Sabtu, 07 Juli 2018

Lick Chapter 21 Part B


Kurasa kau perlu menyingkirkan tanganmu dari atasanku jika kau berencana membawa kita kesana”.
Mm. Kasihan”, dia meremas dadaku sebelum akhirnya melepaskan tangannya dari pakaianku. “dan kau harus melompat kembali ke tempat dudukmu”.
Okey dokey”.
Tangannya melilit pinggulku, membantu duduk kembali ke tempat dudukku. Aku mebgeratkan sabuk pengaman sambil menarik napas dalam-dalam. Dengan berjengit dia menyesuaikan diri, jelas berusaha lebih nyaman. “kamu adalah teror”.
aku? Apa yang aku lakukan?”
Kamu tau apa yang kamu lakukan”. Dia menggerutu, berkendara kembali ke jalan.
aku tak tau apa yang kau bicarakan”.
jangan memberiku itu” katanya , memberiku tatapan menyipit. “kamu melakukannya di Vegas dan kemudian kamu melakukannya di Monterey dan LA juga. Sekarang kau melakukannya di Portland. Aku tak bisa membawamu kemanapun”.
Apakah kau membicarakan tentang keadaan lalatmu? Karena aku bukan orang yang mengendalikan reaksi mu kepadaku, sobat. Dirimu lah”.
Dia tergelak. “aku tak pernah mengendalikan reaksimu padaku. Tidak sekalipun”.
apakah itu sebabnya kau menikahiku? Karena kau tak berdaya melawanku?”
kau membuatku gemetar ketakutan, yakinlah”. Senyum yang dia berikan padaku membuatku gemetaran dan ketakutan yang tak ada hubungannya dengan itu. “tapi aku menikah dengan mu , Evelyn, karena dirimu masuk akal baiku. Kita masuk akal. Kita jauh lebih baik bersama dibanding terpisah. Kau memperhatikan itu?”
ya, aku benar-benar memperhatikannya”.
bagus”, jari-jarinya mengusap tulang pipiku. “Kita harus pulang. Sekarang”.
Aku yakin dia melanggar beberapa batas kecepatan saat berkendara. Kondominium itu hanya beberapa blok dari kafe Ruby. Kondo terletak di bangunan bata- cokelat tua besar dengan art Deco batu di sekitar pintu depan dengan kaca ganda. David menekan kode dan membawaku ke lobi marmer putih. Sebuah patung yang tampak seperti kayu apung berdiri tegak di sudut. Kamera keamanan tersembunyi di ats langit-langit. Dia tidak memberiku waktu untuk melihat-lihat, mendesakku. Aku praktis harus berlari untuk mengikutinya.
ayo”, katanya, menarik tanganku, menarikku ke lift.
ini semua sangat mengesankan”.
Dia menekan tombol menuju lantai atas. “tunggu sampai kau melihat tempat kita. Kau tinggal bersamaku sekarang, bukan?”
benar”.
ah, kita memiliki beberapa tamu untuk beberapa saat, ngomong-ngomong. Hanya selama perekaman album dan semuanya. Beberapa minnggu lagi, mungkin”. Pintu lift terbuka dan kita melangkah ke pintu masuk. Di titik entah yang mana David mengambil tas tanganku dariku. Kemudia dia membungkuk dan menempatkan bahunya di perutku, mengangkat ku tinggi. “disinilah kita”.
Hey”, aku menjerit.
aku mendapatkanmu. Waktunya untuk melewati ambang pintu lagi”.
David, aku memakai rok”, aku hampir jatuh , tapi tetap tegak. Aku lebih suka tidak menarik perhatian para tamu dan anggota band lainnya jika aku bisa menghindarinya.
aku tau. Sudahkah aku mengucapkan terima kasih untuk itu? Aku sangat menghargai memiliki akses yang mudah” sepatu bot hitamnya melesat di sepanjang lantai marmer. Aku mengambil kesempatan untuk meraba pantatnya karena aku diizinkan. Hidupku sangat fantastis seperti itu.
kau tak mengenakan pakaian dalam apapun”, aku memberitahu dia.
jadi?”
sebuah tangan meraba bagian belakangku. Diatas pakaianku, untungnya.
Kamu”, ujarnya, suaranya pelan dan menjalar dengan cara yang terbaik. “yang mana yang kau kenakan, baby? Boyshort sepertinya”.
kupikir kau tak melihatnya”.
Ya, baiklah kita akan segera merubahnya. Percayalah padaku”.
Ya”.
