Rabu, 25 Juli 2018

LICK CHAPTER 22 TAMAT

Kami berencana bertemu dengan Amanda, Jo, dan beberapa teman yang lain di sebuah bar lokal keesokan malamnya. Perutku berada dalam kondisi pergolakan permanen. Gembira dan gugup dan ratusan emosi lain yang tak bisa aku proses. Namun tak diragukan. Tak akan pernah. Aku akan berbicara dengan Ruby tentang melnajutkan perubahan shift ekstra di kafe dan dia merasa senang. Ternyata ketergangguannya di hari sebelumnya adalah karena dia tau dia hamil. Keluarnya aku dari kuliah tak bisa tidak datang pada waktu yang lebih baik sejauh yang ia ketahui. Sebenarnya aku akan kembali berkuliah. Aku menyukai ide mengajar, mungkin. Aku tak tau. Akan ada waktunya.
Bar ini adalah salah satu yang lebih kecil, tidak jauh dari rumah baru kami. Sebuah band rock beranggotakan empat orang berada di bagian sudut kecil memainkan musik klasik grunge diselingi dengan beberapa lagu baru. Jo melambaikan tangan ke meja. Bertemu David jelas sesuatu yang besar untuk nya. Anak anjing yang sedikit melompat-lompat.
David. Ini sungguh menyenangkan”, ujarnya, lagi dan lagi. Itu semua nya tentang bertemu dengan David. Jika dia mulai menekuk kakinya, aku melangkah masuk.
Amanda, disisi lain, butuh untuk menghapus ekspresi cemberut itu. Setidaknya, tidak seperti orang tuaku, protesnya hanyalah diam. Aku menghargai perhatiannya, tetapi dia harus terbiasa dengan keberadaan David.
David memesan minuman untuk kami dan duduk di kursi disampingku. Musiknya sungguh terlalu keras untuk mengobrol. Segera sesudahnya, Nate dan Lauren tiba. Sebuah perdamaian yang rapuh telah muncul antara kakakku dan suamiku, yang sangat aku syukuri.
David bergerak lebih dekat. “aku ingin menanyakan sesuatu”.
apa?”.
Dia menyelipkan tangan di pinggangku, menarikku lebih dekat. Aku melakukan pekerjaan dengan lebih baik hanya dengan mendudukan pantatku di pangkuannya. Dengan senyum hangat , lengannya memelukku, memelukku erat. “Hey”.
Hey”, ujarku. “ apa yang ingin kau tanyakan?”
aku ingin tau....apakah kau ingin mendengarkan salah satu lagu yang aku tulis untukmu?”
Sungguh? Dengan senang hati”.
Luar biasa”. Katanya, tangannya merapikan bagian belakang gaun hitam sederhanaku. Aku mengenakannya karena itu warna favoritnya, tentu saja. Juga, aku sangat curiga bahwa V-neck akan menarik baginya. Malam ini, aku ingin membahagiakan suamiku. Tak diragukan lagi ada saatnya di masa depan ketika akan saling menendang pantat satu sama lain, tetapi tidak malam ini. Kami disini untuk merayakan.
Lauren membimbing Nate ke lantai dansa dan Amanda dan Jo mengikuti, meninggalkan kami untuk obrolan pribadi. Dan Tuhan sejujurnya mereka ada lah teman dan kakak terbaik di dunia. Mereka semua menghadapi berita yang meledak dengan wajah kalem. Mereka memelukku dan tak satu katapun yang meragukan perubahan jalan hidupku disuarakan. Ketika Lauren menceritakan tentang bagaiamana David membelaku saat makan malam, aku bahkan memergoki Amanda mengelurkan anggukan penerimaan. Itu memberiku harapan besar.
Aku bahkan sudah menelpon ibuku baru-baru ini. Obrolan kami terasa kaku tapi aku senang karena telah melakukannya. Kami masih keluarga .
David sudah mengembalikan cincinku malam sebelumnya. Melanjutkan ke daftar panjang hal-hal yang akan dia lakukan padaku. Dia memberiku sarapan es krim di tempat tidur ketika matahari terbit. Malam terbaik yang pernah ada.
Rasanya menyenangkan mendapati cincinku kembali. Berat dan pas dengan sempurna. Seperti yang dijanjikan, cincinnya tetap dikenakan. Dia bahkan dengan bangga menunjukan ke kakaknya ketika aku berkutat untuk mencari kopi di tengah hari. Ketika aku sudah berkafein, David dan Jimmy telah membantuku pindah ke kondo. Mal dan Ben sibuk di studio. Nate dan Lauren membantuku pindaham juga saat David dan Jimmy menandatangani segala hal yang berhubungan dengan Divers yang bisa lauren temukan. Diluar protesnya bahwa dia akan merindukanku. Kurasa dia juga berpikir ke depan untuk menikmati apartemen ini berduan dengan Nate. Mereka sangat cocok bersama.
aku punya hal lain juga yang ingin kutanyakan padamu juga” ujarnya.
jawabannya adalah iya , untuk apapun dan segala hal yang berhubungan denganmu”.
bagus. Karena aku ingin kau bekerja untukku sebagai asistenku. Ketika kau tidak berkerja di kafe, maksudku”. Tangannya mengelus punggungku. “karena aku tau kau ingin melakukan itu”.
