Rabu, 25 Juli 2018

LICK CHAPTER 22 TAMAT

Kami berencana bertemu dengan Amanda, Jo, dan beberapa teman yang lain di sebuah bar lokal keesokan malamnya. Perutku berada dalam kondisi pergolakan permanen. Gembira dan gugup dan ratusan emosi lain yang tak bisa aku proses. Namun tak diragukan. Tak akan pernah. Aku akan berbicara dengan Ruby tentang melnajutkan perubahan shift ekstra di kafe dan dia merasa senang. Ternyata ketergangguannya di hari sebelumnya adalah karena dia tau dia hamil. Keluarnya aku dari kuliah tak bisa tidak datang pada waktu yang lebih baik sejauh yang ia ketahui. Sebenarnya aku akan kembali berkuliah. Aku menyukai ide mengajar, mungkin. Aku tak tau. Akan ada waktunya.
Bar ini adalah salah satu yang lebih kecil, tidak jauh dari rumah baru kami. Sebuah band rock beranggotakan empat orang berada di bagian sudut kecil memainkan musik klasik grunge diselingi dengan beberapa lagu baru. Jo melambaikan tangan ke meja. Bertemu David jelas sesuatu yang besar untuk nya. Anak anjing yang sedikit melompat-lompat.
David. Ini sungguh menyenangkan”, ujarnya, lagi dan lagi. Itu semua nya tentang bertemu dengan David. Jika dia mulai menekuk kakinya, aku melangkah masuk.
Amanda, disisi lain, butuh untuk menghapus ekspresi cemberut itu. Setidaknya, tidak seperti orang tuaku, protesnya hanyalah diam. Aku menghargai perhatiannya, tetapi dia harus terbiasa dengan keberadaan David.
David memesan minuman untuk kami dan duduk di kursi disampingku. Musiknya sungguh terlalu keras untuk mengobrol. Segera sesudahnya, Nate dan Lauren tiba. Sebuah perdamaian yang rapuh telah muncul antara kakakku dan suamiku, yang sangat aku syukuri.
David bergerak lebih dekat. “aku ingin menanyakan sesuatu”.
apa?”.
Dia menyelipkan tangan di pinggangku, menarikku lebih dekat. Aku melakukan pekerjaan dengan lebih baik hanya dengan mendudukan pantatku di pangkuannya. Dengan senyum hangat , lengannya memelukku, memelukku erat. “Hey”.
Hey”, ujarku. “ apa yang ingin kau tanyakan?”
aku ingin tau....apakah kau ingin mendengarkan salah satu lagu yang aku tulis untukmu?”
Sungguh? Dengan senang hati”.
Luar biasa”. Katanya, tangannya merapikan bagian belakang gaun hitam sederhanaku. Aku mengenakannya karena itu warna favoritnya, tentu saja. Juga, aku sangat curiga bahwa V-neck akan menarik baginya. Malam ini, aku ingin membahagiakan suamiku. Tak diragukan lagi ada saatnya di masa depan ketika akan saling menendang pantat satu sama lain, tetapi tidak malam ini. Kami disini untuk merayakan.
Lauren membimbing Nate ke lantai dansa dan Amanda dan Jo mengikuti, meninggalkan kami untuk obrolan pribadi. Dan Tuhan sejujurnya mereka ada lah teman dan kakak terbaik di dunia. Mereka semua menghadapi berita yang meledak dengan wajah kalem. Mereka memelukku dan tak satu katapun yang meragukan perubahan jalan hidupku disuarakan. Ketika Lauren menceritakan tentang bagaiamana David membelaku saat makan malam, aku bahkan memergoki Amanda mengelurkan anggukan penerimaan. Itu memberiku harapan besar.
Aku bahkan sudah menelpon ibuku baru-baru ini. Obrolan kami terasa kaku tapi aku senang karena telah melakukannya. Kami masih keluarga .
David sudah mengembalikan cincinku malam sebelumnya. Melanjutkan ke daftar panjang hal-hal yang akan dia lakukan padaku. Dia memberiku sarapan es krim di tempat tidur ketika matahari terbit. Malam terbaik yang pernah ada.
Rasanya menyenangkan mendapati cincinku kembali. Berat dan pas dengan sempurna. Seperti yang dijanjikan, cincinnya tetap dikenakan. Dia bahkan dengan bangga menunjukan ke kakaknya ketika aku berkutat untuk mencari kopi di tengah hari. Ketika aku sudah berkafein, David dan Jimmy telah membantuku pindah ke kondo. Mal dan Ben sibuk di studio. Nate dan Lauren membantuku pindaham juga saat David dan Jimmy menandatangani segala hal yang berhubungan dengan Divers yang bisa lauren temukan. Diluar protesnya bahwa dia akan merindukanku. Kurasa dia juga berpikir ke depan untuk menikmati apartemen ini berduan dengan Nate. Mereka sangat cocok bersama.
aku punya hal lain juga yang ingin kutanyakan padamu juga” ujarnya.
jawabannya adalah iya , untuk apapun dan segala hal yang berhubungan denganmu”.
bagus. Karena aku ingin kau bekerja untukku sebagai asistenku. Ketika kau tidak berkerja di kafe, maksudku”. Tangannya mengelus punggungku. “karena aku tau kau ingin melakukan itu”.
David...”.
atau kau mengizinkanku mengembalikan uang kuliah mu ke orang tuamu sehingga itu tidak menggantung di kepalamu”.
tidak”, kataku, suaraku tegas. “terima kasih, tapi aku harus melakukan itu. Dan kurasa orang tuaku perlu melihat aku melakukan itu”.
itu yang kupikir akan kau katakan. Tapi itu adalah uang yang banyak untuk kau hasilkan, sayang. Jika kau mengambil pekerjaan kedua, kita tak akan pernah bisa berjumpa satu sama lain”.
kau benar. Tapi apakah menurutmu itu adalah hal yang bijaksana kita berkerja bersama?”
Ya”, ujarnya, mata birunya serius. “kau suka mengorganisir, dan itulah yang aku butuhkan. Ini pekerjaaan sungguhan dan aku ingin kau melakukan itu. Jika kita menemukan itu akan mengganggu, kita akan menyusun rencana baru. Tapi kurasa sebagian besar itu hanya berarti kita menghabiskan lebih banyak waktu bersama dan melakukan seks di tempat kerja”.