Aku mendengar suara pintu terbuka, dan marmer dibawahku berubah menjadi lantai kayu hitam dan mengkilap. Dindingnya berwarna putih murni. Dan aku bisa mendengar suara laki-laki, tertawa, dan berbicara kotor di dekatnya. Musik diputar sebagai backsound, Nine Inch Nails, kurasa. Nate memutar musik itu di apartemen, dan Mereka adalah favoritnya. Tentu kondominium ini tampak luar biasa. Ada kursi kayu gelap di ruang makan dan sofa hijau. Cukup ruang. Wadah-wadah gitar berserakan. Dari apa yang bisa aku lihat, itu terlihat indah dan hidup di dalamnya. Itu tampak seperti sebuah rumah.
Rumah kami.
kau menculik seorang gadis. Itu luar biasa tapi ilegal, Davie. Kau mungkin harus mengembalikannya”, rambutku terangkat dan Mal muncul, berjongkok di sampingku. “Hei, yang disana, Childbride. Mana ciuman halo untukku?'
menjauhlah dari istriku, kau brengsek”. David mengangkat saty kaki dan menedang dia menyingkir. “cari sendiri”.
Kenapa aku mau menikah? Itu untuk orang gila seperti kalian berdua. Dan sementara aku memuji kegilaanmu, tapi tak akan aku mengikuti jejakmu”.
Lagian juga siapa yang akan memiliki dia?” suara Jimmy lembut bergerak ke sampingku. “Hei, Ev”.
Hai, Jimmy”, aku mengangkat tangan dari jeans suamiku dan melambai padanya. “David, apakah aku harus tetap terbalik?'
Ah, benar. Ini adalah malam kencan”, suamiku mengumumkan.
mengerti”, Ujar Mal. “ayo Jimmy. Kita akan pergi mencari Benny-boi. Dia pergi ke tempat jepang-jepangan itu untuk bersenang-senang”.
baiklah”, sneaker Jimmy berjalan ke pintu. “sampai nanti, semuanya”.
Bye!” aku memberinya lambaian tangan lagi.
Malam, Evvie”, Mal pergi juga dan pintu menutup dibelakang mereka.
akhirnya sendirian”, David menghembuskan napas dan mulai bergerak lagi, disepanjang lorong. Dengan diriku masih diatas pudaknya. “kau suka tempatnya?”
yang bisa aku lihat adalah ini indah”.
itu bagus. Aku akan memperlihatkan sisanya nanti. Pertama dari yang utama, aku butuh masuk ke celana dalammu”.
kurasa itu tak akan muat untukmu”, aku terkikik. Dia menampar bokongku. Kilasan putih panas, kurasa itu lebih mengejutkan dari pada apapun. “Ya tuhan, David”.
hanya memanaskanmu , Funny Girl”. Dia berbelok masuk ke kamar terakhir di ujung lorong, menendang pintu. Tas tanganku di lempar ke kursi, dia melontarkanku ke ranjang king Size. Tubuhku memantul di matras. Darah bergenerungsung di kepalaku, membuat pusing. Aku mendorong rambutku dari wajahku dan bangkit dengan menyangga dengan sikuku.
Jangan bergerak”, ujarnya, suaranya parau.
Dia berdiri di ujung tempat tidur, membuka baju. Pemandangan paling menakjubkan yang ada. Aku bisa melihatnya selalu melakukan ini. Dia mengulurkan tangan dan melepas kemejanya dan aku tahu hingga ke tulang-tulangku, aku bukanlah gadis paling beruntung di dunia. Aku adalah gadis paling beruntung di seluruh alam semesta. Itu faktanya. Bukan karena dia luar biasa indah dan aku satu-satunya yang melihatnya melakukan itu, tapi cara dia mengawasiku dengan mata yang redup sepanjang waktu. Nafsu ada disana, tapi juga ada banyak cinta.
kau tau seberapa sering aku membayangkanmu berbaring di tempat tidur itu pada seminggu terakhir”, dia melepas sepatu bot dan kaus kakinya, membuangnya ke samping. “beberapa kali aku hampir menghubungimu bulan lalu”.
kenapa tidak kau lakukan?”
kenapa tidak kau?” dia brtanya, melepas kancing atas celana jeansnya.
Jangan lakukan itu lagi”.
Tidak. Tidak akan pernah”. Dia merangkak ke tempat tidur , mengeluskan tangannya di otot betisku. Sepatuku melayang dan jari-jarinya menyelinap ke bawah rokku, meregangkannya. Tanpa memutus kontak mata, dia menurunkan boyshortku. Dia jelas tak tertarik memeriksa celanaku. Pria itu memiliki prioritas. “katakan kau mencintaiku”.
aku mencintaimu”.
aku amat sangat merindukan rasamu”, tangannya yang besar memisahkan kakiku, mengeksposku dalam tatapannya. “aku mungkin akan menghabiskan beberapa hari kedepan diantara kedua kakimu, ya kan?”
oh tuhan. Dia menggesekkan janggutnya di paha dalamku, membuat kulitku meremasng dengan kewaspadaan.
