Dia sudah akan naik ke atas panggung dan namanya sudah di gaung- gaungkan di mikropone saat para kerumunan berubah menjadi liar. “Sekali lagi, Ladies n Gentlement, Riptide!”.
Aku masih belum pulih dari efek melihat dia dari dekat, dan aliran darahku sudah membawa berbagai rasa yang aneh, ceria, dan hal- hal kecil yang panas. Begitu dia datang dengan berlari menyusuri lorong lebar antara tribun , dalam jubah berkerudung merah, nadiku melonjak, perutku mengepal, dan aku merasakan dorongan putus asa yang mengerikan untuk melarikan diri kembali kerumah ku.
Pria itu terlalu berlebihan untukku. Terlalu Jantan. Terlalu banyak maskulinitas dan aura binatang yang murni. Saat itu semua di satukan, dia seperti sex on stick dan setiap wanita di sekelilingku berteriak lantang tentang bagaimana inginnya mereka menjilati dia.
Remington naik panggung dan menuju ke sudut nya. Dia menyentak jubahnya, mengekspos semua otot- ototnya dan melenturkannya, dan menyerahkan jubahnya ke seorang pria muda berambut pirang yang tampaknya akan membantu si Pelatih botak.
“Dan sekarang, aku persembahkan, The Hammer!”.
Hammer bergabung dengannya di Panggung, dan Remington tersenyum malas. Dan tatapannya spontan langsung mengarah ke arahku- dan aku menyadari dia sangat tau , sangat- sangat tau, dimana aku duduk malam ini. Masih dengan senyumnya- senyum yang menunjukan bahwa aku adalah penyebab semua senyumannya. Dia mengacungkan satu jari ke udara menuju ke The Hammer dan kemudian menunjuk ke arahku seolah mengatakan. “ Ini semua untukmu”.
Perutku Mencelos.
“Sial, dia membunuhku. Kenapa dia melakukan itu? Dia begitu Dominan, aku tak bisa tahan!
“Melanie, sadarlah!” desisku, kemudian duduk kembali ke kursi ku dengan lemas, karena dia membunuhku juga. Aku tak tau apa yang dia inginkan dariku, tapi aku terikat dalam sebuah simpul karena aku tak pernah berharap bahwa aku akan menginginkan sesuatu yang sangat seksual dan sangat pribadi darinya juga.
Sebuah ingatan yang menggelitik saat aku berdiri dekat dengan dia semenit yang lalu ,merasuki diriku, tapi bell tanda pertandingan berbunyi dan menyentakku. Para petarung saling berhadapan, dan Remy menghindar ke satu sisi saat Hammer membuat sebuah ayunan bodoh, dan diikuti dengan sebuah langkah dungu. Setelah sisi Hamer tampak nya terbuka, Remington mengahajarnya dari arah kiri dan meninju rusuknya.
Mereka terpental berlawanan, dan Remington bertingkah sombong , dan membuat Hammer geram. Dia berbalik ke arahku, lalu menunjuk The Hammer, dan kemudian padaku lagi sebelum serudukan keras menghantamnya dan membuatnya terpental ke net belakang dan membuatnya jatuh berlutut, menggelengkan kepalnya untuk berdiri lagi. Otot seks ku mengepal tiap kali dia memukul lawannya, dan jantung serasa copot setiap kali lawannya mengembalikan pukulan.
Sepanjang malam, dia melalui beberapa pertarungan seperti ini. Setiap kali dia di umumkan menjadi pemenang , dia memadang ke arahku dengan senyum puas, seolah- olah dia ingin aku tau bahwa dia adalah orang yang paling mendominasi disini. Seluruh tubuhku bergetar saat aku melihat tubuhnya bergerak, dan aku tak dapat berhenti membayangkannya. Aku membayangkan pinggulnya bergulir di tubuhku, tubuhnya dalam tubuhku, daging dengan daging. Selama beberapa putaran terakhir, dia menampilkan tampilan yang penuh maksud di wajahnya, dan helaan nafas di dadanya bertenaga dan keringat yang berkilau.
Tiba- tiba, aku tak pernah menginginkan sesuatu begitu banyak dalam hidupku.
Aku ingin menggila lagi, bungee, lari jarak jauh kembali, bahkan jika itu hanya dalam artian harfiah. Semua kencan yang tak pernah aku alami, karena aku mengikuti pelatihan untuk sesuatu yang tak pernah terjadi. Aku tak berkendara karena takut akan mematahkan tulangku yang pada akhirnya patah juga. Tidak pernah mabuk. Menjaga nilai- nilai ku sehingga aku bisa tetap di lintasan. Remington Tate adalah sesesuatu yang belum pernah, pernah aku alami, dan aku memiliki kondom terselip di tas ku dan tiba- tiba aku sangat tau mengapa aku meletakkannya di situ. Aku ingin menyentuh dadanya yang indah, aku ingin merasakan tangannya di tubuhku, dan kemungkinan aku akan orgasme beberapa detik setelah dia menghujamku.