Aku tertawa. “kau berencana akan melecehkanku secara seksual , Mr Ferris?”
Tentu saja”.
Aku mengecup pipinya hingga berbunyi. “terimakasih karena telah memikirkan itu. Aku akan sangat senang bekerja untukmu”.
jika kau memutuskan untuk kembali kuliah, maka aku akan meminta Adrian untuk mencarikan pengganti. Bukan masalah besar”, dia menarikku ke dadanya. “tap untuk selama waktu itu, kita akan baik-baik saja”.
rencana terbaik yang pernah ada”.
Mengapa, ucapan terima kasih. Yang datang darimu , itu sangatlah berarti”.
Tatapan David melirik ke penjuru bar dimana Mal, Jimmy, dan Ben berkumpul, tetap tidak menonjolkan diri. Aku tak tau kalau mereka bergabung dengan kami malam ini. Jimmy telah menghindari Bar dan Club. “sudah waktunya mereka tiba disini”. David bergumam.
Selajutnya David berbalik ke Band, berdenang di pojokan. Mereka baru saja selesai menyanyikan lagu Pearl Jam klasik.
tunggu disini”, David berdiri, dan membawaku bersamanya. Dia mendudukkanku di kursi dan memberi sinyal ke teman bandnya. Kemudian dia berjalan ke arah pa nggung. Sosoknya yang tinggi bergerak melewati kerumunan dengan mudah dan teman-temannya mengikuti dibelakangnya. S ecara masal, mereka tampak mengagumkan. Tak peduli seberapa merendahnya mereka. Tapi aku merasakan perasaan aneh, bahwa mereka akan membuat kehadiran mereka di ketahui. Setelah band menyelesaikan lagu, David memanggil penyanyi itu. Sialan. Ini dia. Aku terlonjak dari kursiku karena amat sangat senang.
Mereka berbincang sebentar, lalu penyanyi itu membawakan sang gitaris. Benar saja si gitaris memnerikan gitar nya ke tangan David yang menunggu. Aku bisa melihat ekspresi terkejut di kedua wajah mereka ketika identitas David akhirnya terungkap. Jimmy mengangguk ke arah penyanyi itu, dan melangkah ke platform. Di belakangnya, Mal sudah berhigh-five dengan si drummer, Mal sudah mengambil alih tempat si drumer, dan mencuri stik nya. Bahkan muka muram Ben tersenyum saat dia menerima gitar bass dari pemilik aslinya. The divers naik ke panggung. Hanya sedikit orang di Bar yang menyadari apa yang sedang terjadi.
Hai, maaf mengganggu, guys. Namaku David Ferris dan aku ingin memainkan lagu untuk istriku, Evelyn. Semoga kalian tidak keberatan”.
Keheningan karena tercengang pecah menjadi tepuk tangan meriah. David menatapku dari atas lautan orang-orang ketika semua orang membanjiri lantai dansa untuk mendekat.
Dia adalah gadis Portland. Jadi kurasa itu menjadikan kita sebagai saudara ipar. Bersikap lembutlah padaku, yah?”
kerumunan menjadi menggila. Tanganya bergerak ke senar-senar gitar, membuat perpaduan paling manis yang paling memungkinkan antara musik rock dan country. Kemudian dia mulai bernyanyi. Jimmy bergabung dengannya di bagian chorus, suara mereka berpadu dengan indahnya.
I thought i could let you go ( kupikir aku bisa membiarkan mu pergi)
i though that you could leave and know the time will fade ( kupikir kau bisa pergi dan tau bahwa waktu akan memudar)
but iam colder than the bed where we lay ( tapi aku lebih dingin dibanding dengan ranjang tempat kita berbaring)
you let go if you like ( kau bisa pergi jika mau)
i 'll hold on say no to all you want (aku akan menahanmu dan mengatakan tidak untuk semua yang kau mau)
i'm not done baby (aku belum selesai, sayang)
i promise you (aku berjanji padamu)
did you think i let you go? (apa kau pikir aku akan membiarkan mu pergi)
that never happening and now you know ( itu tak akan pernah terjadi , dan sekarang kau tau)
take your time, i 'will wait regreting every last things i said (nikmati waktumu, aku akan menunggu , dan menyesali setiap patah kata yang pernah aku ucapkan)
lagu itu sederhana, manis, dan sempurna. Dan suara-suara ketika mereka selesai sangat memekak kan telinga. Orang-orang berteriak dan menghentak hentakkan kaki mereka. Itu terdengar seakan atap rubuh menimpa kami. Petugas keamanan membantu David dan kawan-kawan bergerak melewati kerumunan orang-orang. Lebih banyak orang yang datang saat mereka perform, mengetahui pertunjukan itu dari sms dan telepon, orang per orang, dan semua jenis sosial media. Gelombvang pasang penggemar membanjiri mereka saat mereka mendorong berusa lewat. Sebuah tangan menggenggam lenganku. Aku menodngak untuk menemukan Sam di sisiku dengan seringai di wajahnya. Kami berhasil keluar dari sana.
Sam dan petugas keamanan membuka jalan bagi kami ke pintu dan limusin yang menunggu di luar. Mereka sudah di persiapkan dengan baik. Kami semua bergerumul di belakang limusin. Dengan segera, David menarikku ke pangkuannya. “Sam akan memastikan teman mu baik-baik saja”.
Terima kasih. Kurasa Portland tau kau disini sekarang”.
Ya, kurasa kau benar”.
David, kau adalah si tukang pamer, sialan”. Kata Mal, menggelengkan kepalanya. “aku tau kau akan menarik sesuati seperti ini. Gitaris adalah sekumpulan tukang pamer. Jika kau memiliki satu ons akal, nona muda, kau akan menikahi seorang Drummer”.