Aku tak bisa berbicara walaupun aku mencoba.
katakan lagi”.
Aku menelan ludah dengan keras, mencoba membuat diriku dalam kontrol kembali.
aku menunggu”.
A-ku mencintaimu”, aku tergagap, suaraku terdengar nyaris tak ada, kehabisan napas. Panggulku hampir copot dari tempat tidur pada sentuhan pertama mulutnya. Setiap inci diriku begitu ketat dan gemetar.
teruskan”, lidahnya membuka bibir seksku, meluncur diantaranya sebelum menggali lebih dalam. Perasaan manis dan tegas dari mulutnya dan sensai jenggotnya yang geli.
aku mencintaimu”.
Tangannya yang kuat meluncur je bawah pantatku menekanku ke mulutnya. “lagi”.
Aku mengerangkan seseuatu. Itu pasti sudah cukup. Dia tidak berhenti ataupun berbicara lagi. David menyerangku. Tak ada yang mudah tentang hal itu. Mulutnya membuatku berkerja keras,membuatku melayang tinggi dalam beberapa saat. Simpul dalam diriku menegang dan tumbuh saat lidahnya menjilatku. Aliran listrik menggores tulang punggungku. Aku tak tau kapan aku mulai gemetar. Tapi kekuatan keluar dari tubuhku dan punggungku menyentuh kasur sekali lagi. Aku mengepalkan tanganku di rambutnya, jemariku mencengkram untaian pendek , bergel.
Ketika jantungku sedikit mereda, aku membuka mataku. David berlutut diantara kakiku. Jeansnya telah diturunkan dan ereksinya menyerempet perut rataku. Mata biru gelap menatapku.
aku tak bisa menunggu”.
Tidak, jangan menunggu”. Aku mengencangkan kaitan kakiku di pinggulnya. Satu tangannya tetap di bawah pantatku, mengangkatku tinggi. Dengan tangan satunya , dia membimbing dirinya memasukiku. Dia tidak terburu-buru. Kami berdua setidaknya masih setengah telanjang, dia celananya, dan aku dengan baju atasanku. Tak ada waktu untuk di sia-siakan. Kami terlalu membutuhkan untuk menunggu dan menempekan kulit ke kulit. Lain kali.
Dia masuk dengan begitu lambat sehingga aku tidak bisa bernapas.
Segala yang penting hanyalah perasaan. Dan Tuhan, merasakan dirinya yang tebal dan keras mendorong ke dalam diriku. Keringat di dadanya yang telanjang berkilauan dalam pencahayaan rendah. Otot-otot di pundaknya menyembul dengan lega ketika dia bergerak.
Milikku” ujarnya.
Aku hanya bisa mengangguk.
Dia menunduk menatapku, menatap payudaraku yang yang bergoyang didadaku disetiap tusukannya. Jemarinya mencengkam pinggulku erat. Jemariku mencengkram tempat tidur, mencoba mencoba untuk mencari pegangan sehingga aku bisa balik mendorongnya. Ekspresinya begitu liar, aku dan dia bersama. Segalanya bisa datang dan pergi. Aku menemukan sesuatu yang berharga untuk di perjuangkan.
aku mencintaimu”.
kemarilah”, dia mengangkatku dari kasur, memelukku erat lagi. Kakiku di rangkul di pinggangnya, otot-ototku terbakar karena betapa kerasnya aku bertahan. Aku melingkarkan lengan di lehernya saat dia mendudukkan ku di batangnya.
aku juga mencintaimu”, tangannya meluncur di belakang bagian atas punggungku. Kami bergerak dengan kasar bersama. Napas kami yang panas berbaur menjadi satu. Keringat menjilat kedua kulit kami, kain bajuku melekat di kulitku. Panas semakin bergerak ke bawah di dalam diriku. Tidak membutuhkan waktu lama di posisi ini. Mulutnya menghisap bagian kulit tempat leherku bertemu dengan tubuhku dan aku bergidik di lengannya, mencapai pelepasan lagi. Suara-suara yang dia buat dan cara dia menyebut namaku...aku tak pernah ingin melupakannya. Tidak sesaat pun.
Akhirnya, dia membaringkan kami berdua di tempat tidur. Aku tak ingin membiarkan dia pergi, sehingga dia menutupu tubuhku dengan tubuhnya. Beban tubuhnya menekanku ke tempat tidur, merasakan mulutnya di sisi wajahku. Kami tidak boleh bergerak. Dalam skenario terbaik, kami tetap seperti ini selamannya.