Ini adalah foreplay paling intense yang pernah aku rasakan dan tiba- tiba aku ingin ini lebih dari sekedar permainan. Aku ingin ini terjadi malam ini.
Saat dia menang untuk kesepuluh kalinya dan sekarang adalah final, aku merasakan tatapannya padaku lagi, dan aku hanya bisa membalas tatapannya, membuatnya tau bahwa aku menginginkan dia. Dia tersenyum padaku, dengan penuh peluh dan dengan mata biru yang berkilauan sombong dan menunjukan lesung pipinya. Dia meraih tali di bagian atas ring, dia dengan mudah mengayunkan tubuhnya ke atas dan menapak tepat di lorong sebelah ku.
Melanie membeku di sampingku saat tubuh seperti di pahat dan dengan kilau kulit kecoklatan itu mendekat.
Tak ada keraguan akan tujuannya.
Aku menahan napas sampai aku merasa seakan paru- paruku akan meledak, aku berdiri dengan kaki goyah karena aku benar- benar tidak tau harus berbuat apa lagi. Para kerumunan mengaum dan wanita di belakangku berteriak.
“Cium Jantungnya, Woman!”
“Ayolah, Girl!”
dia menunjukan lesung pipinya padaku dan aku tetep menunggu tangannya saat dia membungkuk, aku hampir bisa merasakan bagaimana rasa tangan itu di tubuhku saat terakhir kali yang lalu, besar, aneh, dan sedikit luarbiasa saat tangannya hampir menelan wajahku. Aku sudah sekarat. Sekarat karena keinginan. Dengan kerapuhan, dengan antisipasi.
Sebaliknya, dia menundukkan kepala berambut hitammnya dan berbisik di pelipisku dan satu- satunya yang menyentuhku adalah nafasnya, tubuhku bermandikan panas saat suara kasar itu bergemuruh di telingaku. “duduklah tegak. Aku akan mengirim seseorang untuk menjemputmu”.
Dia tersenyum lalu mundur saat para kerumunan mulai berteriak dan ia memanjat ke dalam ring, meninggalkanku berkedip setelah kepergian dia. Dibutuhkan satu menit untuk wanita di sampingku untuk bernafas kemabali. “Ya Tuhan, Ya Tuhan Ya Tuhan, Ya Tuhan Ya Tuhan Ya Tuhan Ya Tuhan sikunya menyentuhku, sikunya menyentuhku!”
“RIPTIDE, PEOPLE!” si penyiar berteriak.
Lututku melemas, dan aku jatuh ke kursiku, ringan seperti krim kocok, dan menggenggam tanganku erat agar tidak bergetar. Otakku meleleh aku bahkan tak bisa memikirkan tentang bagaimana dia turun dari ring dan berbisik dekat dengan telingaku , dalam suaranya yang luar biasa sexy, bahwa dia akan mengirim seseorang untukku. Hanya mengingat itu membuat jari – jariku mengerut. Melanie hanya menganga dan Pandora serta Kyle hanya menatapku seakan aku adalah wanita suci yang membuat binatang liar berlutut.
“Apa yang dia katakan?” Guman Kyle.
“Oh Tuhan “ kata Melanie, memekik dan memelukku. “Brooke , Cowok itu panas untukkmu”.
Wanita disampingku menyentuh bahuku dengan tangan gemetar. “Apakah kau mengenalnya?”.
Aku menggelengkan kepalaku, aku tau tau bagaimana aku harus menjawab. Semua yang aku tau adalah dari kemarin hingga sekarang, tak ada satu detikpun tanpa aku memikirkan dia. Semua yang aku tau aku benci dan juga menyukai cara dia membuatku merasa, dan cara dia menatapku mengisi diriku dengan keinginan.
“Miss Dumas”, sebuah suara berkata, dan aku mendongakkan kepalaku ke dua pria dalam pakaian hitam yang berdiri diantara ring dan diriku. Kedua nya tinggi dan ramping, yang satu pirang dan yang satunya lagi keriting coklat. “aku Pete, PA nya Mr Tate,” si keritin berkata “ dan ini adalah Ryley. Dia adalah pelatih kedua. Kuharap kau akan mengikuti kami, Please, Mr Tate ingin mengatakan sesuatu padamu du kamar hotelnya”.