Aku tertawa dan menyeka air mata dari wajahku.
mengapa dia menangis,apa yang kau katakan padanya?” David menarikku mendekat. Di luar orang-orang menggedor-gedor jendela saat mobil perlahan bergerak maju.
apa kau baik-baik saja?”
aku mengatakan yang sebenarnya, seharusnya dia menikahi seorang drummer. Bukan nya seorang tukangh tampil!” kata Mal.
diam”.
seakan-akan kau tak pernah saja setengah mati untuk membuat seoarang gadis terpesona”. Kata Ben.
apa yang terjsdi di Tokyo?” tanya Jimmy, berbaring di sudut. “ingatkan lagi aku tentang ahh.... siapa namanya?”
oh sial, ya. Cewek dari restoran”. Kata Ben. “ seberapa banyak mereka meminta mu untuk membayar untuk kerusakan , lagi?”
aku bahkan tak tau apa yang kau bicarakan. Davie berkata untuk diam”, teriak Mal, diatas tawa parau. “berilah rasa hormat untuk momen menyentuh dengan Evelyn, dasar bajingan”.
abaikan mereka”. David menangkup wajahku di telapak tangannya. “mengapa kamu menangis, hmmm?”
karena ini adalah sepuluh. Jika satu adalah kita terpisah dan sengsara , maka sepuluh adalah lagumu. Sungguh indah”.
kamu benar-benar menyukainnya? Karena aku bisa membuangnya kalau kau tidak suka, kau tak harus -”
aku meraih wajahnya dan menciumnya. Mengabaikan keributan dan suara-suara menggoda di sekitar kami. Dan aku tak berhenti menciumnya sampai bibirku mati rasa dan bengkak begitu juga bibirnya.
sayang”. Dia tersenyum menghapus sisa air mataku “you said the best fucking things”.

Sabtu, 07 Juli 2018

Lick Chapter 21 Part B


Kurasa kau perlu menyingkirkan tanganmu dari atasanku jika kau berencana membawa kita kesana”.
Mm. Kasihan”, dia meremas dadaku sebelum akhirnya melepaskan tangannya dari pakaianku. “dan kau harus melompat kembali ke tempat dudukmu”.
Okey dokey”.
Tangannya melilit pinggulku, membantu duduk kembali ke tempat dudukku. Aku mebgeratkan sabuk pengaman sambil menarik napas dalam-dalam. Dengan berjengit dia menyesuaikan diri, jelas berusaha lebih nyaman. “kamu adalah teror”.
aku? Apa yang aku lakukan?”
Kamu tau apa yang kamu lakukan”. Dia menggerutu, berkendara kembali ke jalan.
aku tak tau apa yang kau bicarakan”.
jangan memberiku itu” katanya , memberiku tatapan menyipit. “kamu melakukannya di Vegas dan kemudian kamu melakukannya di Monterey dan LA juga. Sekarang kau melakukannya di Portland. Aku tak bisa membawamu kemanapun”.
Apakah kau membicarakan tentang keadaan lalatmu? Karena aku bukan orang yang mengendalikan reaksi mu kepadaku, sobat. Dirimu lah”.
Dia tergelak. “aku tak pernah mengendalikan reaksimu padaku. Tidak sekalipun”.
apakah itu sebabnya kau menikahiku? Karena kau tak berdaya melawanku?”
kau membuatku gemetar ketakutan, yakinlah”. Senyum yang dia berikan padaku membuatku gemetaran dan ketakutan yang tak ada hubungannya dengan itu. “tapi aku menikah dengan mu , Evelyn, karena dirimu masuk akal baiku. Kita masuk akal. Kita jauh lebih baik bersama dibanding terpisah. Kau memperhatikan itu?”
ya, aku benar-benar memperhatikannya”.
bagus”, jari-jarinya mengusap tulang pipiku. “Kita harus pulang. Sekarang”.
Aku yakin dia melanggar beberapa batas kecepatan saat berkendara. Kondominium itu hanya beberapa blok dari kafe Ruby. Kondo terletak di bangunan bata- cokelat tua besar dengan art Deco batu di sekitar pintu depan dengan kaca ganda. David menekan kode dan membawaku ke lobi marmer putih. Sebuah patung yang tampak seperti kayu apung berdiri tegak di sudut. Kamera keamanan tersembunyi di ats langit-langit. Dia tidak memberiku waktu untuk melihat-lihat, mendesakku. Aku praktis harus berlari untuk mengikutinya.
ayo”, katanya, menarik tanganku, menarikku ke lift.
ini semua sangat mengesankan”.
Dia menekan tombol menuju lantai atas. “tunggu sampai kau melihat tempat kita. Kau tinggal bersamaku sekarang, bukan?”
benar”.
ah, kita memiliki beberapa tamu untuk beberapa saat, ngomong-ngomong. Hanya selama perekaman album dan semuanya. Beberapa minnggu lagi, mungkin”. Pintu lift terbuka dan kita melangkah ke pintu masuk. Di titik entah yang mana David mengambil tas tanganku dariku. Kemudia dia membungkuk dan menempatkan bahunya di perutku, mengangkat ku tinggi. “disinilah kita”.
Hey”, aku menjerit.
aku mendapatkanmu. Waktunya untuk melewati ambang pintu lagi”.
David, aku memakai rok”, aku hampir jatuh , tapi tetap tegak. Aku lebih suka tidak menarik perhatian para tamu dan anggota band lainnya jika aku bisa menghindarinya.
aku tau. Sudahkah aku mengucapkan terima kasih untuk itu? Aku sangat menghargai memiliki akses yang mudah” sepatu bot hitamnya melesat di sepanjang lantai marmer. Aku mengambil kesempatan untuk meraba pantatnya karena aku diizinkan. Hidupku sangat fantastis seperti itu.
kau tak mengenakan pakaian dalam apapun”, aku memberitahu dia.
jadi?”
sebuah tangan meraba bagian belakangku. Diatas pakaianku, untungnya.
Kamu”, ujarnya, suaranya pelan dan menjalar dengan cara yang terbaik. “yang mana yang kau kenakan, baby? Boyshort sepertinya”.
kupikir kau tak melihatnya”.
Ya, baiklah kita akan segera merubahnya. Percayalah padaku”.
Ya”.
Aku mendengar suara pintu terbuka, dan marmer dibawahku berubah menjadi lantai kayu hitam dan mengkilap. Dindingnya berwarna putih murni. Dan aku bisa mendengar suara laki-laki, tertawa, dan berbicara kotor di dekatnya. Musik diputar sebagai backsound, Nine Inch Nails, kurasa. Nate memutar musik itu di apartemen, dan Mereka adalah favoritnya. Tentu kondominium ini tampak luar biasa. Ada kursi kayu gelap di ruang makan dan sofa hijau. Cukup ruang. Wadah-wadah gitar berserakan. Dari apa yang bisa aku lihat, itu terlihat indah dan hidup di dalamnya. Itu tampak seperti sebuah rumah.