David...”.
atau kau mengizinkanku mengembalikan uang kuliah mu ke orang tuamu sehingga itu tidak menggantung di kepalamu”.
tidak”, kataku, suaraku tegas. “terima kasih, tapi aku harus melakukan itu. Dan kurasa orang tuaku perlu melihat aku melakukan itu”.
itu yang kupikir akan kau katakan. Tapi itu adalah uang yang banyak untuk kau hasilkan, sayang. Jika kau mengambil pekerjaan kedua, kita tak akan pernah bisa berjumpa satu sama lain”.
kau benar. Tapi apakah menurutmu itu adalah hal yang bijaksana kita berkerja bersama?”
Ya”, ujarnya, mata birunya serius. “kau suka mengorganisir, dan itulah yang aku butuhkan. Ini pekerjaaan sungguhan dan aku ingin kau melakukan itu. Jika kita menemukan itu akan mengganggu, kita akan menyusun rencana baru. Tapi kurasa sebagian besar itu hanya berarti kita menghabiskan lebih banyak waktu bersama dan melakukan seks di tempat kerja”.
Aku tertawa. “kau berencana akan melecehkanku secara seksual , Mr Ferris?”
Tentu saja”.
Aku mengecup pipinya hingga berbunyi. “terimakasih karena telah memikirkan itu. Aku akan sangat senang bekerja untukmu”.
jika kau memutuskan untuk kembali kuliah, maka aku akan meminta Adrian untuk mencarikan pengganti. Bukan masalah besar”, dia menarikku ke dadanya. “tap untuk selama waktu itu, kita akan baik-baik saja”.
rencana terbaik yang pernah ada”.
Mengapa, ucapan terima kasih. Yang datang darimu , itu sangatlah berarti”.
Tatapan David melirik ke penjuru bar dimana Mal, Jimmy, dan Ben berkumpul, tetap tidak menonjolkan diri. Aku tak tau kalau mereka bergabung dengan kami malam ini. Jimmy telah menghindari Bar dan Club. “sudah waktunya mereka tiba disini”. David bergumam.
Selajutnya David berbalik ke Band, berdenang di pojokan. Mereka baru saja selesai menyanyikan lagu Pearl Jam klasik.
tunggu disini”, David berdiri, dan membawaku bersamanya. Dia mendudukkanku di kursi dan memberi sinyal ke teman bandnya. Kemudian dia berjalan ke arah pa nggung. Sosoknya yang tinggi bergerak melewati kerumunan dengan mudah dan teman-temannya mengikuti dibelakangnya. S ecara masal, mereka tampak mengagumkan. Tak peduli seberapa merendahnya mereka. Tapi aku merasakan perasaan aneh, bahwa mereka akan membuat kehadiran mereka di ketahui. Setelah band menyelesaikan lagu, David memanggil penyanyi itu. Sialan. Ini dia. Aku terlonjak dari kursiku karena amat sangat senang.
Mereka berbincang sebentar, lalu penyanyi itu membawakan sang gitaris. Benar saja si gitaris memnerikan gitar nya ke tangan David yang menunggu. Aku bisa melihat ekspresi terkejut di kedua wajah mereka ketika identitas David akhirnya terungkap. Jimmy mengangguk ke arah penyanyi itu, dan melangkah ke platform. Di belakangnya, Mal sudah berhigh-five dengan si drummer, Mal sudah mengambil alih tempat si drumer, dan mencuri stik nya. Bahkan muka muram Ben tersenyum saat dia menerima gitar bass dari pemilik aslinya. The divers naik ke panggung. Hanya sedikit orang di Bar yang menyadari apa yang sedang terjadi.
Hai, maaf mengganggu, guys. Namaku David Ferris dan aku ingin memainkan lagu untuk istriku, Evelyn. Semoga kalian tidak keberatan”.
Keheningan karena tercengang pecah menjadi tepuk tangan meriah. David menatapku dari atas lautan orang-orang ketika semua orang membanjiri lantai dansa untuk mendekat.