Saat pertama, aku bahkan tak mengenali siapa itu Mr Tate. Dan kemudian mengerti saat kata bercetak tebal, merah dan panas menyabarku. Dia menginginkan mu di kamar hotelnya. Apakah kau menginginkan dia? Apakah kau ingin melakukan ini? Sebagian dari diriku sudah melakukan semua itu sebanyak sepuluh cara sampai senin ini di pikiranku ketika sebagian dari diriku yang lain tak ingin bergerak dari kursi tolol ini.
“temanmu bisa ikut bersama kita”, si pria pirang mengatakannya dengan suara yang ramah, dan dia memberi signal kepada trio yang terpaku itu.
Aku lega. Aku pikir. Sheess, aku bahkan tak tau apa yang ku rasakan.
“Brooke, ayolah, ini Remington Tate!” Melanie mangangkutku dengan paksa dan mendesakku untuk mengikuti para pria itu dan pikiranku mulai saling menyalip denga kecepatan penuh, karena aku tak tau apa yang akan ku lakukan saat aku bertemu dengan dia. Jantungku memompakan adrenalin dengan kegilaan karena di tuntun keluar dari Underground, menuju ke hotel di seberang jalan, kemudian naik elecator menuju “P”.
Lonjakan kegugupan beriak dalam diriku saat suara ping lift berbunyi saat mencapai lantai atas dan aku merasakan hal yang sama seperti saat aku akan berkompetisi. Aku merasakan seperti menaiki Rollercoaster saat membayangkan tubuh pria itu berada di dalam tubuhku dan aku tiba-tiba berada dekat dengan puncak dimana itu semua akan menjadi kenyataan. Perutku mengepal karena pikiran
menggembirakan itu . One- Night stand aku datang....
“Please, katakan padaku kau tidak akan melakukan itu dengan pria ini,”, Kyle memberitahuku, keningnnya mengernyit khawatir saat pitu geser terbuka. “ini bukanlah dirimu, Brooke. Kau adalah orang yang jauh bertanggung jawab daripada ini”.
Begitukah?
Apakah sungguh aku begitu?
Karena malam ini aku merasa gila. Gila akan nafsu dan adrenalin dan dua lesung pipit yang seksi itu.
“aku hanya akan berbicara dengannya”, aku memberitahu temanku, tapi bahkan aku pun tak yakin dengan apa yang ku lakukan.
Kami mengikuti dua pria besar menuju ke bagian utama sebuah suite yang besar. “Teman-teman mu bisa menunggu disini,” kata Riley, menunjuk ke meja bar yang terbuat dari batu granit besar. “silahkan ambil sendiri minumannya”.
Saat teman- temanku berduyun – duyun menuju botol alkohol mengkilap, sebuah pekikan keras keluar dari mulut Melanie, dan Pete memberi isyarat padaku untuk mengikuti dia. Kami melewati suite dan berjalan menuju kamar tidur utama, dan aku melihat dia duduk di bangku dekat kaki tempat tidur. Rambutnya basah, dan dia memegang paket gel untuk rahangnya. Penampakan pria jantan yang sedang mengobati lukanya setelah dia berulang kali menghajar lawannya entah bagaimana terlihat sangat seksi bagiku.
Dua wanita asia berlutut di tempat tidur di belakangnya, masing- masing dari mereka menggosok bahunya. Sebuah handuk putih melingkar di pinggangnya, dengan tetesan air masih mengalir di kulitnya. Tiga botol kosong Gatorade telah terlempar ke lantai, dan dia masih memegang satu lagi di tangannya. Dia menyingkirkan paket gel dari atas meja dan dan menghabiskan Gatorade yang terakhir. Cairan biru sewarna dengan matanya, dia menghabiskannya dalam satu tegukan, lalu dia melemparkan botolnya ke samping.
Aku terpesona saat otot-ototnya yang kaku mengeepal dan melemas di bawah jari- jari wanita itu. Aku tau pijatan adalah hal yang normal setelah latihan intens, tapi yang aku tak tau , dan tak aku mengerti, adalah mengamatinya membuat suatu pengaruh pada diriku.
Aku tau bagaimana bentuk tubuh manusia. Aku menghormati itu. Itu adalah tempat perlindunganku selama enam tahun, ketika aku memutuskan bahwa itu adalah karir baruku, ketika aku menyadari aku tak akan bisa berlari lagi. Dan sekrang, jari- jariku gatal ingin menyelediki tubuhnya, menekannya, dan melemaskannya, dan bergerak lebih dalam di setiap ototnya.
“apakah kau menikmati pertarungannya?” dia mengamatiku dengan sedikit senyum sombong , matanya berbinar, seakan dia tau bahwa aku menyukainya.
Itu adalah cinta dan benci bagiku, melihatnya di dalam ring. Tapi aku tak bisa memujinya setelah mendengar lima ratus orang berteriak mengatakan bagaimana hebatnya dia, jadi aku hanya mengangkat bahu. “kau membuatnya menarik”.