Rumah kami.
kau menculik seorang gadis. Itu luar biasa tapi ilegal, Davie. Kau mungkin harus mengembalikannya”, rambutku terangkat dan Mal muncul, berjongkok di sampingku. “Hei, yang disana, Childbride. Mana ciuman halo untukku?'
menjauhlah dari istriku, kau brengsek”. David mengangkat saty kaki dan menedang dia menyingkir. “cari sendiri”.
Kenapa aku mau menikah? Itu untuk orang gila seperti kalian berdua. Dan sementara aku memuji kegilaanmu, tapi tak akan aku mengikuti jejakmu”.
Lagian juga siapa yang akan memiliki dia?” suara Jimmy lembut bergerak ke sampingku. “Hei, Ev”.
Hai, Jimmy”, aku mengangkat tangan dari jeans suamiku dan melambai padanya. “David, apakah aku harus tetap terbalik?'
Ah, benar. Ini adalah malam kencan”, suamiku mengumumkan.
mengerti”, Ujar Mal. “ayo Jimmy. Kita akan pergi mencari Benny-boi. Dia pergi ke tempat jepang-jepangan itu untuk bersenang-senang”.
baiklah”, sneaker Jimmy berjalan ke pintu. “sampai nanti, semuanya”.
Bye!” aku memberinya lambaian tangan lagi.
Malam, Evvie”, Mal pergi juga dan pintu menutup dibelakang mereka.
akhirnya sendirian”, David menghembuskan napas dan mulai bergerak lagi, disepanjang lorong. Dengan diriku masih diatas pudaknya. “kau suka tempatnya?”
yang bisa aku lihat adalah ini indah”.
itu bagus. Aku akan memperlihatkan sisanya nanti. Pertama dari yang utama, aku butuh masuk ke celana dalammu”.
kurasa itu tak akan muat untukmu”, aku terkikik. Dia menampar bokongku. Kilasan putih panas, kurasa itu lebih mengejutkan dari pada apapun. “Ya tuhan, David”.
hanya memanaskanmu , Funny Girl”. Dia berbelok masuk ke kamar terakhir di ujung lorong, menendang pintu. Tas tanganku di lempar ke kursi, dia melontarkanku ke ranjang king Size. Tubuhku memantul di matras. Darah bergenerungsung di kepalaku, membuat pusing. Aku mendorong rambutku dari wajahku dan bangkit dengan menyangga dengan sikuku.
Jangan bergerak”, ujarnya, suaranya parau.
Dia berdiri di ujung tempat tidur, membuka baju. Pemandangan paling menakjubkan yang ada. Aku bisa melihatnya selalu melakukan ini. Dia mengulurkan tangan dan melepas kemejanya dan aku tahu hingga ke tulang-tulangku, aku bukanlah gadis paling beruntung di dunia. Aku adalah gadis paling beruntung di seluruh alam semesta. Itu faktanya. Bukan karena dia luar biasa indah dan aku satu-satunya yang melihatnya melakukan itu, tapi cara dia mengawasiku dengan mata yang redup sepanjang waktu. Nafsu ada disana, tapi juga ada banyak cinta.
kau tau seberapa sering aku membayangkanmu berbaring di tempat tidur itu pada seminggu terakhir”, dia melepas sepatu bot dan kaus kakinya, membuangnya ke samping. “beberapa kali aku hampir menghubungimu bulan lalu”.
kenapa tidak kau lakukan?”
kenapa tidak kau?” dia brtanya, melepas kancing atas celana jeansnya.
Jangan lakukan itu lagi”.
Tidak. Tidak akan pernah”. Dia merangkak ke tempat tidur , mengeluskan tangannya di otot betisku. Sepatuku melayang dan jari-jarinya menyelinap ke bawah rokku, meregangkannya. Tanpa memutus kontak mata, dia menurunkan boyshortku. Dia jelas tak tertarik memeriksa celanaku. Pria itu memiliki prioritas. “katakan kau mencintaiku”.
aku mencintaimu”.
aku amat sangat merindukan rasamu”, tangannya yang besar memisahkan kakiku, mengeksposku dalam tatapannya. “aku mungkin akan menghabiskan beberapa hari kedepan diantara kedua kakimu, ya kan?”
oh tuhan. Dia menggesekkan janggutnya di paha dalamku, membuat kulitku meremasng dengan kewaspadaan.
Aku tak bisa berbicara walaupun aku mencoba.
katakan lagi”.
Aku menelan ludah dengan keras, mencoba membuat diriku dalam kontrol kembali.
aku menunggu”.
A-ku mencintaimu”, aku tergagap, suaraku terdengar nyaris tak ada, kehabisan napas. Panggulku hampir copot dari tempat tidur pada sentuhan pertama mulutnya. Setiap inci diriku begitu ketat dan gemetar.
teruskan”, lidahnya membuka bibir seksku, meluncur diantaranya sebelum menggali lebih dalam. Perasaan manis dan tegas dari mulutnya dan sensai jenggotnya yang geli.
aku mencintaimu”.
Tangannya yang kuat meluncur je bawah pantatku menekanku ke mulutnya. “lagi”.
Aku mengerangkan seseuatu. Itu pasti sudah cukup. Dia tidak berhenti ataupun berbicara lagi. David menyerangku. Tak ada yang mudah tentang hal itu. Mulutnya membuatku berkerja keras,membuatku melayang tinggi dalam beberapa saat. Simpul dalam diriku menegang dan tumbuh saat lidahnya menjilatku. Aliran listrik menggores tulang punggungku. Aku tak tau kapan aku mulai gemetar. Tapi kekuatan keluar dari tubuhku dan punggungku menyentuh kasur sekali lagi. Aku mengepalkan tanganku di rambutnya, jemariku mencengkram untaian pendek , bergel.
Ketika jantungku sedikit mereda, aku membuka mataku. David berlutut diantara kakiku. Jeansnya telah diturunkan dan ereksinya menyerempet perut rataku. Mata biru gelap menatapku.
aku tak bisa menunggu”.
Tidak, jangan menunggu”. Aku mengencangkan kaitan kakiku di pinggulnya. Satu tangannya tetap di bawah pantatku, mengangkatku tinggi. Dengan tangan satunya , dia membimbing dirinya memasukiku. Dia tidak terburu-buru. Kami berdua setidaknya masih setengah telanjang, dia celananya, dan aku dengan baju atasanku. Tak ada waktu untuk di sia-siakan. Kami terlalu membutuhkan untuk menunggu dan menempekan kulit ke kulit. Lain kali.