Tapi sebenarnya, aku memiliki sesuatu yang harus aku lakukan.
aku butuh tasku”, kataku, menggeliat di bawahnya.
untuk apa?” dia berdiri dengan menyangga dengan sikunya.
aku harus melakukan sesuatu”.
apa yang lebih penting dari ini?”
bergulinglah”, kataku, sudah mendesaknya ke arah itu.
baiklah. Tapi sebaiknya itu bagus”, dia santai dan membiarkan ku menggulingkannya. Aku berlari menuruni kasur, mencoba menarik kembali rokku pada saat bersamaan. Itu pasti tampak menyenangkan karena David mengejarku dengan giginya yang gemeretakan.
kembali kesini, istriku”, perintahnya.
beri aku waktu sebentar”.
Namaku terlihat bagus di pantatmu”, ujarnys. “tatonya telah menyerap dengan sangat baik”.
Well, Thank you”, aku akhirnya turun dari kasur dan mengatur rok pensilku dengan baik. Dalam sebulan kami terpisah, aku mengabaikan tatoku. Tapi sekarang. Aku senang tato itu ada disana.
rok itu lepaskan”.
tunggu saja”.
atasannya juga. Kita memiliki banyak hal yang harus diperbaiki”.
Ya, sebentar. Aku merindukan pelukan topless kita”.
Dia telah melemparkan tasku ke kursi berlengan beludru berwarna biru di dekat pintu. Siapapun yang mengdekor kondominium ini telah melakukan pekerjaan yang luar biasa. Ini indah. Tapi aku akan memeriksannya nanti. Sekarang aku memiliki hal yang penting untuk dilakukan.
aku membelikanmu hadiah hari ini, setelah kita berbicara di studio”.
itukah yang kau ambil sekarang?'
aku mengangguk, mencari tasku untuk harta karun itu. Bingo. Kotak kecil mewah tepat di tempat aku meninggalkannya. Denagn itu tersembunyi di tanganku, aku berjalan kembali padanya, senyum lebar di wajahku. “Ya, itulah yang ku ambil”.
Apa yang ada di tanganmu?” dia turun dari tempat tidur. Tidak sepertiku, dia menanggalkan celana Jeansnya. Suamiku berdiri di depanku telanjang dan sangat berantakan. Dia menatapku seolah aku adalah segalanya. Selama aku hidup, aku tau aku tak akan menginginkan orang lain.
Evelyn”.
Untuk beberapa alasan aku tiba-tiba malu,canggung. Ujung telingaku memerah.
berikan tangan kirimu”, aku meraih tangannya dan memberikan itu padanya. Dengan hati-hati aku menyematkan cicin platina tebal yang aku beli dengan menghabiskan tabunganku pada sore itu., menyematkannya di buku-buku jarinya yang besar. Sempurna. Aku akan berjalan di sepanjang musim dingin dan membekukan pantatku, dengan senang hati. David lebih berarti bagiku daripada mengganti mobil lama ku yang jelek. Mengingat uang yang sekarang aku dapatkan dari orang tuaku, waktunya tidak cemerlang. Tapi ini lebih penting.
Kecuali cincin itu menetupi huruf E terakhinya dari tato LIVE FREE-nya. Sial, aku tak memikirkan itu. Dia mungkin tak mau memakainya.
Terima kasih”.
Tatapanku melesat ke wajahnya, mencoba menilai ketulusannya. “Kamu menyukainya?”
aku sangat menyukainya”.
sungguh? Karena aku lupa tentang tatomu, tetapi--”
dia membungkamku dengan menciumku. Aku agak menyukai kebiasaan barunya melakukan itu. Lidahnya membelai mulutku dan mataku mulai terpejam, setiap kekhawatiran terlupakan. Dia menciumku sampai tidak ada keraguan yang tersisa tentang bagaimana dia menerima cincinya. Jemarinya sibuk melucuti kancing atasanku, melepasnya dari pundakku. Selanjutnya tali bra ku mengendur.
aku menyukai cincinku”, katanya, bibirnya melayang di atas rahangku dan ke bawah leherku. Selanjutnya dia mulai melepaskan rokku, bergulat denga resleting dan mendorongnya dari pinggulku. Dia tak berhenti sampai aku seperti dia. “aku tak akan pernah melepaskannya”.
aku senang kau menyukainya”.
aku menyukainya. Dan aku butuh kau telanjang sekarang dan menunjukan padamu seberapa banyak aku menyukainya. Kemudian aku akan mengembalikan cincinmu. Aku janji”.
tak perlu terburu-buru”, aku berbisik, melengkungkan leherku untuk memberinya akses yang lebih baik. “kita memiliki waktu selamanya”.
**

SEE YOU IN LAST CHAPTER SOON.  Jangan Lupa follow wattpad akun aku yuli_siska
thank you

1 komentar:

STUCK UP SUIT Chapter 8

GRAHAM AKU TIDAK MENDENGAR KABAR NYA SEPANJANG HARI di hari sabtu, dan tidak seperti yang aku harapkan juga. Soraya Venedetta san...