“apa cuma itu?”.
“Ya”.
Dia tampaknya kesal karena dia tiba- tiba menyentakkan bahunya untuk menghentikan si terapis pijat. Dia berdiri dan memutar bahu bidangnya, dan kemudian menelengkan lehernya ke satu sisi kemudian ke sisi yang lain. “tinggalkan aku”.
Kedua wanita itu memberiku senyuman dan kemudian pergi, dan secepat itu pula aku hanya sendirian bersama dia, napasku terhenti.
Berada di tembat besar ini, di kamar hotelnya, dan tiba- tiba aku merasa cemas. Kulit kecoklatannya, jari- jari panjang nya siaga di sisinya, dan rasa ingin yang terburu- buru merasuki diriku saat aku membayangkan jari – jari itu berjalan diatas kulitku.
Tubuhku bergetar, dan dengan usaha yang keras aku menatap wajahnya dan melihat dia menatapku dalam diam. Dia menggeretakkan buku jari- jarinya dengan satu tangan diatas jari- jarinya, kemudian melakukan hal yang sama dengan yang lain.. dia tampak gelisah seakan dia belum menghabiskan energinya untuk menghajar setengah lusin pria di Underground tadi. Seakan dia dengan mudah bisa bertarung beberapa putaran lagi.
“Pria yang bersamamu,”, katanya, meregangkan jari- jarinya yang terbuka di sisi tubuhnya seakan mencoba untuk mendapatkan beberapa aliran darah, matanya mengamatiku. “apakah dia pacarmu?”.
Jujur saja aku tak tau apa yang aku harapkan dengan datang kesini, tapi itu mungkin saja sesuatu yang mengarah langsung ke ranjangnya. Aku sangat bingung dan juga sedikit cemas. Apa yang dia inginkan dariku? Apa yang ku inginkan dari dia?
“Bukan, dia hanya teman”, jawabku.
Matanya mengarah ke jari manisku. “tak ada suami?”.
Sebuah getaran aneh menjalar di pembuluh darahku, langsung ke kepalaku, dan aku merasa pusing akan wangi minyak pijat yang mereka gososkan pada dia. “tidak ada suami sama sekali”.
Dia mempelajariku dalam waktu yang lama, tapi bukan nafsu seperti diriku, sungguh perasaan yang memalukan. Dia hanya melihatku dengan setengah tersenyum di tempatnya,dan dia tampaknya sungguh- sungguh memperhatikan apa yang ku katakan. “kau magang di sebuah sekolah privat rehabilitasi untuk para atlet muda?”.
“kau menyelidiki ku?”.
“sebenarnya, kami yang melakukan”, terdengar dua suara yang tak asing dari pria yang mengantarku kesini, dan saat mereka masuk kembali ke ruangan, Pete membawa Map dan menyerahkan ke Riley.
“Miss Dumas”, sekali lagi Pete , dengan rambut keriting dan dan mata coklat yang lembut , berbicara padaku, “aku yakin anda pasti bertanya- tanya mengapa anda di sini, jadi kami akan menjelaskannya sekarang. Kami akan meninggalkan kota dalam dua hari, dan aku takut tak ada waktu untuk melakukan sesuatu dengan berbeda. Tate ingin mempekerjakanmu”.
Aku menatap sejenak, tercengang, dan terus terang, sangat kebingungan.
“apa itu, tepatnya, yang menurutmu aku lakukan?” sebuah kerutan tercetak di wajahku. “aku bukanlah seorang wanita bayaran”.
Pete dan Riley keduanya tertawa terbahak- bahak, tapi Remington tetap dalam keheningan yang mengkhawatirkan, dan perlahan- lahan menatap kembali ke arah bangku.
“kau ikut bersama kami, Miss Dumas. Ya, ku akui ketika kita berpergian, kami merasa itu sah- sah saja untuk menyediakan satu atau beberapa teman special nya Tate, untuk kalau boleh ku katakan untuk mengakomodasi kebutuhan nya baik sebelum atau sesudah pertarungan”, pete tertawa sambil menjelaskan.
Alis kiri ku terangkat. Sungguh aku menyadari bahwa hal ini biasa bagi atlet.
Aku harus bertanding dan aku tau itu. Baik setelah atau sebelum pertandingan, seks adalah cara alami dan bahkan menyehatkan untuk menghilangkan stres dan membantu performance. Aku kehilangan keperawanan ku di uji coba olimpiade yang sama dengan dimana lutut ku cedera, dan aku kehilangan keperawananku kepada pelari laki- laki yang sama gugupnya denganku. Tapi cara para pria ini berbicara tentang “kebutuhan” Mr Tate dengan begitu santai, rasanya tiba- tiba begitu pribadi, pipiku terbakar rasa malu.