Dia masuk dengan begitu lambat sehingga aku tidak bisa bernapas.
Segala yang penting hanyalah perasaan. Dan Tuhan, merasakan dirinya yang tebal dan keras mendorong ke dalam diriku. Keringat di dadanya yang telanjang berkilauan dalam pencahayaan rendah. Otot-otot di pundaknya menyembul dengan lega ketika dia bergerak.
Milikku” ujarnya.
Aku hanya bisa mengangguk.
Dia menunduk menatapku, menatap payudaraku yang yang bergoyang didadaku disetiap tusukannya. Jemarinya mencengkam pinggulku erat. Jemariku mencengkram tempat tidur, mencoba mencoba untuk mencari pegangan sehingga aku bisa balik mendorongnya. Ekspresinya begitu liar, aku dan dia bersama. Segalanya bisa datang dan pergi. Aku menemukan sesuatu yang berharga untuk di perjuangkan.
aku mencintaimu”.
kemarilah”, dia mengangkatku dari kasur, memelukku erat lagi. Kakiku di rangkul di pinggangnya, otot-ototku terbakar karena betapa kerasnya aku bertahan. Aku melingkarkan lengan di lehernya saat dia mendudukkan ku di batangnya.
aku juga mencintaimu”, tangannya meluncur di belakang bagian atas punggungku. Kami bergerak dengan kasar bersama. Napas kami yang panas berbaur menjadi satu. Keringat menjilat kedua kulit kami, kain bajuku melekat di kulitku. Panas semakin bergerak ke bawah di dalam diriku. Tidak membutuhkan waktu lama di posisi ini. Mulutnya menghisap bagian kulit tempat leherku bertemu dengan tubuhku dan aku bergidik di lengannya, mencapai pelepasan lagi. Suara-suara yang dia buat dan cara dia menyebut namaku...aku tak pernah ingin melupakannya. Tidak sesaat pun.
Akhirnya, dia membaringkan kami berdua di tempat tidur. Aku tak ingin membiarkan dia pergi, sehingga dia menutupu tubuhku dengan tubuhnya. Beban tubuhnya menekanku ke tempat tidur, merasakan mulutnya di sisi wajahku. Kami tidak boleh bergerak. Dalam skenario terbaik, kami tetap seperti ini selamannya.
Tapi sebenarnya, aku memiliki sesuatu yang harus aku lakukan.
aku butuh tasku”, kataku, menggeliat di bawahnya.
untuk apa?” dia berdiri dengan menyangga dengan sikunya.
aku harus melakukan sesuatu”.
apa yang lebih penting dari ini?”
bergulinglah”, kataku, sudah mendesaknya ke arah itu.
baiklah. Tapi sebaiknya itu bagus”, dia santai dan membiarkan ku menggulingkannya. Aku berlari menuruni kasur, mencoba menarik kembali rokku pada saat bersamaan. Itu pasti tampak menyenangkan karena David mengejarku dengan giginya yang gemeretakan.
kembali kesini, istriku”, perintahnya.
beri aku waktu sebentar”.
Namaku terlihat bagus di pantatmu”, ujarnys. “tatonya telah menyerap dengan sangat baik”.
Well, Thank you”, aku akhirnya turun dari kasur dan mengatur rok pensilku dengan baik. Dalam sebulan kami terpisah, aku mengabaikan tatoku. Tapi sekarang. Aku senang tato itu ada disana.
rok itu lepaskan”.
tunggu saja”.
atasannya juga. Kita memiliki banyak hal yang harus diperbaiki”.
Ya, sebentar. Aku merindukan pelukan topless kita”.
Dia telah melemparkan tasku ke kursi berlengan beludru berwarna biru di dekat pintu. Siapapun yang mengdekor kondominium ini telah melakukan pekerjaan yang luar biasa. Ini indah. Tapi aku akan memeriksannya nanti. Sekarang aku memiliki hal yang penting untuk dilakukan.
aku membelikanmu hadiah hari ini, setelah kita berbicara di studio”.
itukah yang kau ambil sekarang?'
aku mengangguk, mencari tasku untuk harta karun itu. Bingo. Kotak kecil mewah tepat di tempat aku meninggalkannya. Denagn itu tersembunyi di tanganku, aku berjalan kembali padanya, senyum lebar di wajahku. “Ya, itulah yang ku ambil”.
Apa yang ada di tanganmu?” dia turun dari tempat tidur. Tidak sepertiku, dia menanggalkan celana Jeansnya. Suamiku berdiri di depanku telanjang dan sangat berantakan. Dia menatapku seolah aku adalah segalanya. Selama aku hidup, aku tau aku tak akan menginginkan orang lain.
Evelyn”.
Untuk beberapa alasan aku tiba-tiba malu,canggung. Ujung telingaku memerah.
berikan tangan kirimu”, aku meraih tangannya dan memberikan itu padanya. Dengan hati-hati aku menyematkan cicin platina tebal yang aku beli dengan menghabiskan tabunganku pada sore itu., menyematkannya di buku-buku jarinya yang besar. Sempurna. Aku akan berjalan di sepanjang musim dingin dan membekukan pantatku, dengan senang hati. David lebih berarti bagiku daripada mengganti mobil lama ku yang jelek. Mengingat uang yang sekarang aku dapatkan dari orang tuaku, waktunya tidak cemerlang. Tapi ini lebih penting.
Kecuali cincin itu menetupi huruf E terakhinya dari tato LIVE FREE-nya. Sial, aku tak memikirkan itu. Dia mungkin tak mau memakainya.
Terima kasih”.
Tatapanku melesat ke wajahnya, mencoba menilai ketulusannya. “Kamu menyukainya?”
aku sangat menyukainya”.
sungguh? Karena aku lupa tentang tatomu, tetapi--”
dia membungkamku dengan menciumku. Aku agak menyukai kebiasaan barunya melakukan itu. Lidahnya membelai mulutku dan mataku mulai terpejam, setiap kekhawatiran terlupakan. Dia menciumku sampai tidak ada keraguan yang tersisa tentang bagaimana dia menerima cincinya. Jemarinya sibuk melucuti kancing atasanku, melepasnya dari pundakku. Selanjutnya tali bra ku mengendur.
aku menyukai cincinku”, katanya, bibirnya melayang di atas rahangku dan ke bawah leherku. Selanjutnya dia mulai melepaskan rokku, bergulat denga resleting dan mendorongnya dari pinggulku. Dia tak berhenti sampai aku seperti dia. “aku tak akan pernah melepaskannya”.
aku senang kau menyukainya”.
aku menyukainya. Dan aku butuh kau telanjang sekarang dan menunjukan padamu seberapa banyak aku menyukainya. Kemudian aku akan mengembalikan cincinmu. Aku janji”.
tak perlu terburu-buru”, aku berbisik, melengkungkan leherku untuk memberinya akses yang lebih baik. “kita memiliki waktu selamanya”.