Dia adalah gadis Portland. Jadi kurasa itu menjadikan kita sebagai saudara ipar. Bersikap lembutlah padaku, yah?”
kerumunan menjadi menggila. Tanganya bergerak ke senar-senar gitar, membuat perpaduan paling manis yang paling memungkinkan antara musik rock dan country. Kemudian dia mulai bernyanyi. Jimmy bergabung dengannya di bagian chorus, suara mereka berpadu dengan indahnya.
I thought i could let you go ( kupikir aku bisa membiarkan mu pergi)
i though that you could leave and know the time will fade ( kupikir kau bisa pergi dan tau bahwa waktu akan memudar)
but iam colder than the bed where we lay ( tapi aku lebih dingin dibanding dengan ranjang tempat kita berbaring)
you let go if you like ( kau bisa pergi jika mau)
i 'll hold on say no to all you want (aku akan menahanmu dan mengatakan tidak untuk semua yang kau mau)
i'm not done baby (aku belum selesai, sayang)
i promise you (aku berjanji padamu)
did you think i let you go? (apa kau pikir aku akan membiarkan mu pergi)
that never happening and now you know ( itu tak akan pernah terjadi , dan sekarang kau tau)
take your time, i 'will wait regreting every last things i said (nikmati waktumu, aku akan menunggu , dan menyesali setiap patah kata yang pernah aku ucapkan)
lagu itu sederhana, manis, dan sempurna. Dan suara-suara ketika mereka selesai sangat memekak kan telinga. Orang-orang berteriak dan menghentak hentakkan kaki mereka. Itu terdengar seakan atap rubuh menimpa kami. Petugas keamanan membantu David dan kawan-kawan bergerak melewati kerumunan orang-orang. Lebih banyak orang yang datang saat mereka perform, mengetahui pertunjukan itu dari sms dan telepon, orang per orang, dan semua jenis sosial media. Gelombvang pasang penggemar membanjiri mereka saat mereka mendorong berusa lewat. Sebuah tangan menggenggam lenganku. Aku menodngak untuk menemukan Sam di sisiku dengan seringai di wajahnya. Kami berhasil keluar dari sana.
Sam dan petugas keamanan membuka jalan bagi kami ke pintu dan limusin yang menunggu di luar. Mereka sudah di persiapkan dengan baik. Kami semua bergerumul di belakang limusin. Dengan segera, David menarikku ke pangkuannya. “Sam akan memastikan teman mu baik-baik saja”.
Terima kasih. Kurasa Portland tau kau disini sekarang”.
Ya, kurasa kau benar”.
David, kau adalah si tukang pamer, sialan”. Kata Mal, menggelengkan kepalanya. “aku tau kau akan menarik sesuati seperti ini. Gitaris adalah sekumpulan tukang pamer. Jika kau memiliki satu ons akal, nona muda, kau akan menikahi seorang Drummer”.
Aku tertawa dan menyeka air mata dari wajahku.
mengapa dia menangis,apa yang kau katakan padanya?” David menarikku mendekat. Di luar orang-orang menggedor-gedor jendela saat mobil perlahan bergerak maju.
apa kau baik-baik saja?”
aku mengatakan yang sebenarnya, seharusnya dia menikahi seorang drummer. Bukan nya seorang tukangh tampil!” kata Mal.
diam”.
seakan-akan kau tak pernah saja setengah mati untuk membuat seoarang gadis terpesona”. Kata Ben.
apa yang terjsdi di Tokyo?” tanya Jimmy, berbaring di sudut. “ingatkan lagi aku tentang ahh.... siapa namanya?”
oh sial, ya. Cewek dari restoran”. Kata Ben. “ seberapa banyak mereka meminta mu untuk membayar untuk kerusakan , lagi?”
aku bahkan tak tau apa yang kau bicarakan. Davie berkata untuk diam”, teriak Mal, diatas tawa parau. “berilah rasa hormat untuk momen menyentuh dengan Evelyn, dasar bajingan”.
abaikan mereka”. David menangkup wajahku di telapak tangannya. “mengapa kamu menangis, hmmm?”
karena ini adalah sepuluh. Jika satu adalah kita terpisah dan sengsara , maka sepuluh adalah lagumu. Sungguh indah”.
kamu benar-benar menyukainnya? Karena aku bisa membuangnya kalau kau tidak suka, kau tak harus -”
aku meraih wajahnya dan menciumnya. Mengabaikan keributan dan suara-suara menggoda di sekitar kami. Dan aku tak berhenti menciumnya sampai bibirku mati rasa dan bengkak begitu juga bibirnya.
sayang”. Dia tersenyum menghapus sisa air mataku “you said the best fucking things”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

STUCK UP SUIT Chapter 8

GRAHAM AKU TIDAK MENDENGAR KABAR NYA SEPANJANG HARI di hari sabtu, dan tidak seperti yang aku harapkan juga. Soraya Venedetta san...