“Orang seperti Remington mempunyai persyaratan yang sangat khusus seperti yang kau duga, Miss Dumas”. Riley, pria berambut pirang yang tampak seperti perselancar , terus menjelaskan. “tapi dia sudah sangat spesifik pada fakta bahwa dia sudah tidak lagi tertarik dengan teman- teman Yang kami sediakan untuknya dalam perjalanan. Dia ingin fokus pada apa yang penting, dan sebagai gantinya, dia ingin kau berkerja untuk dia”.
Perutku mengepal saat aku melirik Riley, kemudian Pete, dan kemudian Remington, yang rahangnya sekarang tampak lebih persegi di banding terakhir kali aku ingat, seakan terbuat dari batu granit yang paling cantik yang pernah di temukan di dunia.
Tak ada cara bagiku untuk tau apa yang dia pikirkan, tetapi walaupun dia tak lagi tersenyum, matanya tetap menyala dengan kenakalan.
Wajahnya sedikit bengkak di sisi kiri dan naluri perawat ku sungguh ingin untuk mengambil gel itu dan mengoleskannya ke rahangnya lagi. Sialan, di pikiranku, aku sudah mengoleskan salep di luka kemerahan di tengah bibir bawahnya. Aku menjadi terlalu terlarut dalam pikiran- pikiran ku, menyadari bahwa aku tidak percaya diri terhadap seseorang yang kuat dan menarik seperti dia. Aku masih, masih, merasa aneh mengetahui aku berada satu ruangan yang sama dengan dia.
Pete mengulurkan sebuah folder. “ kau magang di Akademi Militer Seattle di bagian rehabilitasi kecelakaan olahraga untuk siswa kelas menengah mereka dan kami mengetahui bahwa baru lulus dua minggu yang lalu. Kami siap untuk menyewa jasa mu yang akan mencakup durasi delapan kota yang tersisa dalam tur dan Mr Tate akan mempertimbangkan untuk kompetisi mendatang. Kami akan sangat murah hati dengan gajimu. Ini adalah kesempatan yang sangat bergengsi dengan mengikuti perjalanan seorang atlet dan ini akan sangat mengesankan di resume manapun. Bahkan memungkinkan untuk menjadi seorang agent bebas, jika , di masa depan, kau memutuskan untuk berhenti”, kata Pete.
Aku merasakan diriku berkedip beberapa kali.\
aku sudah banyak melamar pekerjaaan, tanpa ada panggilan wawancara sampai sekarang. Sekolah dimana aku magang menawariku untuk kembali kesana ketika kelas di mulai di bulan agustus, jadi setidaknya aku masih punya pilihan. Dan ini, meskipun, baru satu bulan berlalu, dan kegelisahan memiliki gelar tapi tidak memiliki apapun untuk di lakuakan, menggerogoti diriku.
Tiba- tiba aku menyadari mata semua orang mengarah padaku dan aku sangat menyadari mata Remington.
Pada ku.
Pikiran tentang bekerja dengannya setelah berhubungan sex dengan dia di kepalaku membuatku mual.
“aku harus berpikir tentang hal itu, aku tidak benar- benar mencari sesuatu yang berjangka panjang di Seattle”. Aku meliri padanya dengan ragu- ragu, dan juga pada dua orang lainnya. “sekarang jika hanya itu semua yang kalian ingin bicarakan denganku, aku akan lebih baik pergi. Aku akan meninggalkan kartu ku di bar mu”.
“jawab aku sekarang “, tukasnya.
“apa?”.
Ketika aku berbalik dia menegakkan kepalanya, dan mengunci pandanganku dan kilau matanya tak lagi main- main. “aku sudah menawarkan pekerjaan dan aku ingin jawaban”.
Hening. Kami saling menatap, mata biru -Devil dan mataku dan saling bertukar pandangan yang rumit. Aku tak bisa memutuskan apakah ini hanya saling menatap atau lebih. Sesuatu yang terasa seperti hidup, bernapas di dalam diriku, nyala api saat aku menatap kedalam matanya, dan cara dia balas menatapku dengan mata yang teramat intens.
Baiklah kalau begitu. Persetan dengan hawa nafsu tolol. Aku lebih membutuhkan pekerjaan inii. “aku akan berkerja untukmu dalam waktu tiga bulam yang tersisa dari tur mu jika itu sudah termasuk dengan kamar, penerbangan, dan transportasiku, menjamin referensi bagi aplikasi pekerjaan ku masa depan”.
Ketika dia hanya menatap, aku berbalik , tampaknya dia ingin berpikir tentang hal itu. Suaranya menghentiukan ku lagi.
“baiklah”, dia mengangguk penuh arti, dan kepala ku berputar seakan tak percaya.