**

SEE YOU IN LAST CHAPTER SOON.  Jangan Lupa follow wattpad akun aku yuli_siska
thank you

Minggu, 01 Juli 2018

LiCK Chapter 21 Part 1





Orang tuaku tidak menyukai dia. Sepanjang makan malam dia mengabaikan kehadiran David. Setiap kali dengan terang-terangan mereka mengabaikannya, aku membuka mulut untuk melawan dan kaki David akan menyikutku dari bawah meja. Dia memberiku sedikit gelengan kepala. Aku akan duduk dan mendidih, kemarahan ku tumbuh saat ini. Segala sesuatu telah bergerak melampaui canggung, meskipun Lauren telah me;lakukan yang terbaik untuk menutupi keheningan.
David untuk bagiannya dia melakukan dengan totalitas, mengenakan kemeja berkancing sampai ke bawah berwarna abu-abu dengan bagian lengan terkancing. Itu menutupi tatonya. Jeans hitam dan boots hitam polos menyempurnakan pakaian -bertemu- orang tua. Mengingat dia menolak untuk berdandan untuk sebuah pesta ballroom penuh dengan bintang Hollywood, aku terkesan. Dia bahkan menata rambutnya yang sekilas tampak seperti James Dean. Pada kebanyakan pria, aku tak menyukainya. David bukan kebanyakan pria. Terus terang, dia tampak sangat luar biasa, bahkan dengan memar yang mulai memudar di bawah matanya. Dan sikap ramah yang dia tunjukan dalam menghadapi prilaku buruk orang tuaku hanya memperkuat keyakinanku padanya. Kebanggaan untukku karena dia memilih bersamaku. Tapi kembali lagi ke percakapan makan malam.
Lauren telah memberi detail sinopsis rencana kelas nya untuk semester mendatang. Ayahku mengangguk dan mendengarkan dengan seksama, menanyakan semua pertanyaan wajar. Nate yang jatuh cinta pada Lauren sungguh di luar mimpi liar orang tuaku. Lauren telah menjadi bagian dari keluarga secara de facto untuk waktu yang lama sekarang. Mereka tidak mungkin lebih bahagia. Tapi lebih dari itu, tampaknya Lauren membuat mereka melihat putra mereka lagi, memperhatikan perubahan dalam diri Nate. Ketika Lauren berbicara tentang pekerjaan Nate dan tanggung jawabnya, mereka mendengarkan.
Sementara itu, David hanya berdiam di sisi lain meja, tetapi aku merindukannya. Ada begitu banyak yang ingin ku bicarakan yang aku bahkan tak tau harus mulai dari mana. Dan bukankah kami sudah membicarakan sebagian besar dari itu semua? Aku memiliki sensasi aneh bahwa ada sesuatu yang salah, sesuatu yang menjauh dariku. David telah pindah ke Portland. Semuanya akan baik-baik saja. Tapi ternyata tidak. Kelas akan segera di mulai kembali. Ancaman dari rencana itu masih menggantung di atas kepalaku.
Ev? Apa ada sesuatu yang salah?” Ayah duduk di salah satu kursi di ujung meja, wajahnya tertarik karena kekhawatiran.
Tidak, Dad” kataku, senyumku lebar dengan gigi terkatup. Belum ada bahasan tentang kegelisahanku padanya. Aku menduga itu telah menorehkan kemarahan gadis yang patah hati atau sesuatu semacamnya.
Ayah mengerutkan kening, mula-mula kepadaku dan kemudian kepada David. “anak perempuanku akan kembali kuliah minggu depan”.
ah, ya”, kata David. “dia telah mengatakan itu, Mr Thomas”.
Ayahku mempelajari David dari atas kacamatanya. “studynya sangat lah penting”.
Sebuah kepanikan yang dingin mencengkramku saat kengerian menggelinding tepat di depan mataku. “ayah. Berhenti”.
Ya, Mr Thomas”, kata David. “aku tak punya niat untuk mengusiknya”.
bagus” ayah menelengkan tangannya di depan David, bersiap-siap untuk memberi kuliah. “tetapi kenyataannya, wanita muda yang membayangkan dirinya di dalam cinta memiliki kecenderungan buruk untuk tidak berpikir”.
Dad-”.
Ayahku mengangkat tangan untuk menghentikan ku. “sejak masih kecil, dia bercita-cita untuk menjadi arsitek”.
Okay”.
bagaiamna saat kau pergi tour, David?” ayahku bertanya , melanjutkan dibalik protesku. “seperti yang pasti kau lakukan. Apakah kau mengharapkan dia meninggalkan semuannya dan hanya mengikutimu?”
itu tergantung pada putrimu, tuan. Tetapi aku tidak berencana melakukan apapun yang mengharuskan dia memilih antara aku dan kuliahnya. Apapun yang ingin dia lakukan, dia mendapat dukunganku”.
dia ingin menjadi arsitek”,ujar ayahku, nada suaranya absolut. “hubungan ini telah banyak merugikannya. Dia mempunyai magang yang di batalkan ketika segala hal tak masuk akal ii terjadi. Ini membuatnya mundur”.
Aku mundur, bangkit dari kursiku. “cukup”.
Ayah memberiku tatapan yang sama bahwa pertama-tama dia akan menangani David, menentang dan tidak menyukai. Dia menatapku seakan dia tidak lagi mengenalku.
aku tak akan membiarkanmu membuang masa depan mu untuk dia”.
Dia?” tanyaku, ngeri mendengar nada suaranya. Kemarahan telah menggenang dalam diriku sepanjang malam, memenuhi diriku. Tak heran aku hampir tak menyentuh makan malam ku. “orang yang anda kasari selama satu jam terakhir? David adalah orang terakhir yang mengharapkanku membuang apapun yang penting bagiku”.
