebih dalam. Tubuhnya hangat dan terasa seperti selimut listrik di dadaku. Logam dingin di lidahnya bergemerecik di lidahku yang panas dan mengirimkan rasa kejang ke tubuhku. Jika kami tidak di tempat umum, aku tak bisa membayangkan apakah aku bisa berhenti menciumnya. Aku tak menginginkan hal selain dari membawa nya keluar dari stasiun bawah tanah ini.
Dia mendorongku menjauh dan berdeham. “bagaimana kau tau , itu adalah aku?”
aku menggosok bibir bawahnya dengan ibu jariku. “aku tak akan menjawab sampai kau memberitahuku siapa pria yang menciummu”.
itu bukan ciuman. Itu hanya kecupan di pipi. Dia adalah temanku, Tig. Dia menemuiku untuk sarapan pagi”
Teman, huh?”
Dia sudah menikah. Istrinya juga temanku”.
jadi, tak ada yang terjadi disana?”
Tidak, tapi jikapun ada, aku tak berhutang penjelasan padamu”. Dia mengelap mulutnya, yang mana masih bengkak karena seranganku. “jadi beritahu aku bagaimana kau mengenaliku”.
tato bulu di kakimu, jenius. Kaki mu ada di foto. Aku menggunakan tato itu untuk mengenalimu. Aku sudah mengamati selama beberapa hari. Kau tampaknya juga melakukan hal yang sama padaku”.
Dia tidak membantah bahwa dia sudah lama mengenaliku.
Aku menggerakan mulutku lebih dekat dengan nya. “apakah kau suka dengan yang sudah kau lihat? Itulah kenapa kau terus mengirimiku pesan? Ketika aku pertama menyadari bahwa itu kamu, aku tak bisa percaya akan betapa cantiknya dirimu”.
jadi, segala omongan tentang kau yang mengira aku jelek--”.
cuma omong kosong. Aku sangat tertarik padamu, Soraya. Dan tubuhmu sekarang sedang memberitahuku bahwa kau merasakan hal yang sama”.
Tak peduli seberapa tampannya dirimu, kau adalah pria yang berbahaya”.
kau tak tau seberapa berbahayanya diriku ketika menginginkan sesuatu. Tak ada yang bisa menghentikanku. Dan tak ada satupun yang lebih kuinginkan selain kamu. Tapi jika kau bisa mengatakan padaku sejujurnya bahwa kau tak tertarik padaku, aku akan menjauh, dan kau tak akan pernah menghubungimu lagi. Jika fakta dimana kaki mu gemetaran saat ini adalah sebuah petunjuk, maka perasaanmu sama dengan ku”.
aku tak ingin merasakan seperti ini pada pria sepertimu”.
Mendengar apa yang dia katakan adalah pemati gairah yang sesungguhnya. Sebenarnya jenis manusia seperti apa diriku di matanya? Aku mungkin telah memperlakukan orang seperti sampah dari waktu ke waktu, Demi tuhan , aku bukanlah kriminal jahat.
Biarkan aku memberitahumu sesuatu, Soraya. Aku mungkin bukan orang paling baik di planet ini,atau bahkan yang paling cocok untukmu. Sebenarnya, aku tau, aku memang bukan. Tapi kau tak bisa menyangkal akan apa yang terjadi diantara kita. Hanya ada satu ujung untuk ini”.
dan apakah itu?”
aku terkubur jauh di dalam dirimu”.
itu tidak akan terjadi”.
setiap malam, sialan. Aku memimpikan tindikan yang ada di lidahmu berputar-putar menjilati penisku. Hanya kaulah semua yang bisa aku pikirkan, bahkan sebelum aku melihat wajah cantikmu. Tapi setalah aku melihatmu, aku hampir mati”, aku membelai pipinya lagi. “hanya menghabiskan malam bersamaku”.
jika aku bilang aku tak ingin tidur dengamu, apakah kau masih tetap mau menemuiku?”
menutup mataku sebentar, aku membukanya dan berkata. “aku akan menghargai itu”.
aku telah sering terluka di hidupku. Aku bersumpah tak akan memberikan diriku dengan cara seperti itu lagi terkecuali aku yakin dengan niat mereka. Jadi, jika kau ingin bersamaku, maka tidak ada seks. Kau ingin mengobrol dengaku? Baik. Kau ingin mengenalku? Baiklah. Tetapi berhenti disana. Apakah itu yang benar-benar kau inginkan?'
aku menginginkan semuanya, tapi aku akan mengambil apa yang bisa aku dapatkan....untuk saat ini”.
jadi, kapan, ini akan terjadi?”
Malam ini. Aku akan menjemputmu, dan aku akan membawamu dalam kencan yang sebenarnya tampa melibatkan tubuh seseorang yang membusuk di kamar sebelah”.
Kau sangat romantis”.
aku akan berkerjasama dengan hal tanpa seks. Tapi tandai kata-kataku. Ketika saatnya tiba , aku tak akan jadi orang yang memohonnya”.
**

SELAMA SISA HARI, prospek untuk menemui nya lagi memepngaruhi diriku. Untuk melewati penantian yang sangat menyiksa, aku memutuskan untuk menulis ke Ask Ida.
Dear Ida,
aku berhubungan dengan wanita yang secara jelas menyatakan tak ingin berhubungan seks denganku. Masalahnya dia tak tau apa yang bakal terlewati. Aku berpikir, mungkin ada sesuatu yang bisa merubah pikirannya? - Stuck up Suit, Manhattan-
Dear Stuck – up Suit,
aku mengerti bahwa kau berasumsi semua wanita harus membuka kaki mereka pada mu. Aku berasumsi mungkin wanita itu berpikir bahwa berhubungan seks dengan mu akan merugikan kesehatannya. Mungkin cobalah mengenalnya sebentar, beri dia alasan untuk mempercayaimu. Buktikan bahwa kau bisa bertahan. Untuk sementara waktu, KAU harus bersabar dengan mandi air dingin. Kedengarannya kau akan membutuhkannya.



STUCK UP SUIT Chapter 8

GRAHAM AKU TIDAK MENDENGAR KABAR NYA SEPANJANG HARI di hari sabtu, dan tidak seperti yang aku harapkan juga. Soraya Venedetta san...