Dia memperkerjakanku?
Aku menerima dia sebagai pekerjaan pertamaku?
Perlahan- lahan, meraih handuk ke pinggang, agar tidak terurai, remington berdiri dan melihat anak bbuahnya. “tapi aku ingin perjanjian diatas kertas bahwa dia tidak akan pergi hingga tur selesai”.
Otot- ototnya mengembang dengan cara yang berusaha keras tidak aku lihat, dia menggulung handuknya kembali ke posisi semula dan mulai menghampiriku, dan sekali lagi, dia terlihat seperti kucing dan predator yang sedang mendekati mangsa, senyum percaya ditinya, justru membuat dia dua kali lipat lebih ganas. Ini adalah senyum yang seakan dia tau bahwa dia meresahkanku. Dan sial, apakah dia sedang mengganggu ketenanganku. Aku melihat sepanjang enam kaki dari otot murni yang berjalan berkilauan di kulitnya yang berminyak licin, dan delapan pack yang secara fisik tidak mungkin , tapi bagaimana bisa aku meragukan itu, jika itu memang benar- benar ada? Tuhan.
Jantungku seakan menendang saat dia menelan tanganku dengan tangannya yang besar dan menundukkan kepalanya untuk melihat langsung ke arahku. Bisiknya, sementara dia meremas ku dalam genggamannya yang kuat dan sentuhannya bagaikan sengatan listrik yang menjalar pada diriku. “kita memiliki kesepakatan, Brooke”.
Ku rasa aku baru saja pingsan.
Dia melangkah mundur, dan senyumnya menyambarku, mengisiku dengan ribuan megawatt energi. Dan kemudian dia menuju ke anak buahnya. “ siapkan dokumennya besok dan antar dia pulang hingga selamat sampai di rumah”.
**
melanie bangkit dari bar secepat dia melihatku, matanya melebar dengan rasa ingin tau. Ku rasa aku baru saja melihat dia mendorong miniatur botol rum kedalam clutch nya. “apa yang terjadi? Apakah cuma sex kilat? Ku pikir pria itu memiliki stamina yang lebih dari itu”, katanya dengan kekesalan murni.
“Dude, dia baru saja menyingkirkan sepuluh orang pria seukuran beruang grizzly. Tentu saja dia selesai dengan cepat”, kata Kyle, satu- satunya dari tiga orang itu yang tanpa minuman di tangan.
“Guys, Relax, aku tidak melakukan itu dengan dia”. Aku menggelengkan kepalaku dan hampir tertawa melihat ekspresi sedih di wajah Mel. “tapi aku mendapat pekerjaan selama musim panas”.
“apaaa?”.
Aku bahkan belum sempat bercerita rinci pada teman- teman ku saat dua orang suruhan Remington mengapit ku. “Sudah siap, Miss Dumas?”.
“Brooke, Please”. Aku merasa konyol jika di panggil dengan “Miss Dumas”, teman- temanku mungkin tak akan berhenti mengejek ku dengan panggilan itu di kemudian hari. “Sungguh, tak perlu melakukan ini. Tidak perlu mengikutiku kemana saja”.
“Riley melemparkan kepala pirangnya, senyumnya miring. “Percayalah, baik Pete maupun aku tidak akan tidur malam ini jika kami tidak yakin kau berada di rumah dengan selamat”.
“Well, halo yang disana. Kurasa kita belum berkenalan dengan benar”. Kata Mel, suara lembut, mata berkilau pada Riley dengan pupil melebar dan segalanya. Lalu dia berlanjut kepada Pete dengan mempesona. “dan siapa kau?”,
sambil mengerang, aku segera memperkenalkan mereka, kemudia mengambil salah satu lengan dari para gadis- gadis itu dan menariknya menuju lift dan kemudian ke mobil kyle, jantungku masih menendang keras di tulang rusukku.
Mereka semua tercurah ke dalam keseluruhan “pengalaman”ini kecuali Kyle.yang tampak cemberut karena dia harus duduk di belakang.
“itu adalah salah satu wawancara teraneh. Di kamar hotel sialan?”.
“Ceritakan tentang hal itu” Harga diriku sebagai wanita serasa tertusuk karena jauh di dalam sana aku menyakinkan diriku bahwa pria ini ingin tidur dengan ku. Sebaliknya, dia malah menawarkan ku pekerjaan? Tidak buruk, tapi benar- benar tak terduga, tepatnya.
Kurasa aku punya sensor yang rusak,dan mungkin dia juga adalah orang yang harus di salahkan juga.
“aku merasa seperti orang penting melihat mereka mengekori kita”, mel memberitahu kami beberapa menit kemudian, , dan dia membuka ponselnya lalu mengambil gambar.
“aku mentweet tentang ini”.