Jika dia peduli padamu, dia akan pergi. Lihatlah kerusakan yang telah dia buat”. Sebuah urat menonjol di sisi dahi ayahku saat dia berdiri juga. Semua orang menyaksikan terdiam. Bisa di katakan aku menghabiskan sepanjang hidupku dengan mengalah. Tapi itu semua tentang hal-hal yang tak penting, tidak juga. Ini berbeda.
Kau salah”.
kamu tidak terkendali”, ayahku menggeram, sambil menunjuk ke arahku.
tidak” kataku pada ayahku. Kemudian aku berbalik dan mengatakan apa yang seharusnya aku katakan sejak lama pada suamiku. “Tidak, bukan. Aku adalah gadis paling beruntung di seluruh dunia”.
Senyum mencerahkan mata David. Dia menghisap bibir bawahnya, mencoba untuk menjaga kebahagian tetap berlangsung di depan wajah marah orang tuaku.
ya aku”, kataku, mengungkapkan semuanya dan bahkan tak memikirkan nya sekali pun.
David mendorong kursinya dan bangkit , menghadapku di seberang meja. janji mencintai dan dukungan tanpa syarat di matanya adalah semua jawaban yang aku butuhkan. Dan dalam satu momen yang sempurna itu, aku tau segalanya akan baik-baik saja. Kami baik -baik saja. Kami akan selalu seperti itu jika kami bersatu. Tak ada satu keraguanpun dalam diriku. Dalam kesunyian, dia berjalan mengitari meja dan berdiri di sisiku.
Raut wajah orang tuaku.... whoa. Mereka selalu mengatakan bahwa yang terbaik adalah merobek semua perban sekaligus, selesaikan dan selesaikan. Jadi aku melakukannya.
aku tak ingin menjadi arsitek”, kelegaan karena akhirnya mengatakannya begitu memuaskan. Aku hampir yakin lututku di pukul. Tak ada jalam mundur, bagaimanapun. David meraih tanganku, meremasnya.
Ayahku hanya berkedip padaku. “kau tidak bermaksud begitu”.
aku takut memang itu maksudku. Itu impianmu, Dad. Bukan aku. Aku seharunya tidak menjalani sejauh ini dengan ini semua. Ini adalah kesalahanku dan aku minta maaf”.
apa yang akan kau lakukan?” tanya ibuku, suaranya meninggi. “membuat kopi?”
ya”.
itu mengerikan. Semua uang yang kami habiskan---” mata ibuku memancarkan kemarahan.
aku akan membayarnya kembali”.
ini gila”, ujar ayahku, wajahnya memucat. “ini tentang dia”.
tidak. Ini tentang diriku, sebenarnya. David hanya membuatku mulai mempertanyakan apa yang sesungguhnya aku inginkan. Dia membuatku ingin menjadi pribadi yang lebih baik. Berbohong tentang ini, mencoba cocok dalam segala rencana mu sekian lama....aku salah melakukan itu”.
Ayahku memelototiku. “kurasa kau harus pergi sekarang, Evelyn. Pikirkan semuanya baik-baik. Kita akan membicarakan ini lagi nanti”.
Kurasa kami akan melakukannya, tapi aku tak akan merubah apapun. Status gadis – baik ku sudah tenggelam.
Kau lupa memberitahunya bahwa apapun keputusannya kau masih akan tetap menyayanginya”. Nathan berdiri, menarik kursi Lauren. Dia menghadap ayahku dengan rahang terkatup. “kami sebaiknya pergi juga”.
dia tau itu”. Wajahnya kacau, ayah berdiri di depan meja.
Nate menggerutu. “tidak. Dia tidak tau. Mengapa menurutmu dia jatuh ke keadaan yang sama sampai sekian lama”.
Mata ayah menjadi lebih dingin. “jadi orang dewasa bukan berarti membalikan punggung dari tanggung jawabmu”.
mengikuti jalan hidupmu bukanlah tanggung jawabku”, ujarku, menolak untuk mundur. Hari-hari ku menurut sudah berakhir. “aku tidak bisa jadi dirimu. Maafkan aku menghabiskan banyak tahun dan begitu banyak uang untuk menyadari ini”.
kami hanya ingin yang terbaik bagimu”, kata Mom, suaranya berat penuh emosi.
aku tau maksudmu. Tapi ini adalah saatnya aku yang memutuskan sekarang”, aku menuju ke suamiku, menggenggam erat tangannya. “dan suamiku tak akan pergi kemanapun. Kalian harus menerimannya”.
Nate berjalan memutari meja, memberi Mom kecupan. “terima kasih untuk makan malamnya”.
suatu hari”, ujarnya, melihat ke arah kami berdua. “ketika kau memiliki anakmu sendiri, kemudian kau akan mengerti betapa sulitnya itu”.
Kata-katanya cukup banyak menyimpulkan segalanya. Ayahku terus menggelengkan kepalanya dan menarik napas. Aku merasa bersalah karena mengecewakan mereka. Tapi tidak cukup buruk untuk membuatku kembali ke jalanku yang sebelumnya. Aku akhirnya mencapai usia dimana aku mengerti bahwa orang tua ku adalah orang biasa juga. Mereka tidaklah sempurna atau maha kuasa. Mereka sama-sama tak sempurna sepertiku. Itu adalah tugasku untuk menilai mana yang benar.
Aku mengambil tas tanganku. Sudah waktunya untuk pergi.
David mengangguk ke arah orang tuaku dan membimbingku keluar. Sebuah Lexus hybrid baru yang mulus dan ramping terparkir menunggu di tepi jalan. Ini bukanlah SUV besar seperti Sam dan pegawai lain gunakan. Yang ini ukurannya lebih user-friendly. Dibelakang kami, Nate dan Lauren naik ke mobil mereka. Mom dan Dad berdiri di pintu rumah yang terbuka, siluet gelap menutupi cahaya di belakang mereka. David membukakan pintu untukku dan aku naik ke kursi penumpang.
aku minta maaf untuk ayahku. Apakah kamu kesal?” tanyaku.
Tidak”. Dia menutup pintuku dan berjalan ke sisi pengemudi.
Dia mengangkat bahu. “dia adalah ayahmu. Tentu saja dia akan khawatir”.
kupikir kau mungkin telah lari ke perbukitan sekarang dengan semua drama”.
Dia menyalakan mesin dan berjalan keluar ke jalanan. “apakah kau sungguh berpikir begitu?'
tidak. Maaf, itu adalah hal tolol untuk dikatakan”. Aku menatap lingkungan lama ku yang terlewat, taman tempatku bermain dan jalur yang ku lalui ke sekolah. “Jadi aku adalah mahasiswa DO”.
Dia memberiku tatapan penasaran. “bagaimana rasanya?”
Tuhan, aku tak tau”.aku mengaitkan tanganku, menggosok keduanya bersamaan. Menggelikan. Jari-jari kaki dan tanganku terasa geli. Aku tak tau apa yang aku lakukan”.
apakah kau tau apa yang ingin kau lakukan?”
tidak. Tidak juga”.
tapi kau tau apa yang tidak ingin kau lakukan?”
Ya”, jawabku dengan pasti.
jadi itu adalah titik awalmu”.
Bulan purnama menggantung berat di langit. Bintang-bintang bersinar. Dan aku baru saja membalikkan seluruh eksistensiku. Lagi. “kau sekarang resmi menikah dengan seorang mahasiswa putus kuliah yang membuat kopi untuk mencari nafkah. Apakah itu mengganggumu?'
sambil menghela napas, David menyalakan sen dan menepi di depan deretan rumah pinggiran kota yang rapi. Dia mengambil salah satu tanganku, menekannya dengan lebut di kedua tangannya. “jika aku ingin keluar dari band, apakah itu mengganggumu?”
tentu saja tidak. Itu adalah keputusanmu”.
jika aku ingin menyumbangkan seluruh uangku, apa yang akan kau katakan?”
aku mengangkat bahu. “kau yang menghasilkan uang, itu pilihanmu. Kurasa kau harus ikut tinggal denganku. Dan akan kuberitahu padamu sekarang, apartemen yang akan kita miliki hanya dengan gajiku akan sangat kecil, amat sangat kecil. Hanya untuk kau tau saja”.
tetapi kau akan tetap mengajakku?”
tak perlu ditanya”, aku menutupi satu tangannya dengan tanganku, butuh untuk meminjam sedikit kekuatannya. “terima kasih karena berada disana malam ini”.
Kerutan kecil berjajar di mata birunya yang sempurna. “aku bahkan tak mengatakan apapun”.
kau tak harus melakukannya”.
kau memanggilku, suamimu”.
Aku mengangguk, jantungku tercekat di tenggorokanku.
aku tidak menciummu di studio hari ini karena rasanya masih ada terlalu banyak yang harus diselesaikan antara kita. Itu tidak terasa benar. Tapi aku ingin menciummu sekarang”.
please”, kataku.
Dia membungkuk ke arahku dan bertemu dengannya di tengah-tengah. Mulutnya menutupi bibirku, bibirnya hangat, kuat , dan familier. Satu-satunya yang aku inginkan atau butuhkan. Tangannta menangkup wajahku, memelukku. Ciuman itu manis dan sempurna. Itu adalah janji, yang tak akan rusak saat ini. Kami berdua belajar dari kesalahan kami, terus belajar sepanjang hidup kami. Itulah pernikahan.
Jari-jarinya bergeser ke rambutku dan aku mengelus lidahnya. Rasa dia sama pentingnya seperti udara bagiku. Rasa tangannya di diriku adalah sebuah janji akan segala sesuatu yang akan datang. Apa yang dimulai sebagai penegasan berubah menjadi lebih cepat. Rintihan yang keluar dari dirinya. Persetan. Aku ingin mendengar suara itu sepanjang hidupku. Tanganku meringsek ke kemejanya, mencoba untuk menariknya lebih dekat. Kami memiliki waktu serius untuk menebusnya.
kita harus berhenti”, dia berbisik.
harus?” aku bertanya, di sela napas terengah-engah.
sayangnya”, dia tertawa kecil, menyenggolkan ujung hidungnya dengan hidungku. “segera, my luckiest fucking girl in the world. Segera. Apakah kau sungguh harus melemparkan kata “fucking” disana?'
aku sungguh melakukannya”.
orang tuamu sungguh siap untuk memiliki anak kucing”.
aku minta maaf atas cara mereka memperlakukanmu”. Aku mengusapkan jemariku di atas rambut pendek di sisi kepalanya, merasakan rambutnya.
aku bisa ,menanganinya”.
kau tidak harus melakukannya. Kau tak perlu melakukannya. Aku tak akan diam saja dan---”.
Dia menutup ocehanku dengan menciumku. Tentu saja berhasil. Lidahnya memainkan gigiku, menggodaku. Aku membuka sabuk pengamanku dan merangkak ke pangkuannya, butuh lebih dekat. Tidak ada yang mencium seperti David. Tangannya turun ke bagian bawah atasanku, membentuk lengkungan di dadaku. Ibu jarinya membelai putingku. Hal-hal buruk itu begitu berat dan menyakitkan. Ngomong-ngomong aku bisa merasakan ereksi David, menekan pinggulku. Kami terus mengunci bibir kami sampai sebuah mobil penuh anak-anak lewat, klakson meraung. Rupanya sesi bercumbu kami agak terlihat dari jalan meskipun ada jendela berkabut.
Segera”, janjinya, napasnya yang kasar di leherku. “Fuck, menyenangkan berduan denganmu. Ini intense. Tapi aku bangga padamu karena telah berjuang untuk dirimu. Kau melakukan dengan baik”.
Terima kasih. Kau pikir apakah kita akan mengerti ketika kita memiliki anak seperti apa yang dikatakan Mom?”
dia menatap ke arahku, wajahnya yang indah dan matanya yang serius luarbiasa familiar hingga aku bisa menangis.
kita tidak pernah membicarakan tentang anak-anak”, ujarnya. “apakah kau menginginkan mereka?”
suatu saat nanti. Kamu?”
suatu saat nanti, yeah. Setelah kita memiliki waktu beberapa tahun untuk kita berdua”.
terdengar bagus”, ujarku. “kau akan menunjukam kondo milikmu?”
milik kita. Tentu saja".


Bisakah tinggalkan jejak kalian di Comment, so I know who you are.  thank you

STUCK UP SUIT Chapter 8

GRAHAM AKU TIDAK MENDENGAR KABAR NYA SEPANJANG HARI di hari sabtu, dan tidak seperti yang aku harapkan juga. Soraya Venedetta san...