“ingatkan aku untuk jangan lagi pergi denganmu”, aku mengerang, tapi aku sangat gelisah, aku tak bisa menahan diri. Mata birunya, lesung pipinya. Bahunya yang bidang, kulit bagaikan perunggu yang licin dan berkilau. Tapi tidak ada sex.. tentunya tak ada sex dengan dia sekarang.
“apa yang kau pikirkan dengan membuat kesepakatan dengan orang- orang ini?” Mel ingin tau.
“aku tidak tau. Si Riley yang pirang ingin kau goda itu adalah asisten pelatih, dan Pete adalah asisten pribadinya , ku rasa”.
“aku ingin menggoda keduanya , sebenarnya. Pete lucu dengan tampilan anak baik- baiknya tapi dia membutuhkan lebih banyak daging di tulang- tulangnya. Dan Riley terlihat mudah- dan menyegarkan. Mereka berdua pastinya hangat, dan di ambang kepanasan. Berapa usia mereka menurutmu? Tiga puluhan?”
“Remington berusia 26 “, katanya, “kurasa mereka lebih tua. Remy pasti lebih muda. Bagaimana menurutmu mereka bisa bertemu?”.
“kaulah yang tau tiap detail informasinya , jadi kenapa kau mencari tau dariku? Aku tak menghabiskan sepanjang hari mengintai orang di google”. Hanya dia. Sialnya.
“Brooke , beritahu kami pekerjaan tentangf baru mu,” Kyle mengintrupsi dari kursi pengemudi. “ kau tidak serius tinggal dengan pria dengan reputasi?”
butuhy beberapa saat bagiku untuk menjawab, karena aku masih kaget karena sekarang aku memiliki pekerjaan, bahkan meskipun itu hanya sementara.
Aku selalu di beritahu bahwa aku di lahirkan u ntuk berlari ketika aku masih muda, dan ketika aku cedera, ada banyak hari- hari bukan bahkan bulan- bulan, ketika aku merasa bahwa aku bukanlah apa- apa. Rehabilitasi olahraga menyembuhakan ku dengan cara yang mungkin tak mungkin aku sembuhkan, dan sekarang semakin aku berpikir tentang hal itu, semakin aku merasa senang akan membantu pria seagresif remington , yang tubuhnya di hajar dengan brutal dan pasti membutuhkan perhatian dan kasih sayang yang serius.
“aku akan melakukannya, Kyle. Bahkan jika semuanya berjalan denhgan baik dan syarat- syarat kontrak mereka tidak gila , aku akan pergi minggu ini. Aku berjanji aku bisa mengurus diriku sendiri, tanya saja ke guru beladiriku. Aku sudah menendang pantat nya beberapa kali. Aku akan berpergian, yang akan menyenangkan, dan aku mungkin berkesampatan menjadi agen rehab bebas jika aku mendapat referensi yang baik. Aku bahkan tidak harus melewati berbagai wawancara kerja jika itu terjadi”.
“orang ini bisa mengalahkan gajah. Apakah kau tidak melihatnya? Pandora yakin sekali melihatnya”.
“dude, tak ada yang perlu dilihat kecuali dia. Orang itu bahkan bisa melatih gajah- gajah sialan itu”, Kata Pandora dari depan. Dia sibuk mengisap rokok elektroniknya dan meniupnya ke udara. Karena ini adalah minggu pertama dia harus “berhenti” merokok secara nyata.
“Melanie”, kataku memperingatkan. “berapa banyak yang kau punya?” aku melihat dia memiliki botol kecil vodka di tangannya dan aku bisa menyimpulkan bahwa dia mencuri dari bar remington. Aku menutup tutup btolnya dan memasukannya ke dalam tas ku. “aku akan berkerja untuk mereka, jadi tolonglah jaga prilaku mu”.
“hanya untuk melihat apa yang akan mereka lakukan, Girl, ayolah”. Pandora memohon.
Tertawa, kyle menuju langsung ke drive- thru dan mulai memesan salah satu dari semuanya. Aku mengambil tas ku yang berisi satu kondom dan kartu kreditku,” bajingan” kataku, lalu melemparkan kondom padanya. “kalian ke kanak- kanakan. Berhenti dari jendela terkutuk itu. Kau akan makan semua yang kau pesan”.
Ketika Kyle berhenti di Drive – Thru McDonald berikutnya, aku benar- benar marah. Aku membuat mereka menunggu untuk membayar pesana, dan kemudia melangkah keluar dari mobil dan pergi ke Escalade. Aku menyerahkan dua Happy Meals dan dua pai apel melalui jendela pengemudi“Ini. Maaf tentang ini. Aku bilang tak perlu mengikuti ku. Aku tampaknya akan berputar- putar dengan teman- temanku. Tapi aku akan pulang dengan selamat, pulanglah ke hotel”.
“Tidak bisa”, kata Pete dari belakang kemudi saat Riley mulai menyantap kentang gorengnya.
“ini adalah kentang goreng terkutuk yang terbaik”, ia bergumam.
“ya, terimakasih, Miss Dumas', tambah Pete , ekspersinya benar- benar geli saat menatapku.
“Brooke . Please”. Aku melirik teman- temanku karena mereka duduk di mobil dengan lampu hazard dan wajah mereka mengarah ke arah sini dan aku mendesah. “ jadi apakah kalian selalu mengikuti intruksi yang tertulis?”
“untuk si T”. Pete keluar dari mobil, dan menuju ke Altima Kyle dan membukakan pintu belakang untukku. Bagian dalam mobil terdiam sampai aku masuk ke dalam dan kami akhirnya menuju rumah.
“kurasa dia seksi karena dia ingin kau sampai di rumah dengan selamat”.
“Melanie sekarang kau merasa McDonald itu “HOT”, dan kau muntah saat melihat Supersize me dan sudah memblokir nya sejak itu. Napasmu bau seperti Vodka dan Quarter Pounder”.
“Nah, Brooke. Jika kau telah minum denganku. Kau tak akan ,mencium bauku. Tak ada lagi alasan. Tak ada lago 'aku harus bertanding besok. ' kau harus mabuk dan memberi remington berapapun bayi yang dia inginkan”.
“dia ingin kembar tapi aku sudah mengatakan aku ingin menunggu pernikahan di Vegas”, aku menyerahkan padanya vitamin B Dan C kompleks untuk di kunyah. “ini, hisap ini. Aku tau ini bukan apa yang kau inginkan, tapi ini akan mengeluarkan alkohol dari sistem mu dengan cepat”.
“terimakasih dokter. Aku akan merindukanmu. Tapi ini sudah saatnya tidak lagi Nora yang mendapat sedikit kesenangan. Menyebalkan ketika adik mu memiliki kehidupan sex yang lebih baik daripada dirimu bahkan ketika kau lebih cantik ndaripada dia, Brookey. Ku mohon., kumoooohon sms aku tiap hari”.
Sambil tersenyum, aku membawanya mendekat, dan aku berharap benar- benar bisa berbicara dengannya. Aku tidak tau apa yang telah aku lakukan , tapi aku senang. Yang aku tau adalah pasti adalah aku tak akan mundur dari perjanjian ini. Ayah dan ibuku akan bahagia bahwa aku memberi momentum ke arah yang baru, dan aku hanya terlalu senang bbahwa ketika aku berbicara dengan mereka minggu pagi nanti, jawaban untuk ucapan mereka, yang selalu “sudah adakah tawaran pekerjaan?” dan akhirnya jawabanya adalah iya.
Baiklah, walaupun itu hanya untuk tiga bulan, tapi aku melakukan keajaiban bagi karir ku. Plus, rasanya baik untuk karir profesionalku, setelah segala macam persiapan. “aku akan melakukannya , Mel”, aku mengatakan padanya saat dia sibuk mengisap tabletnya.
“ketika dia menciummu , kau harus mengsms ku dua kali”
“Mel dia menyewa ku sebagai specialis. Tak akan ada ciuman, ini semua profesional”.
“Persetan, dengan profesional!” dia protes.
“Tetap profesional, Brooke”, kata Kyle memperingatkan. “kalau tidak aku akan mampir dan menghentikan dia”.
“aku senag kau mengatakan 'kata- kata', Kyle, itulah mengapa pria seperti mu bisa lolos ketika ,menghadapi Remington Tate” pandora mengatakan padanya sebelum dia meledak tertawa.
Aku tersenyum, karena bayangan Kyle berhadapan dengan Remington benar- benar lucu. Sebuah bayangan terakhir berkedip dalam pikiranku, dan aku melihat dia seperti aku melihat dia, menatapku tanpa rasa bersalah, seseksi sex itu sendiri, dan aku bertanya- tanya bagaiamana rsanaya ketika aku meletakkan tanganku di tubuhnya.
Pekerjaan ku sangat spesifik. Tak ada cara membantu klien selain menyentuh. Aku sudah merehab siswa di sekolah menengah, merawat cedera seperti aku merawat lututku, tapi aku tak pernah benar- benar menyentiuh pria yang aku inginkan seperti dia. Setiap kali dia berlatih, dia akan membutuhkan peregangan , dan itu benar- benar tugasku. Sekarang satru- satunya tujuanku adalah memastikan Remington tate terus berjuang seperti seorang juara. Tiba- tiba aku tak sabar untuk kembali pada tim, bahkan jika aku berada di sisi berbeda pada saat itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar